Hubungan Penayangan Iklan Rexona For Men Dengan Minat Beli Konsumen Pria ( Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Penayangan Iklan Rexona For Men Dengan Minat Beli Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Serdang Bedagai ).

(1)

HUBUNGAN PENAYANGAN IKLAN REXONA FOR MEN

DENGAN MINAT BELI KONSUMEN PRIA

(Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Penayangan Iklan Rexona

For Men Dengan Minat Beli Pegawai Negeri sipil Di Kabupaten

Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan

Sarjana (S 1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

ADRIAN RINALDY

030922001

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Panitia Penguji Skripsi

Ketua : Drs. Amir Purba, MA. ( )

Anggota I : Dra. Rusni, MA. ( )


(3)

DAFTAR TABEL Tabel I.8 : Operasionalisasi variabel. Tabel IV.1 : Usia Responden

Tabel IV.2 : Pangkat/ Golongan

Tabel IV.3 : Tingkat Pendidikan Terakhir Tabel IV.4 : Tingkat Penghasilan

Tabel IV.5 : Waktu Responden paling sering menonton Televisi Tabel IV.6 : Frekuensi Menonton Televisi dalam Satu Hari Tabel IV.7 :Stasiun Televisi yang paling sering Ditonton

Tabel IV.8 : Jenis Acara yang paling sering ditonton di Televisi Tabel IV.9 : Alasan Utama Responden Menonton Televisi

Tabel IV.10 : Tingkat Keseringan Menyaksikan Tayangan Iklan di Televisi

Tabel IV.11 : Alasan Utama Responden Menyaksikan Iklan di Televisi Tabel IV.12 : Tingkat Keseringan Menyaksikan Tayangan Iklan Rexona

For Men

Tabel IV.13 : Waktu Responden paling sering menyaksikan Iklan Rexona for Men

Tabel IV.14 : Tanggapan Responden terhadap Tayangan Iklan Rexona For Men

Tabel IV.15 : Frekuensi Stasiun Televisi Yang Paling Sering Menayangkan Iklan Rexona For Men

Tabel IV.16 : Tingkat Keseringan Menyaksikan Tayangan Iklan Rexona For Men hingga saat ini

Tabel IV.17 : Tingkat ketertarikan Responden terhadap elemen-elemen Iklan Rexona For Men

Tabel IV.18 : Frekuensi Durasi Iklan dalam Penyampaian Pesan

Tabel IV.19 : Tingkat Kejelasan Informasi dari Tayangan Iklan Rexona For Men

Tabel IV.20 : Minat Responden pada Iklan Rexona For Men

Tabel IV.21 : Tingkat Ketertarikan Responden pada Produk Rexona For Men


(4)

Tabel IV.22 : Tingkat Ketertarikan Responden untuk membeli produk Rexona For Men setelah menyaksikan tayangan iklannya Tabel IV.23 : Faktor Utama Ketertarikan Responden untuk Membeli

Produk Rexona For Men

Tabel IV.24 : Rencana waktu untuk membeli produk Rexona For Men Tabel IV.25 : Tabel Hubungan antara Pangkat/Golongan Responden

dengan Tingkat Keseringan Menyaksikan Tayangan Iklan Rexona For Men di Televisi

Tabel IV.26 : Tabel Hubungan antara Usia Responden dengan Minat Responden pada Iklan Rexona For Men

Tabel IV.27 : Tabel Hubungan antara Tingkat Keseringan Menyaksikan Tayangan Iklan Rexona For Men dengan Tingkat

Ketertarikan Responden pada Produk Rexona For Men Tabel IV.28 : Tabel Hubungan antara Tingkat Pendidikan Responden

dengan Kejelasan Informasi dari Tayangan Iklan Rexona For Men

Tabel IV.29 : Tabel Hubungan antara Frekuensi Durasi Iklan Rexona For Men dengan Kejelasan Informasi dari Tayangan Iklan Rexona For Men

Tabel IV.30 : Tabel Hubungan antara Tingkat Kejelasan Informasi Tayangan Iklan Rexona For Men dengan Tingkat

Ketertarikan Responden untuk membeli Produk Rexona For Men

Tabel IV.31 : Tabel Hubungan antara Tanggapan Responden terhadap Iklan Rexona For Men dengan Faktor Utama Ketertarikan Responden untuk membeli Produk Rexona For Men Tabel IV.32 : Tabel Hubungan antara Frekuensi Tingkat Penghasilan

Responden dengan Waktu Rencana Responden untuk membeli Produk Rexona For Men

Tabel IV.33 : Tabel Skor Hubungan Penayangan Iklan Rexona For Men Dengan Minat Beli Konsumen Pria


(5)

DAFTAR ISI

Abstraksi ………. . i

Kata Pengantar ……….. iii

Daftar Isi ……….. vi

Daftar Tabel ……… ix

Daftar Gambar ………... xi

Daftar Lampiran ………. xii

Daftar Pustaka ……… xiii

BAB I : PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

I.2 Perumusan Masalah ………. …... 3

I.3. Pembatasan Masalah ………. 3

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 4

I.5. Kerangka Teori ………. 4

I.5.1. Teori Agenda Setting ……… 5

I.5.2. Teori AIDDA ……… 5

I.5.3. Teori 7 C of Communication ……… 6

I.5.4. Konsep Posisioning ……… 6

I.6. Kerangka Konsep ………. 7

I.7. Model Teoritis ……… 8

I.8. Operasionalisasi variabel ……… 10

I.9. Definisi Operasional ………. 10

I.10. Hipotesis Penelitian ……….. 11

I.11. Sistematika Penulisan ……….. 11

BAB II : LANDASAN TEORITIS II.1, Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa ……… 13

II.1,1. Teori Komunikasi ……….. 13

II.1,2. Teori Komunikasi Massa ………. 15

II.2. Teori Agenda Setting ……….. 18

II.2.1. Sejarah Agenda Setting ……….. 18


(6)

II.3. Teori AIDDA ………. 25

II.4. Teori 7 C of Communication ……….. 27

II.5. Konsep Posisioning ………. 29

II.6. Implementasi Teori ……….. 30

BAB III METODOLOGIPENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 32

III.1 1 Deskripsi Kabupaten Serdang Bedagai ……… 32

III.1.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai 32 III.1.1.2 Geografis ... 35

III.1.1.3 Pemerintahan ... 35

III.1.1.4 Penduduk dan Ketenagakerjaan ... 36

III.1.1.5 Sosial ... 37

III.1 2 Deskripsi Pemkab Serdang Bedagai ……… 42

III.2 Metode Penelitian ……… 44

III.3 Lokasi Penelitian ……… 45

III.4. Waktu Penelitian ……… 45

III.5. Populasi dan Sampel ……… 45

III.5.1. Populasi ……… 45

III.5.2. Sampel ………. 46

III.6. Metode Pengumpulan Data ……… 48

III.7. Metode Analisa Data ……… 48

BAB IV: PEMBAHASAN IV. 1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ……….. 51

IV.1.1. Tahap Awal ……… …. 51

IV.I.2. Pengumpulan Data ……… 52

IV.2. Proses Pengolahan Data ………. 52

IV.2.1. Penomoran Kuesioner ………. 52

IV.2.2. Editing ………. 53

IV.2.3.Coditing ………. 53


(7)

IV.2.5. Tabulasi Data ……….. 53

IV.3.Analisa Tabel Tunggal ……… 53

IV.3.1. Karakteristik Responden ……… 53

IV. 3.2. Konsumsi Televisi dan Iklan ……… 58

IV. 3.3 Minat Beli Responden terhadap Produk ……….. 75

IV.4. Analisa Tabel Silang ………... 81

IV.5, Pengujian Hipotesis ……… 91

IV.6. Pembahasan ………... 97

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ………..… 100


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Persetujuan Judul

Lampiran 2 : Berita Acara Seminar Outline Skripsi Lampiran 3 : Surat Penelitian

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai

Lampiran 5 : Kuesioner

Lampiran 6 : Tabel Frequency Column Lampiran 7 : Tabel Harga Kritis

Lampiran 8 : Berita Acara Bimbingan Lampiran 10 : Biodata


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Hubungan Penayangan Iklan Rexona For Men Dengan Minat Beli Konsumen Pria ( Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Penayangan Iklan Rexona For Men Dengan Minat Beli Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Serdang Bedagai ).

Sembah sujud dan terimakasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis, Eddie Asmadi dan Asliaty, atas kasih sayang paling tulus yang pernah ada, cinta, perhatian, dukungan, semangat dan hal-hal lain yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu sejak penulis kecil hingga saat ini. Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam untuk istriku tercinta Sri Rahayu yang selama ini selalu setia mendampingi penulis, memberikan dorongan moral dan semangat dikala penulis hampir menyerah dalam menyelesaikan skripsi ini. Adik-adik penulis, Alda Windra dan Rizky Triandi atas segala kasih sayang dan dukungan yang takkan tergantikan oleh siapapun. Juga untuk Putri kecilku (Almh) Keysha Fathi Salsabila, yang akan selalu menjadi kekuatan bagi penulis sampai kapanpun.

Segala usaha dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(10)

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA.. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, atas bantuan yang diberikan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU dan selama penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dra. Rusni, MA., Dosen pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua bimbingan, bantuan dan dukungan yang telah Ibu berikan selama ini.

4. Bapak OK Arya Zulkarnain, MM. Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian skripsi ini.

5. Dosen-dosen FISIP USU umumnya dan Dosen-dosen Ilmu Komunikasi khususnya, atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Staf Administrasi Jurusan, Kak Cut, Kak Ros, untuk bantuannya. 7. Teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi (extension) angkatan 2003.

8. My Best Friend Heri Aprianda Faisal ( keep our brotherhood lasts forever man….)

9. Sahabat-sahabatku ex G-Jo DETAK ’00, Alfian, Andri, Andrew, Amir, Andi, Chrisman, Kandar & Ozzy. Semoga kita tetap satu selamanya.

10. Semua responden Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemkab Serdang Bedagai, atas bantuan dan kesediaannya untuk mengisi kuisioner yang diberikan. Karena tanpa bantuannya skripsi ini tidak akan pernah berhasil diselesaikan.


(11)

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2008 Penulis

Adrian Rinaldy

.


(12)

DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 : Model Teoritis

Gambar II.1 : Model Agenda Setting Dalam Periklanan Gambar II.2 : Skema Proses Teori AIDDA


(13)

ABSTRAKSI

HUBUNGAN PENAYANGAN IKLAN REXONA FOR MEN DENGAN MINAT BELI KONSUMEN PRIA

(Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Penayangan Iklan Rexona For Men dengan Minat Beli Pegawai Negeri Sipil Pria di

Kabupaten Serdang Bedagai)

Di masa sekarang ini televisi muncul sebagai salah satu media komunikasi massa yang utama. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, terutama sifatnya yang audio-visual (dapat dilihat dan didengar) membuat pesan yang disampaikan memiliki daya rangsang yang tinggi dan menarik masyarakat untuk cenderung mengkonsumsinya.

Sementara persaingan usaha saat ini juga telah mendesak para produsen untuk mencari cara untuk membuat iklan bagi produk mereka sedemikian rupa sehingga pemirsa menjadi tertarik, dan salah satu media periklanan yang efektif saat ini adalah iklan di Televisi karena mampu menjangkau konsumen dalam ruang lingkup yang besar dan luas dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan media iklan lainnya.

Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Teori Agenda Setting. Teori ini menyatakan bahwa media massa tidak mengatakan pada publiknya yang harus dipikirkan, melainkan mempengaruhi publik untuk berpikir tentang apa yang harus dipikirkan. Dalam penelitian ini penggunaan Teori Agenda Setting adalah bagaimana iklan produk Rexona for Men yang ditayangkan di Televisi mampu mempengaruhi konsumen, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil Pria di Kabupaten Serdang Bedagai hingga tertarik untuk membeli produk tersebut.

Metode Penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu untuk menemukan ada-tidaknya hubungan antara dua variabel dan jika terdapat hubungan, seberapa erat hubungan tersebut. Populasi penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil Pria di Kabupaten Serdang Bedagai, jumlah sample diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % sehingga diperoleh jumlah sample sebanyak 86 orang. Adapun teknik pengambilan sample berstrata proporsional. Pengumpulan data dilakukan dengan


(14)

mengumpulkan data dari bahan pustaka yang diperoleh dari buku-buku dan website serta bahan-bahan bacaan yang relevan, serta data-data yang diperoleh melalui kuisioner kepada para responden. Metode analisa data menggunakan dua metode yaitu analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat atau tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.

Berdasarkan perhitungan data dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment diperoleh harga r temuan > r tabel (0,56 > 0,4). Dengan menggunakan rumus t, diperoleh harga t temuan > t hitung (5,801 > 1,668), hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat hubungan antara penayangan iklan produk Rexona For Men dengan minat beli PNS Pria di lingkungan Pemkab Serdang Bedagai.” Dapat diterima. Untuk melihat tinggi rendahnya hubungan digunakan Skala Guildford dan diperoleh hubungan yang cukup berarti antara dua variabel tersebut.


(15)

ABSTRAKSI

HUBUNGAN PENAYANGAN IKLAN REXONA FOR MEN DENGAN MINAT BELI KONSUMEN PRIA

(Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Penayangan Iklan Rexona For Men dengan Minat Beli Pegawai Negeri Sipil Pria di

Kabupaten Serdang Bedagai)

Di masa sekarang ini televisi muncul sebagai salah satu media komunikasi massa yang utama. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, terutama sifatnya yang audio-visual (dapat dilihat dan didengar) membuat pesan yang disampaikan memiliki daya rangsang yang tinggi dan menarik masyarakat untuk cenderung mengkonsumsinya.

Sementara persaingan usaha saat ini juga telah mendesak para produsen untuk mencari cara untuk membuat iklan bagi produk mereka sedemikian rupa sehingga pemirsa menjadi tertarik, dan salah satu media periklanan yang efektif saat ini adalah iklan di Televisi karena mampu menjangkau konsumen dalam ruang lingkup yang besar dan luas dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan media iklan lainnya.

Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Teori Agenda Setting. Teori ini menyatakan bahwa media massa tidak mengatakan pada publiknya yang harus dipikirkan, melainkan mempengaruhi publik untuk berpikir tentang apa yang harus dipikirkan. Dalam penelitian ini penggunaan Teori Agenda Setting adalah bagaimana iklan produk Rexona for Men yang ditayangkan di Televisi mampu mempengaruhi konsumen, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil Pria di Kabupaten Serdang Bedagai hingga tertarik untuk membeli produk tersebut.

Metode Penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu untuk menemukan ada-tidaknya hubungan antara dua variabel dan jika terdapat hubungan, seberapa erat hubungan tersebut. Populasi penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil Pria di Kabupaten Serdang Bedagai, jumlah sample diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % sehingga diperoleh jumlah sample sebanyak 86 orang. Adapun teknik pengambilan sample berstrata proporsional. Pengumpulan data dilakukan dengan


(16)

mengumpulkan data dari bahan pustaka yang diperoleh dari buku-buku dan website serta bahan-bahan bacaan yang relevan, serta data-data yang diperoleh melalui kuisioner kepada para responden. Metode analisa data menggunakan dua metode yaitu analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat atau tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.

Berdasarkan perhitungan data dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment diperoleh harga r temuan > r tabel (0,56 > 0,4). Dengan menggunakan rumus t, diperoleh harga t temuan > t hitung (5,801 > 1,668), hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat hubungan antara penayangan iklan produk Rexona For Men dengan minat beli PNS Pria di lingkungan Pemkab Serdang Bedagai.” Dapat diterima. Untuk melihat tinggi rendahnya hubungan digunakan Skala Guildford dan diperoleh hubungan yang cukup berarti antara dua variabel tersebut.


(17)

BAB I

Hal ini sejalan dengan salah satu teori komunikasi yaitu Agenda Setting. Dalam teori ini dikatakan bahwa media memainkan peranan penting dalam menentukan opini khalayak terhadap suatu hal (Rakhmat, 1993;68). Teori positioning sebagai bagian dari teori Agenda Setting dimana penayangan iklan ditelevisi memiliki kaitan erat dengan teori ini dimana dengan penayangan iklan suatu produk secara berulang-ulang dan kontinyu dalam jangka waktu tertentu akan memberikan efek terhadap minat beli pemirsa yang menyaksikan terhadap produk tersebut, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh teori posisioning tersebut bahwa posisioning adalah suatu usaha untuk menempatkan suatu produk, merek,

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi teknologi sekarang ini dimana teknologi komunikasi dan informasi telah berkembang dengan demikian pesat dan nyaris tanpa batas, televisi muncul sebagai salah satu media komunikasi massa yang utama. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya televisi menjadi begitu populer, utamanya karena sifatnya yang audio-visual (dapat dilihat dan didengar) sehingga pesan yang disampaikan memiliki daya rangsang yang tinggi dan menarik masyarakat untuk cenderung mengkonsumsinya.

Hadley Read (dalam Idris, 1979 : 3) menyatakan ada tiga hal mengenai pentingnya kedudukan visual (gambar) pada televisi yaitu ; pertama, gambar-gambar yang baik akan menarik dan mengikat perhatian penonton. Gambar-gambar akan membantu memusatkan kembali perhatian penonton pada pesan yang dikemukakan. Kedua, Gambar-gambar membantu penonton untuk menafsir makna pesan yang dikemukakan. Ketiga, Gambar-gambar meningkatkan kemampuan penonton untuk menyimpan pesan-pesan yang dikemukakan (sesuatu yang kita terima dengan bantuan gambar-gambar akan lebih lama tersimpan dalam ingatan kita daripada tanpa gambar).


(18)

perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya.

Periklanan sendiri merupakan salah satu bagian dari usaha pemasaran yang cukup penting dilakukan oleh perusahaan, lembaga ataupun instansi untuk meningkatkan penjualan. Bagi dunia usaha, iklan dapat merupakan suatu kekuatan ekonomi sosial yang penting. Hal ini disebabkan karena masyarakat atau calon konsumen menganggap iklan sebagai sumber informasi tentang produk yang baru.

Persaingan usaha saat ini juga telah mendesak para produsen untuk mencari cara untuk membuat iklan bagi produk mereka sedemikian rupa sehingga pemirsa menjadi tertarik, jadi tidak hanya sekedar memberikan penjelasan terhadap produk tetapi juga menumbuhkan suatu citra terhadap produk itu sendiri. Maka dari itu dibutuhkan kreativitas dari produsen dalam membuat suatu iklan tersebut, misalnya dengan memasukkan sosok seorang public figure dalam iklan, memasukkan unsur-unsur tertentu seperti humor, kesan macho atau feminin, bahkan terkadang dengan membandingkan produk dengan kompetitornya.

Rexona sebagai salah satu produk deodorant (pengharum tubuh) selama ini telah dikenal luas dengan imagenya sebagai produk yang digunakan oleh kaum hawa (wanita) saja, namun seiring dengan waktu saat ini Rexona juga mulai menjadikan pria sebagai pangsa pasarnya, untuk itu produsen membuat Rexona For Men sebagai deodorant khusus bagi pria.

Untuk menunjang pemasaran produk baru tersebut maka pihak produsen Rexona saat ini dengan gencar melakukan promosi, salah satunya yang paling sering dilakukan adalah melalui iklan di televisi swasta. Untuk lebih menimbulkan ketertarikan mereka mengemas iklan tersebut sedemikian rupa, dimana digambarkan bahwa produk Rexona for Men ini memang diciptakan untuk memberikan perlindungan bagi kaum pria yang selalu aktif dan dinamis dari masalah keringat dan bau badan, dengan kata lain secara intrinsik iklan tersebut mencerminkan bahwa pria


(19)

juga membutuhkan produk deodorant khusus untuk menjaga penampilannya.

Sedangkan populasi sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pria di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai di kota Sei Rampah.

Adapun pertimbangan-pertimbangan populasi sampel adalah :

1. Populasi sampel adalah kelompok PNS pria yang telah aktif bertugas (rentang usia 18 – 56 tahun) keseluruhan sebagai responden.

2. Populasi sampel adalah kelompok pria yang telah memiliki penghasilan tetap yang memungkinkan mereka untuk mengambil sikap atau tindakan membeli (buying action).

3. Efektivitas dan efisiensi waktu karena penulis saat ini berdomisili dan bekerja di Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Uraian yang telah dikemukakan diatas tersebut menarik perhatian peneliti untuk meneliti hubungan antara penayangan iklan Rexona For Men dengan minat pria untuk menggunakannya.

I.2 Perumusan Masalah

Didasari oleh latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut yaitu, “Sejauh manakah hubungan antara penayangan iklan Rexona for Men dengan minat konsumen pria untuk menggunakannya.”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, dan untuk menghasilkan uraian yang sistematis, maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian adalah iklan Rexona for Men versi “Perlindungan Ekstrim untuk Pria”

2. Produk yang diiklankan adalah produk deodorant (pengharum tubuh) 3. Responden yang diambil adalah Pegawai Negeri Sipil Pria di


(20)

4. Minat beli yang dimaksud adalah minat dalam arti dorongan, tujuan, dan keinginan yang timbul dikalangan remaja pria dibalik tindakan membeli produk, dimana akan dilihat pengaruh dari penayangan iklan produk tersebut terhadap minat beli konsumen.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui sejauh mana minat PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai terhadap iklan Rexona for Men.

2. Mengetahui dan melihat sejauh mana hubungan antara minat mereka terhadap iklan Rexona for Men dengan minat mereka untuk mengkonsumsi produk tersebut.

3. Manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah sebagai sumbangan atau masukan dalam pengembangan ilmu komunikasi.

b. Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

I.5. Kerangka Teori

Untuk memecahkan suatu masalah dengan jelas, sistematis dan terarah, diperlukan teori-teori yang mendukung sebagai landasan berpikir sehingga menghasilkan pembahasan yang jelas. Karena itu perlu disusun kerangka teori yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti (Nawawi, 1991:40).

Pada peneltian ini digunakan juga beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian untuk digunakan sebagai panduan atau landasan, yaitu sebagai berikut :

1. Teori Agenda Setting 2. Teori AIDDA


(21)

I.5.1. Teori Agenda Setting

Teori Agenda Setting muncul pertama kali sekitar tahun 1973, teori ini diperkenalkan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald L. Shaw dengan publikasi pertamanya berjudul “The Agenda Setting Function Of The Mass Media”. Publikasi Opinion Quarterly No. 37.

Teori Agenda Setting menurut Cohen (Rakhmat, 1993;68) yaitu : “The press is significantly more than a surveyor of information and opinion it may not be successful much pf the time in telling the people what to think, but is stunningly successful in telling them what to think about.”

Maksudnya adalah bahwa teori Agenda Setting tidak dapat menentukan “apa yang harus dipikirkan” oleh masyarakat tetapi dapat berpengaruh terhadap “apa yang dipikirkan” oleh masyarakat atau persepsi masyarakat tentang apa yang dianggap penting dengan kata lain media massa mungkin tidak selalu dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap tetapi cukup mampu memberikan pengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang.

Lebih lanjut Mc Combs dan L. Shaw (Rakhmat, 1993 ; 68) memberikan asumsi dasar teori Agenda Setting ini yaitu bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Jika media memberikan tekanan pada suatu kejadian maka media itu akan mempengaruhi opini khalayak terhadap kejadian tersebut.

I.5.2. Teori AIDDA

Teori AIDDA atau disebut juga teori pendekatan persuasi adalah proses komunikasi yang terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : 1. A → Attention Perhatian

2. I → Interest Rasa Tertarik 3. D → Desire Keinginan 4. D → Decistion Keputusan

5. A → Action Sikap atau tindakan

Proses pentahapan ini mengandung makna bahwa konumikasi dimulai dengan membangkitkan perhatian (Attention), apabila perhatian


(22)

komunikan telah terbangkit harus disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest), minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya keinginan (Desire) komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan komunikator. Setelah timbul keinginan harus diikuti oleh keputusan (Decision) yakni keputusan untuk mengambil sikap atau tindakan (Action). (Effendy, 2000 ; 305)

I.5.3. Teori 7 C of Communication

Menurut Cutlip & Center ( Rosady, 1997; 72-74) bahwa teori 7 C of Communication terdiri dari 7 elemen penting yang haru dipenuhi agar suatu pesan yang disampaikan Komunikator dapat diterima dengan baik oleh Komunikan yaitu :

1. Credibility.(Kredibilitas) 2. Context (Konteks) 3. Content (Isi) 4. Clarity (Kejelasan)

5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi) 6. Channels (Saluran)

7. Capability of Audience (Kemampuan Audiens)

Konsep Posisioning

Rhenald Kasali (1992;157) Menyatakan posisioning sebagai salah satu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau kensumennya. Upaya ini dianggap perlu karena situasi masyarakat atau pasar konsumennya sudah over communicated.

Menurut David A. Acker (Kasali, 1992;156) ada beberapa cara untuk melakukan strategi posisioning. Strategi ini dapat diterapkan melalui :

1. Penonjolan karakteristik produk 2. Penonjolan harga dan mutu 3. Penonjolan penggunaannya


(23)

5. Posisioning menurut kelas produk

6. Posisioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya 7. Posisioning langsung terhadap pesaing.

Dalam hal ini positioning yang digunakan adalah penonjolan karakteristik produk deodoran yang ditujukan untuk kaum pria.

I.6. Kerangka Konsep

Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya, inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial, melalui konsep. Peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (event) yang berkaitan satu sama lain (Singarimbun, 1989 ; 32)

Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang sebenarnya adalah rumusan definitif (singkat, padat dan kompak) tentang dugaan rasional sebagai jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan ketidakbenarannya. Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran nasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1993 :40)

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

Adalah variabel yang menjadi pendahuluan atau penyebab dari variabel lain, atau yang mempengaruhi munculnya variabel lain (Y) Variabel X dalam penelitian ini adalah iklan Rexona For Men di Televisi.

2. Variabel Terikat (Y)

Adalah Variabel yang muncul setelah adanya variabel bebas (X) dan masih mempunyai kaitan gejala dengan X


(24)

Variabel Y dalam penelitian ini adalah Minat Beli Konsumen terhadap produk Rexona for Men setelah menyaksikan iklannya

I.7. Model Teoritis

Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan dikelompokkan, maka dapat dibentuk suatu model teoritis sebegai berikut

: X Y

Gambar I.1 : Model Teoritis Keterangan :

X = Variabel bebas Y = Variabel terikat

Yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah elemen-elemen iklan Rexona for Men tersebut antara lain :

- Frekuensi penayangan iklan, semakin tinggi frekuensi penayangan suatu iklan maka akan semakin sering iklan tersebut ditonton oleh masyarakat sehingga akan semakin besar kemungkinan konsumen tertarik terhadap iklan tersebut, dimana selama periode September 2006 frekuensi rata-rata untuk setiap stasiun televisi sekitar 10 – 20 kali penayangan.

- Frekuensi menyaksikan iklan, semakin sering responden menyaksikan iklan maka akan semakin besar pula kemungkinan responden tertarik pada iklan tersebut.

- Alur/jalan cerita iklan, selain durasi, alur/jalan cerita iklan juga berperan dalam menarik minat konsumen, dimana iklan yang efektif adalah iklan yang mampu menyentuh konsumen, baik itu melalui penonjolan karakteristik propduk, penggunaan unsur seperti humor dalam iklan, penggunaan public figure, dsb. Iklan Rexona for Men ini mengambil setting cerita di sebuah kota fiktif bernama Stunt City dimana masyarakatnya tampak begitu aktif dan dinamis. Adegan diawali oleh

Iklan Rexona For Men

Minat Beli


(25)

seorang pria muda yang tengah bersiap untuk pergi dari rumahnya. Terlebih dahulu dia mengambil deodoran Rexona for Men dari lemarinya dan mengenakannya, lalu keluar dari jendela kamarnya yang terletak di lantai atas bangunan dan langsung meloncat ke atap sebuah bus yang melaju kencang. Adegan lalu menunjukkan pria lain yang menghentikan taksi, namun ia tidak masuk ke taksi tersebut melainkan melompat dan bergantung di bagian belakang taksi yang juga melaju kencang. Adegan kemudian berpindah ke sekelompok pria yang sedang bergantung di bawah sebuah helikopter, kemudian salah seorang menjatuhkan diri ke kaca atap sebuah gedung, kemudian langsung duduk di meja dimana teman-temannya sudah menunggu. - Slogan/Jingle yang digunakan dalam iklan ini adalah “Perlindungan

ekstrim bagi pria ekstrim” dan diikuti juga dengan slogan yang sudah menjadi tradisi bagi produk Rexona lainnya yaitu “ Setia setiap saat”. Pemilihan slogan ini membuktikan bahwa Produk Rexona for Men ini memang diciptakan untuk kaum pria, khususnya yang selalu aktif dan dinamis dalam beraktivitas sepanjang hari.

- Isi pesan, iklan yang baik harus dapat menyampaikan pesan yang ingin dikomunikasikan dengan baik sehingga tujuan komunikator (produsen dan produk yang diiklankan) untuk mempengaruhi komunikan (konsumen) dapat terwujud. Adapun iklan Rexona for Men ini berusaha menyampaikan bahwa konsumen pria sebagai segmen pasarnya berbeda dengan wanita sehingga membutuhkan produk deodorant khusus dalam hal ini produk Rexona for Men.

- Model pada iklan ini adalah sejumlah pria yang terlihat sangat aktif dan dinamis dalam beraktivitas. Pemilihan model ini sesuai dengan tema yang di bawa dalam slogan iklan yaitu “Perlindungan ekstrim bagi pria ekstrim”

- Durasi iklan atau masa tayang iklan, dengan durasi iklan yang lebih lama maka berbagai keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut dapat ditonjolkan dengan lebih baik dan lebih banyak, walupun tidak selamanya iklan yang berdurasi panjang lebih efektif daripada iklan


(26)

dengan durasi pendek, durasi iklan Rexona for Men itu sendiri adalah 15 detik perpenayangan.

I.8. Operasionalisasi variabel.

Independent Variabel (X) Dependent Variabel (Y) Indikatornya :

a. Frekuensi penayangan iklan b. Frekuensi menyaksikan iklan c. Elemen-elemen iklan meliputi : - Alur/Jalan cerita

- Slogan/Jingle - Isi pesan - Model iklan

d. Durasi iklan

Indikatornya

a. Munculnya perhatian responden terhadap iklan

b. Munculnya minat responden terhadap produk

c. Munculnya keinginan responden untuk membeli produk

I.9. Definisi Operasional

Definisi Operasional digunakan untuk memberikan definisi/batasan atas hal-hal akan dijadikan pembahasan dalam suatu penelitian Berikut dikemukakan variabel-variabel definisi operasional :

1. Variabel bebas (Independent variabel).

Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya variabel lain yakni variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan Rexona for Men, indikator-indikatornya adalah sebagai berikut :

- Frekuensi penayangan Iklan - Frekuensi menyaksikan Iklan - Durasi Iklan

- Elemen-elemen iklan meliputi : - Alur/Jalan cerita

- Jingle - Isi pesan - Model iklan - Durasi Iklan

2. Variabel terikat (Dependent variabel).


(27)

- Responden tertarik / tidak tertarik terhadap iklan tersebut

- Responden berminat / tidak berminat terhadap produk yang diiklankan - Responden berminat / tidak berminat untuk membeli produk tersebut - Responden memutuskan untuk membeli / tidak membeli produk

tersebut

I.10. Hipotesis Penelitian

Menurut Kerlinger, hipotesis adalah pernyataan yang merupakan terkaan mengenai hubungan dua variabel atau lebih (Sumanto, 1990:30).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara penayangan iklan Rexona for Men dengan minat pria Pegawai Negeri Sipil di Pemeritah Kabupaten Serdang Bedagai untuk membeli dan menggunakannya.

Ha : Terdapat hubungan antara penayangan iklan Rexona for Men dengan minat Pegawai Negeri Sipil di Pemeritah Kabupaten Serdang Bedagai untuk membeli dan menggunakannya.

I.10. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka konsep, model teoritis, operasional variable, defenisi operasional, hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian, deskripsi lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.


(28)

Hasil dan pembahasan : analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa.

BAB V PENUTUP


(29)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

II.1, Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1,1. Teori Komunikasi

Setiap hari, dalam berbagai cara kita berkomunikasi. Kita mengkomunikasikan pemikiran, perasaan, dan keinginan. Sederhana atau kompleks, baik disengaja maupun tidak sengaja, direncanakan maupun tak terencana, aktif maupun pasif, komunikasi merupakan salah satu perlengkapan penting dalam mencapai hasil, pemuasan kebutuhan, dan pemenuhan ambisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan bagian terbesar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. (Effendy,1993;30).

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan sebagainya yang dilakukan seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara tatap muka maupun tidak langsusng melalui media, dengan tujuan untuk mengubah sikap, pandangan, ataupun perilaku (Effendy,1993;60).


(30)

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya.

Dalam proses komunikasi paling sedikit terdapat tiga unsur pokok, yaitu si penyampai pesan (komunikator), pesan (message), dan si penerima pesan (komunikan).

Proses komunikasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu (Effendy,2000;11) :

1. Proses komunikasi secara primer, yaitu proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikannya.

2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau berjumlah banyak.

Ditrinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut (Effendy,1993;53):


(31)

1. Komunikasi lisan (oral communication) 2. Komunikasi tulisan (written communication) b. Komunikasi nirverbal (non verbal communication) 1. Komunikasi kial (gestured communication)

2. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Lain-lain.

c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication) d. Komunikasi bermedia (mediated communication)

Pada dasarnya ada beberapa tujuan dilakukannya komunikasi yaitu (Effendy,1993;55) :

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society)

Adapun fungsi komunikasi pada dasarnya yaitu (Effendy,1993;55): a. Menginformasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence)

II.1,2. Teori Komunikasi Massa

Komunikasi Massa merupakan salah satu dimensi dari komunikasi. Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa


(32)

modern. Media massa modern meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi dan film yang dipertunjukkan digedung bioskop. (Effendy,1993;79) Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan mengirimkan pesan-pesan kepada khalayak luas dan juga merupakan sebuah proses pencarian, penggunaan serta pengaruh pesan terhadap khalayak.

Peradaban dan sejarah ditentukan oleh kekuasaan media pada satu masa. Perkembangan teknologi membuat masyarakat kembali satu dalam “desa global” (global village) yang memungkinkan jutaan orang berhubungan langsung maupun tidak langsung melalui media komunikasi massa.

Media sebagai instistusi sosial melihat media sebagai organisasi yang kompleks dan sebuah instistusi sosial yang penting dalam masyarakat, karena itu media tidaklah semudah mekanisme penyebarluasan informasi dan media tidak mungkin dipisahkan dari institusi masyarakat dimana khalayak berada. Kebanyakan teori kritikal komunikasi melihat media massa sebagai hal yang utama karena potensi media dalam menyebarluaskan ideologi yang dominan dan memperlihatkan sisi alternatif.

Karakteristik media massa (Effendy,1993;81): a. Komunikasi bersifat umum

Pesan komunikasi yang disampaikan melaui media massa adalah terbuka untuk semua orang.


(33)

Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup, dan derajat kehormatan, kekuasaan, dan pengaruh.

c. Media massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksudkan dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi

Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator.

Hubungan antara media dan khalayak menekankan pada dua jenis khalayak, yaitu massa dan komunitas kecil dan khalayak pasif dan khalayak aktif. Massa adalah khalayak dalam populasi besar yang dianggap sama dan dapat dipengaruhi oleh media, tapi disisi lain ada anggota-anggotanya yang terpinggirkan karena tidak sampai mendapat pengaruh media sehingga mereka dipengaruhi kelompok lain. Komunitas kecil melihat khalayak tidak bisa dikategorikan sebagai media yang sama,


(34)

karena masing-masing khalayak mempunyai pemikiran, penilaian, dan kepentingan tersendiri.

Khalayak pasif adalah khalayak yang mudah dipengaruhi oleh media karena mendapat efek yang kuat dari media., karena itu khalayak pasif dapat disamakan dengan massa. Khalayak aktif disamakan dengan komunitas kecil karena khalayak menggunakan media yang mereka anggap dapat memuaskan kebutuhan informasinya, sehingga efek dari media secara keseluruhan diterima minimal.

Salah satu media massa yang lazim dikenal adalah televisi, televisi memiliki kelebihan antara lain sifatnya yang audio-visual (memiliki gambar dan suara) serta daya jangkau yang luas terhadap komunikan.

Adapun iklan sebagai salah satu usaha pemasaran yang digunakan produsen untuk memperkenalkan produknya, baik barang maupun jasa, juga turut memanfaatkan berbagai kelebihan televisi tersebut dengan menciptakan iklan yang kreatif dan komunikatif untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen

II.2. Teori Agenda Setting II.2.1. Sejarah Agenda Setting

Teori Agenda Setting muncul pertama kali sekitar tahun 1973, teori ini diperkenalkan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald L. Shaw dengan publikasi pertamanya berjudul “The Agenda Setting Function Of The Mass Media”. Publikasi Opinion Quarterly No. 37.


(35)

Teori Agenda Setting menurut Cohen (Rakhmat, 1993;68) yaitu : “The press is significantly more than a surveyor of information and opinion it may not be successful much pf the time in telling the people what to think, but is stunningly successful in telling them what to think about.”

Maksudnya adalah bahwa teori Agenda Setting tidak dapat menentukan “apa yang harus dipikirkan” oleh masyarakat tetapi dapat berpengaruh terhadap “apa yang dipikirkan” oleh masyarakat atau persepsi masyarakat tentang apa yang dianggap penting dengan kata lain media massa mungkin tidak selalu dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap tetapi cukup mampu memberikan pengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang.

II.2.2. Implikasi Agenda Setting Dalam Periklanan

Meskipun kebanyakan studi-studi penelitian agenda setting didasarkan pada berita yang diterbitkan media massa dan pemilihan berita, namun kerangka teori agenda setting dapat juga diterapkan dalam periklanan, khususnya semenjak periklanan masuk kedalam satu ruang lingkup yang sama yaitu bidang komunikasi.

Iklan merupakan salah satu bentuk dari spesialisasi komunikasi massa. Hal ini disebabkan dalam penyampaian tujuannya menggunakan unsur-unsur komunikasi, yakni komunikator (periklanan), pesan, media (melalui televisi, radio, surat kabar, majalah, komunikasi atau khalayaknya, dan efek yang diharapkan dari penayangan iklan tersebut.

Iklan atau advertising berasal dari bahasa latin ad-vere berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. S. John Wright,


(36)

mendefenisikan iklan sebagai suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui salinan tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri, 1992 : 20). Pandangan yang diajukan oleh Wright ini mengandung 2 makna, yakni: (1) iklan dipandang sebagai alat pemasaran, dan (2) iklan dalam pengertian proses komunikasi yang bersifat persuasif.

Institut praktisi periklanan Inggris mendefenisikan periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan pada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1996 :5) . selanjutnya secara sederhana Rhenald Kasali (1995 :9) mendefenisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang diajukan kepada masyarakat lewat suatu media.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu proses komunikasi persuasif yang menginformasikan dan mempromosikan suatu produk ataupun jasa melalui media massa kepada masyarakat.

Penayangan iklan tentang suatu produk tidak pernah lepas dari tujuan iklan itu dibuat. Suatu iklan senantiasa bertujuan untuk mengenalkan atau mengingatkan kembali pada khalayak untuk ertarik pada produk itu (efektif), dan kemudian menggunakannya (konatif). Dengan demikian sebuah iklan setidaknya harus dapat menarik perhatian


(37)

khalayaknya, dengan tujuan utamanya adalah untuk membuat agar khalayaknya terpengaruh dan mau membeli produk yang diiklankan.

Iklan berhubungan dengan pesan-pesan yang bersifat persuasif, dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa iklan membujuk konsumen untuk membeli produknya, hampir sama dengan metode yang digunakan media massa dalam menyampaikan beritanya, periklanan juga menggunakan metode agenda setting untuk menarik perhatian khalayaknya, metode agenda setting akan dapat membantu iklan dalam membangun agenda publiknya melalui penempatan iklan dalam media massa, lamanya penayangan iklan tersebut juga melalui penayangan gambaran tentang permasalahan yang ada dalam masyarakat untuk menawarkan bagaimana solusi dari masalah tersebu.

Teori Agenda Setting menyatakan bahwa media massa tidak mengatakan pada publiknya yang harus dipikirkan, tetapi untuk mengatakan pada publik untuk berpikir tentang apa yang harus dipikirkan. Menurut model agenda setting masyarakat akan menerima setiap informasi yang diberikan dan penggabungan topik-topik atau isu-isu penting menjadi suatu siklus pengetahuannya. Mc Combs and Shaw mengatakan bahwa semakin penting suatu berita atau issu didalam media massa maka semakin penting pula isu atau topik tersebut didalam publik

(dikutip dari

setting / media.html.

Sutherland dan Galloway mengatakan bahwa penerapan dari agenda setting pada bidang periklanan mengimplikasikan bahwa fungsi


(38)

yang mendasar dari periklanan tidak mencoba untuk membujuk sikap dan tindakan membeli dari konsumen melainkan untuk memfokuskan perhatian konsumen pada nilai-nilai produk, merek ataupun atribut dari sebuah produk sebagai pertimbangan dalam menentukan sikap dan

keputusan untuk membeli (dikutip dari

Selanjutnya Sutherland dan Galloway menggambarkan diagram yang menunjukkan implikasi model agenda setting dalam periklanan adalah sebagai berikut :

Akibat dari agenda Akibat dari penelitian Setting Periklanan

Gambar II.1 : Model Agenda Setting Dalam Periklanan

Sumber :

agenda-setting/adv.html)

Menurut model diatas Sutherland dan Galloway mengatakan bahwa dalam pengiriman pesan melalui media massa adalah melalui 2 tahapan, yaitu :

1. tahapan pertama dalam model tersebut menjelaskan bahwa penonjolan isi pesan iklan yang berupa nilai-nilai, produk, merek ataupun akibat dari suatu produk akan turut memperbesar pengaruh penonjolan isi pesan iklan tersebut dalam agenda publiknya. Hal ini dikarenakan sebagai akibat dari model agenda setting, penonjolan isi Advertising Salience

(Penonjolan dalam iklan)

Public Salience (Penonjolan dalam publik / masyarakat

Behavioral Outcome (Tindakan untuk membeli)


(39)

pesan iklan pada media dalam lingkungan juga dapat diukur akan menjadi penonjolan pada agenda publik pula.

2. Tahapan kedua adalah model tersebut menggambarkan sebuah hubungan dari penonjolan dalam agenda publik kepada tindakan juga dihasilkan. Hal ini terjadi dikarenakan sebagai akibat dari riset periklanan / penonjolanan dalam pemikiran publik ini akan berhubungan langsung dengan tindakan yang muncul, misalnya tindakan membeli sebuah produk.

Dari model diatas dapat disimpulkan bahwa teori agenda setting dalam periklanan menyatakan bahwa penonjolan pesan atau informasi iklan dari suatu media iklan akan dapat menarik perhatian sekaligus mempengaruhi publik untuk memikirkan pesan iklan yang dilihatnya tersebut. Setelah konsumen tertarik pada iklan yang ditayangkan dan menganggap pesan atau informasi iklan tersebut penting maka iklan tersebut akan menonjol dalam agenda publiknya. Iklan yang menonjol ini kemudian menimbulkan persepsi dan opini dalam pemikiran konsumennya, baik itu mengenai isi pesan iklannya, nilai-nilai, ciri-ciri atau merek produknya yang selanjutnya akan menentukan tindakan konsumen terhadap produk yang diiklankan tersebut, yakni tindakan untuk membeli.

Dalam model agenda setting, terdapat elemen-elemen atau keadaan-keadaan yang turut mempengaruhi hubungan antara periklanan dan konsumennya. Pertama sangka terpaan (dutation of exposure) terhadap isu-isu yang khusus, karena segala sesuatu akan menangkap lebih cepat dari yang lain, kedua isu lokal akan lebih disenangi dan


(40)

dipahami oleh khalayaknya, ketiga media yang digunakan dalam penyampaian pesannya yang diharapkan akan memberikan pengaruh yang kuat pada khalayaknya, mis. Televisi, radio, ataupun surat kabar

html).

Dalam periklanan, untuk mengkomunikasikan isu-isu atau hal-hal yang menonjol dari iklan pada pemikiran atau kesadaran konsumen adalah melalui :

1. Penempatan media iklan, adalah penggunaan media perantara yang dipilih sebagai tempat iklan tersebut ditayangkan (baik media yang bersifat nasional atau lokal kepada target pasarnya)

2. Headline iklan atau bentuk utama informasi dari iklan tersebu, adalah bentuk pesan iklan yang disampaikan apakah yang bersifat humor / lucu ataupun serius yang akan dapat membantu untuk menarik perhatian konsumen akan iklan tersebut.

Lamanya waktu penayangan iklan, adalah lamanya iklan tersebut ditayangkan ditengah, konsumen, apakah dalam waktu empat bulanan ataupun tahunan menggambarkan efektifitas kegiatan kampanye, produk yang beriklankan tersebut

Faktor-faktor diatas akan mempengaruhi persepsi dan pengenalan konsumen mengenai produk tertentu. Iklan berperan dalam membuat konsumennya mengamati, merasakan, melihat dan mempelajari secara tidak langsung mengenai produk-produk yang dikemukakam baik itu


(41)

berupa layanan/service, ataupun nilai nilai ataupun keunggulannya melalui informasi yang diberitahukan melalui iklan tersebut.

Menurut Sutherland dan Galloway, terdapat pandangan umum dalam masyarakat bahwa jika konsumen melihat produk atau layanan tertentu sering diiklankan di media massa, maka layanan yang sangat

bagus

advertising-bs.html). dengan kata lain produk yang diiklankan secara terfrekuensi dan berulang-ulang dimedia massa akan dianggap sebagai produk yang lebih baik dan populer dalam pemikiran atau agenda konsumennya. Lebih jauh, produk yang sering diiklankan ini akan dianggap lebih memiliki kualitas dibandingkan yang tidak diiklankan.

II.3. Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut juga proses A-A atau A-A Procedure (Attention-Action Procedure) AIDDA merupakan singkatan dari Attention (Perhatian), Interest (Ketertarikan), Desire (Minat), Decision (Keputusan),dan Action (Tindakan). Proses ini dimulai dengan adanya kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi info yang disampaikan komunikator dan diakhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu, Proses AIDDA ini dapat kita lihat pada skema dibawah ini :


(42)

Appeal (-)

Attractiveness

Appeal (+)

Gambar II.2 : Skema Proses Teori AIDDA

Proses AIDDA ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan daya tarik pada komunikan.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian ini adalah dihindarkannya munculnya himbauan (Appeal yang negatif) yang akan menumbuhkan kegelisahan (Anexity Arrousing). William Mc Guire, seorang ahli komunikasi kenamaan menyatakan dalam karyanya “Persuasi” bahwa anexity arrousing communication menimbulkan efek ganda, pada satu pihak menimbulkan rasa takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan pencegahan (preventive) dipihak lain rasa takut itu menimbulkan sikap kesiapan bertarung (fight to fight) yang dalam kasus komunikasi dapat berbentuk sikap permusuhan atau tidak menaruh perhatian sama sekali kepada pesan.

Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (Attention) akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan tidak terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest) yang merupakan derajat yang lebih

Anexity Rasa Preventive(penolakan) Arrousing Takut Tidak ada perhatian


(43)

tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat (Desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hal ini belum cukup, untuk itu harus dilanjutkan dengan munculnya keputusan (Decision) yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan (Action) sebagaimana diharapkan komunikator.

Dalam model AIDDA ini hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian dan minat komunikan, berhasil tidaknya hal tersebut tergantung oleh attractiveness (ketertarikan) dari komunikan karena perhatian tersebut adalah efek pada tahap permulaan dalam diri seorang komunikan.

Sekali lagi perlu diingatkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan pada model AIDDA ini adalah menarik perhatian, perhatian terhadap sesuatu akan menimbulkan minat dan kecenderungan yang kuat akan sesuatu dari minat yang kuat ini kemudian timbul hasrat / keinginan yang merupakan akibat lanjutan. Sedang keputusan adalah efek lebih jauh lagi yang timbul setelah melewati proses pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

II.4. Teori 7 C of Communication

Cutlip & Center ( Rosady, 1997; 72-74) menyatakan bahwa teori 7 C of Communication terdiri dari 7 elemen pentibg dalam komunikasi yaitu : 1. Credibility


(44)

Komunikasi tersebut dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik dari pihak komunikator dan komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.

2. Context

Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihatkan sikap partisipatif.

3. Content

Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.

4. Clarity

Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh komunikator dan komunikan atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikannya.

5. Continuity and Consistency

Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiensnya.


(45)

Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam penyampaian pesan yang dimaksud. Channel is any way by which news, ideas, etc may travel ; (radio and television) band of frequencies within which signals from a transmitter must be kept (to prevent interference from other transmitters) -- saluran adalah segala jalan untuk dapat menyampaikan berita, pemikiran,dll ; pita frekuensi dimana sinyal-sinyal dari suatu pemancar (radio dan televisi) disimpan (untuk mencegah gangguan dari pemancar lainnya (Hornby, et al, 1963 : 155) 7. Capability of Audience

Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audiens atau komunikan, kebiasaan membaca mereka atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dsb. perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan suatu kampanye.

II.5. Konsep Posisioning

Rhenald Kasali (1992;157) Menyatakan posisioning sebagai salah satu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau kensumennya. Upaya ini dianggap perlu karena situasi masyarakat atau pasar konsumennya sudah over communicated.

Menurut David A. Acker (Kasali, 1992;156) ada beberapa cara untuk melakukan strategi posisioning. Strategi ini dapat diterapkan melalui

1. Penonjolan karakteristik produk 2. Penonjolan harga dan mutu


(46)

3. Penonjolan penggunaannya

4. Posisioning munurut pemakaiannya 5. Posisioning menurut kelas produk

6. Posisioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya 7. Posisioning langsung terhadap pesaing.

Dalam hal ini positioning yang digunakan adalah penonjolan karakteristik produk yaitu deodoran yang ditujukan untuk kaum pria.

II.6. Implementasi Teori

Media Massa adalah media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi antar mereka, secara massal dan cenderung bersifat satu arah. Di Indonesia yang dimaksud dengan media massa adalah Surat Kabar, Tabloid, Majalah, Radio dan Televisi. Tiga yang disebutkan pertama adalah media cetak, sedangkan dua lainnya adalah media elektronik. Bagi masyarakat modern media massa telah menjadi kebutuhan dasar.

Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, Televisi saat ini acapkali dijadikan media untuk menyampaikan pesan, termasuk juga iklan berbagai jenis produk yang hendak dipasarkan. Salah satunya adalah produk deodorant Rexona for Men. Produk ini adalah salah satu hasil ekstensifikasi (perluasan) produk Rexona yang sebelumnya sudah cukup terkenal sebagai salah satu produsen consumer goods khususnya produk kecantikan dan wewangian.


(47)

Produk tersebut dibuat untuk memenuhi tuntutan konsumen, khususnya konsumen pria. Untuk itu produsen menjalankan strategi positioning produk yaitu berusaha menonjolkan karakteristik produk dimana produk ini dikhususkan untuk segmen konsumen pria saja.

Adapun iklan produk Rexona for Men ini juga dibuat berdasarkan karakteristik produk tersebut, dimana dalam iklan tersebut digambarkan bahwa pengguna produk adalah pria yang enerjik, yang menggunakan produk dalam mendukung aktivitasnya. Selain itu produsen juga menggunakan slogan didalam iklan bahwa pria mengeluarkan keringat lebih banyak dari wanita, dengan kata lain produsen berusaha menyampaikan bahwa pria juga membutuhkan sebuah produk yang berbeda dari yang biasa digunakan wanita.

Didalam penelitian ini penulis mencoba melihat seberapa besar minat responden untuk membeli poduk yang diiklankan, Untuk itu digunakan juga teori AIDDA sebagai dasar teori untuk menelaah hubungan tersebut. Teori AIDDA itu sendiri menggambarkan adanya suatu kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi info yang disampaikan komunikator dan diakhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu. Hal ini sesuai dengan tujuan penayangan iklan Rexona for Men di Televisi yang bertujuan menarik minat konsumen unuk kemudian mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut.


(48)

1. Badan Pendukung Pemekaran Kabupaten Deli Serdang (BPPKDS) Tahun 1992

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1 1 Deskripsi Kabupaten Serdang Bedagai

III.1.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai Kronologi

Keinginan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang dan tahun 1992 hal tersebut telah menjadi kajian tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada masa itu. Dasar pertimbangan untuk dilakukannya pemekaran adalah luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu Kabupaten.

Kajian terhadap pemekaran wilayah pada masa itu telah sampai pada dikeluarkannya Keputusan DPRD Kabupaten Deli Serdang Nomor 02/DPRD/1992 tanggal 27 Februari 1992 tentang Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang yang menetapkan Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah, yaitu Kabupaten Deli dan Kabupaten Serdang. Perencanaan pemekaran tersebut terhenti dan kembali bergulir pada saat reformasi terjadi tahun 1998.

Lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan di Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, memberikan ruang yang semakin terbuka terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan pemekaran.

Beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam upaya pemekaran Kabupaten Deli Serdang yakni:


(49)

3. Panitia Pembentukan Pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai (P3KSB) Tahun 2002.

BPPKDS merencanakan Kabupaten Deli Serdang di bagi menjadi dua kabupaten sesuai dengan konsep Pemekaran Tahun 1992 dengan usulan ibukota Kabupaten Pemekaran antara lain: Dolok Masihul, Sei Rampah dan Perbaungan.

PPKD lebih menekankan pada pembentukan Kabupaten baru yakni Kabupaten Deli dengan ibukota Patumbak, sehingga tujuan dari diadakannya pemekaran tidak tampak, tetapi lebih pada keinginan untuk memisahkan diri dari Kabupaten Deli Serdang.

P3KSB mengajukan konsep pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi 2 (dua) yakni Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran dengan ibukota Kabupaten Sei Rampah.

Keinginan yang begitu besar dari masyarakat disikapi dengan arif bijaksana oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan menyusun konsep dasar pemekaran Kabupaten dan melakukan kajian-kajian dalam rangka pemekaran tersebut.

Berdasarkan penelitian dan masukan dari berbagai elemen masyarakat, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengusulkan Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 (dua) yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk, dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai kabupaten Pemekaran.

Dasar Hukum

Perjalanan panjang proses pemekaran Kabupaten Deli Serdang secara hukum dimulai dari ditetapkannya Keputusan DPRD Kabupaten Deli Serdang Nomor: 13/KP/Tahun 2002 Tanggal 2 Agustus 2002 Tentang Persetujuan Pembentukan / Pemekaran Kabupaten Deli Serdang. Selanjutnya DPRD Propinsi Sumatera Utara melalui Keputusan Nomor: 18/K/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 menetapkan Persetujuan Pemekaran Kabupaten Deli Serdang.


(50)

DPRD Kabupaten Deli Serdang melalui Keputusan Nomor 26/K/DPRD/2003 Tanggal 10 Maret 2003 menetapkan Persetujuan Usul Rencana Pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran dengan ibukota Sei Rampah.

Pertimbangan nama Kabupaten Serdang Bedagai didasarkan pada sejarah dimana wilayah ini dahulu berada dalam wilayah Kesultanan Serdang dan Kesultanan Bedagai.

Menindaklanjuti Keputusan yang ada, Gubernur Sumatera Utara melalui Surat Nomor: 136/6777 tanggal 30 Agustus 2002 meneruskan usul Pemekaran Kabupaten Deli Serdang, Nias dan Toba Samosir kepada Menteri Dalam Negeri di Jakarta.

Berdasarkan persetujuan DPR RI, Presiden Republik Indonesia menerbitkan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara.

Tanggal 6 Januari 2004 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Keputusan Nomor 131.21-26 Tahun 2004 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara dan mengangkat Bapak Drs.H.Chairullah S.IP,M.AP sebagai Penjabat Bupati Serdang Bedagai.

Atas nama Menteri Dalam Negeri Tanggal 15 Januari 2004 Gubernur Sumatera Utara Bapak T. Rizal Nurdin melantik Bapak Drs. H.Chairullah S.IP,M.AP sebagai Penjabat Bupati Serdang Bedagai. Setelah Masa Transisi 1 (satu) tahun diangkat kembali Penjabat Bupati Drs.H.Kasim Siyo,M.si pada tanggal 3 Maret 2005 yang ditugaskan untuk melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung maka terpilihlah Ir. H.T. Erry Nuradi,MBA menjadi Bupati Serdang Bedagai masa bakti 2005 – 2009


(51)

III.1.1.2 Geografis Letak Wilayah

Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 200 57” Lintang Utara, 300 16” Lintang Utara, 9800 33” Bujur Timur, 9900 27” Bujur Timur dengan luas wilayah 1900,22 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah Barat dengan Kabupaten Deli Serdang. Dengan ketinggian wilayah berkisar 0 – 500 meter dari permukaan laut.

Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 11 kecamatan dan 243 desa/kelurahan.

Iklim

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk. Pengamatan Stasiun Cuaca Sampali menunjukkan rata-rata kelembapan udara per bulan sekitar 84 %, curah hujan berkisar sampai 30 sampai dengan 340 mm perbulan dengan periodik tertinggi pada bulan Agustus – September 2004, hari hujan per bulan bekisar 8 - 26 hari dengan periode hari hujan yang lebih besar pada bulan Agustus - September 2004. Rata - rata kecepatan udara berkisar 1,10 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 3,74 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum 23,70 C dan maksimum 32,20 C.

III.1.1.3 Pemerintahan

Kabupaten Serdang Bedagaai memiliki luas wilayah 1900,22 kilometer persegi, terbagi dalam 11 kecamatan dan 237 desa dan 6 kelurahan, didiami oleh penduduk dari beragam etnik/suku bangsa, agama dan budaya. Dimana suku tersebut antara lain Karo, Melayu, Tapanuli, Simalungun, Jawa dan lain – lain. Potensi sumber daya alam di Kabupaten Serdang Bedagai yang paling menonjol diantaranya: sektor pertanian, perkebunan dan perikanan serta sektor pariwisata.


(52)

Sejak terbentuknya pemerintahan daerah yang baru, Sei Rampah merupakan ibukota Kabupaten sebagai pusat pemerintahan, jaraknya dengan kota – kota kecamatan sangat bervariasi antara 7 km s/d 51 km. Disamping Kec. Sei Rampah sebagai kota pusat pemerintahan, Kec. Perbaungan juga merupakan kota pusat perdagangan di Kab. Serdang Bedagai yang diandalkan dimana kedua kecamatan ini menjadi indikator keberhasilan pertumbuhan pembangunan yang dilaksanakan.

Kota-kota kecamatan yang letaknya relatif jauh (diatas 50 kilometer) antara lain, Kec. Dolok Merawan. Kecamatan-kecamatan lain jaraknya berkisar 7 sampai dengan 32 kilometer. Adanya wacana pemekaran wilayah kecamatan, dimungkinkan beberapa kecamatan yang masih memiliki wilayah cukup luas berpeluang untuk dimekarkan. Diantaranya Kec. Perbaungan, Sei Rampah dan Dolok Masihul. Hal ini sejalan dengan upaya untuk percepatan proses pelaksanaan pembangunan di daerah.

III.1.1.4 Penduduk dan Ketenagakerjaan Penduduk

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Kabupaten baru yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah kabupaten Deli Serdang. Jumlah penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004 berjumlah 588.263 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki – laki 295.806 jiwa dan perempuan 292.457 jiwa. Sedangkan jumlah rumah tangganya mencapai 137.042 RT.

Kepadatan penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004 adalah sebesar 310 jiwa/km². Kepadatan penduduk terbesar adalah di kecamatan Perbaungan yaitu sebesar 567 jiwa/km2, disusul kecamatan Tanjung Beringin 527 jiwa/km², Teluk Mengkudu 489 jiwa/km². Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Sipispis 139 jiwa/ km², dan kecamatan Kotarih 141 jiwa/ km².

Ditinjau dari segi persebaran penduduk, jumlah penduduk terbesar adalah di kecamatan Perbaungan yaitu sebesar 120,193 jiwa atau


(53)

sebesar 19,47 persen dari seluruh penduduk Kabupaten Serdang Bedagai. Kecamatan – kecamatan lain diantaranya Kecamatan Sei Rampah 102,766 jiwa, Kecamatan Tebing Tinggi 78,134 jiwa dan kecamatan Dolok Masihul 71,1301 jiwa.

Ketenagakerjaan

Dari sekitar 588,263 jiwa penduduk Kabupaten Serdang Bedagai yang berusia 10 tahun keatas (penduduk usia kerja), sebanyak 255,565 orang merupakan angkatan kerja. Mereka adalah berstatus bekerja 208.072 orang dan berstatus menganggur 47.493 orang. Mereka yang berstatus mencari pekerjaan ini sering disebut dengan pengangguran terbuka (open employment). Sedang mereka yang melakukan kegiatan non ekonomis (bukan angkatan kerja) sebanyak 202.192 orang. Mereka adalah yang mempunyai kegiatan utama sekolah 94.662 orang, mengurus rumah tangga 80,724 orang dan melakukan kegiatan lainnya 26.806 orang, ditinjau menurut lapangan usaha penduduk yang bekerja, lebih dari 81,962 orang penduduk Kabupaten Serdang Bedagai bekerja di sektor pertanian. Sektor perdagangan menyerap pekerja sebanyak 32.698 orang, sektor industri 32.253 orang dan sektor jasa mencapai 30.877 orang. Sedangkan sektor terendah adalah sektor pertambangan / penggalian dan sektor jasa keuangan masing – masing sebesar 403 orang dan 538 orang.

III.1.1.5 Sosial

Pendidikan dan Kebudayaan

Membentuk sumber daya manusia berkualitas, tentunya harus diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan yang memadai. Ditingkat pendidikan dasar jumlah sekolah sebanyak 484 yang terdiri dari 438 Sekolah Dasar Negeri/Inpres dan sebanyak 26 Sekolah Dasar Swasta. Jumlah SLTP Negeri sebanyak 32 unit, SLTP swasta sebanyak 47 unit. Jumlah SMU negeri sebanyak 8 unit dan SMU swasta sebanyak 20 unit.


(54)

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri sebanyak 1 unit sedangkan yang diselenggarakan oleh swasta sebanyak 24 unit.

Selain itu, sekolah pendidikan agama baik tingkat dasar maupun menengah adalah sebagai berikut; Madrasyah Ibtidaiyah (MI) adalah 22 unit, Madrasyah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 57 unit dan Madrasyah Aliyah (MA) sebanyak 20 unit termasuk yang diselenggarakan oleh swasta. Dari kenyataan diatas terlihat bahwa peran masyarakat (swasta) dalam meningkatkan kecerdasan bangsa cukup besar, hal ini ditujukan dengan banyaknya sekolah – sekolah swasta dibandingkan sekolah negeri khusus di tingkat sekolah menengah.

Dengan fasilitas pendidikan yang ada, jumlah murid yang dapat ditampung adalah sebanyak 76.446 siswa untuk tingkat SD, 22.010 siswa untuk tingkat SLTP, dan 6.914 siswa untuk tingkat SMU.

Untuk memberdayakan rumah ibadah yang ada, khususnya untuk umat Islam di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat 165 orang mubalihq yang secara aktif memberikan pengajaran agama. Selain itu, jumlah Imam dan Khotib di Kabupaten Serdang Bedagai masing – masing sebanyak 468 orang dan 476 orang, sedangkan ulamanya sebanyak 189 orang. Pertanian

Pada tahun 2004 luas panen tanaman padi (padi sawah dan ladang) mengalami kenaikan sebesar 3,11 persen dibanding tahun 2003 yaitu dari 66.876 ha menjadi 68.957 ha. Rata – rata produksi mengalami penurunan dari 5,11 ton/ha pada tahun sebelumnya menjadi 4,46 ton/ha pada tahun 2004, produksi padi sawah dan ladang juga mengalami penurunan sebesar 9,97 persen dari 341.717 ton menjadi 307.630 ton pada tahun 2004.

Komoditi palawija yang terdiri dari jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang kedele, pada tahun 2004 mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan baik luas panen, rata – rata produksi dan produksinya. Tanaman jagung mengalami kenaikan luas panen dari 4.989 ha menjadi 5.642 ha atau naik sebesar 13,08 persen.


(55)

Tanaman ubi kayu mengalami penurunan luas panen cukup drastis sebesar 75,55 persen dari 66.352 ha menjadi 16.223 ha pada tahun 2004. Rata – rata produksinya meningkat 5,13 ton/ha menjadi 12,27 ton/ha, demikian juga produksinya menurun 41,55 persen dari 340.454 ton pada tahun 2003 menjadi 198.985 ton pada tahun 2004.

Pada periode 2003 – 2004 terjadi kenaikan pada komoditi palawija kacang kedelai dan kacang hijau. Tanaman kacang kedelai mengalami penurunan luas panen sebesar 3,65 persen yaitu 602 ha pada tahun 2003 menjadi hanya 580 ha pada tahun 2004. Rata – rata produksi turun dari 1,28 ton/ha menjadi 1,11 ton/ha. Produksinya mengalami penurunan dari 771 ton pada tahun 2003 menjadi 642 ton pada tahun 2004.

Luas panen komoditi kacang hijau mengalami kenaikan sangat signifikan yaitu sebesar 153,75 persen yaitu dari 120,0 ha menjadi 153,75 ha pada tahun 2004. Sedangkan produktivitasnya mengalami peningkatan sebesar 21,78 persen. Pada tahun 2004 produksi kacang hijau mengalami kenaikan sebesar 97,92 persen yakni dari 1.685 ton pada tahun 2003 menjadi 3.335 ton pada tahun 2004.

Industri

Di Kabupaten Serdang Bedagai, sektor industri dikelompokkan atas industri skala besar, sedang, kecil dan rumah tangga yang pengklasifikasiannya berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada industri tersebut. Data mengenai industri besar dan sedang (BS) tersedia setiap tahun.

Pada tahun 2004, nilai produksi Industri Mebel Kayu mencapai 631 juta Rupiah dengan nilai investasi sebesar 170 juta rupiah. Industri Pupuk Alam Non Sintetis, nilai produksinya mencapai 319,5 juta dengan nilai investasi sebesar 95 juta. Sedangkan untuk total nilai produksi terendah dicapai oleh Industri Pembuatan Peti Tempat Barang dari Kayu yaitu sebesar 51,5 juta dengan total investasi 20 juta.

Jumlah gilingan padi di Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 262 unit dengan rincian 164 unit yang memiliki surat izin dan 98 unit yang tidak memiliki surat izin. Mengenai kapasitas gilingan yang mampu diserap oleh


(56)

setiap gilingan untuk menggiling padi di seluruh kecamatan, terlihat bahwa gilingan di kecamatan Perbaungan memiliki jumlah gilingan paling banyak. Adapun kapasitas gilingan seluruh Kabupaten Serdang Bedagai mampu menggiling padi sebanyak 84.550 ton.

Sebahagian besar kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Serdang Bedagai dipenuhi oleh perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian lainnya dipenuhi oleh listrik non PLN. Pada tahun 2003 (data tahun 2004 tidak tersedia) daya tersambung mencapai 154.304.816 VA sedangkan jumlah pelanggan listrik sebanyak 129.306.

Perdagangan

Dalam bidang perdagangan dapat dilihat bahwa SIUP yang diterbitkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengalami kenaikan yaitu dari 61 SIUP tahun 2002 menjadi 71 SIUP pada tahun 2003 atau naik sebesar 16,39 persen. Namun pada tahun 2004 meningkat lagi sebesar 154,93 persen atau naik dari 71 SIUP pada tahun 2003 menjadi 181 SIUP pada tahun 2004.

Jika dilihat dari jumlah penerbitan TDP pada tahun 2004 terlihat TDP yang diterbitkan dapat dirinci 162 yang berkategori baru dan 79 yang berkategori ulang. Jumlah TDP yang diterbitkan untuk PT/CV sebanyak 41 buah, untuk Firma/Koperasi sebanyak 1 buah dan untuk Perusahaan Perseorangan sebanyak 203 buah.

Banyaknya usaha sektor perdagangan di Kabupaten Serdang Bedagai hasil Sensus Ekonomi 1996 menunjukkan bahwa jumlah perdagangan besar sebanyak 597 usaha, perdagangan eceran sebanyak 6.693 usaha, rumah makan sebanyak 2.385 usaha dan hotel / penginapan sebanyak 3 usaha.

Perhubungan

Jalan merupakan sarana yang penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Makin meningkat usaha di bidang ekonomi menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.


(57)

Panjang jalan di seluruh Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2003 mencapai 2.292,49 km yang terbagi atas jalan negara 85,31 km, jalan propinsi 65,63 km dan jalan kabupaten 2.141,55 km. Setiap tahunnya baik prasarana jalan maupun jembatan selalu mendapatkan prioritas untuk perbaikan dengan menggunakan berbagai sumber dana.

Pembangunan pos dan telekomunikasi mencakup jangkauan baik pelayanan dan peningkatan kerjasama internasional maupun peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi dan data berjalan lancar.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayanan berkenaan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos. Banyaknya surat yang dikirim oleh kantor Pos & Giro pada tahun 2004 sebanyak 219.144 surat yang terdiri dari surat tercatat, biasa dan kilat. Sedangkan untuk kiriman untuk paket pos telah terkirim sebanyak 893 unit dan untuk wesel pos telah terkirim sebanyak 15.681 buah.

Keuangan

Sebagai kabupaten baru, Kabupaten Serdang Bedagai mulai berpacu diri untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang demi memakmurkan seluruh rakyatnya sesuai tuntutan pembangunan era otonomi. Untuk itu, di dalam melaksanakan proses pembangunan wilayahnya, pemerintah kabupaten akan membutuhkan sumber – sumber pembiayaan untuk menjalankan roda pemerintahan.

Salah satu sumber pembiayaan yang akan digunakan adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sampai saat ini masih merupakan sumber pembiayaan untuk pembangunan daerah, diantaranya sumber – sumber tersebut berasal dari penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB), retribusi dan lain – lain.

Perkembangan harga – harga baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya di Kabupaten Serdang Bedagai selama tahun 2004 relatif stabil dimana fluktuasi harga yang terjadi cenderung sama dengan fluktuasi harga yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang.


(1)

a. Sangat Sering (>10 kali)

c. Jarang

(1 – 4 kali)

b. Sering

(5 – 9 kali)

d. Tidak pernah ( 0 )

17

19. Berikut ini adalah elemen yang terdapat dalam iklan Rexona For Men, bagaimana

pendapat anda mengenai elemen-elemen tersebut ?

a. Alur / Jalan Cerita Iklan

c. Isi pesan yang disampaikan Iklan

b. Jingle / Semboyan Iklan

d. Penampilan / Ekspresi Model Iklan

18

20. Bagaimana menurut Anda Durasi (lama penayangan) Iklan Rexona for Men dalam

penyampaian pesannya?

a. Sangat Memadai

c. Kurang Memadai

b. Cukup Memadai

d. Tidak Memadai

19

21. Apakah dengan menonton iklan Rexona For Men anda merasa telah mendapat

informasi yang jelas mengenai produk tersebut ?

a. Sangat Jelas

c. Kurang Jelas

b. Jelas

d. Tidak Jelas

20

22. Apakah anda menaruh minat pada iklan Rexona For Men ?

IV. Minat Beli

a. Sangat Berminat

c. Kurang Berminat

b. Berminat

d. Tidak Berminat

21

23. Apakah anda tertarik pada produk Rexona For Men tersebut ?

a. Sangat Tertarik

c. Kurang Tertarik

b. Tertarik

d. Tidak Tertarik

22

24. Setelah menyaksikan iklannya, apakah anda tertarik untuk membeli produk Rexona

For Men tersebut ?

a. Sangat Tertarik

c. Kurang Tertarik

b. Tertarik

d. Tidak Tertarik

23

25. Jika tertarik apakah faktor utama anda tertarik membeli produk Rexona For Men

tersebut ?

a. Tertarik pada iklannya

b. Tertarik pada merek produk (Rexona)

c. Tertarik pada mutu produk

d. Lain-lain, sebutkan …………

24

26. Kapankah anda merencanakan untuk membeli produk Rexona For Men tersebut ?

a. Segera

c. Setelah ada waktu

b. Setelah Gajian

d. Kapan saja


(2)

NO. 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 1 1 1 2 3 3 5 2 3 1 3 3 3 3 1 3 1 2 1 2 3 2 1 1

2 1 1 1 3 2 2 5 1 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 1 3 1 3 1 1

3 1 2 2 1 3 1 4 7 3 3 1 3 1 3 4 1 1 1 2 1 3 1 2 1

4 1 2 2 1 3 1 9 5 3 1 1 3 1 3 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1

5 1 2 2 1 2 3 6 6 2 1 3 2 3 2 6 3 3 1 2 1 3 1 2 1

6 2 2 2 1 2 4 5 1 2 1 4 2 4 2 4 4 4 1 2 1 1 1 2 1

7 2 2 2 1 2 2 7 2 2 2 2 2 2 2 9 2 1 1 2 1 3 1 2 1

8 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2 1 1 2 1 4 1 2 1

9 2 2 2 1 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 1 3 1 1 2 1 4 1 2 2

10 2 2 2 1 2 1 6 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2

11 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 10 1 4 1 2 1 1 1 2 2

12 2 2 2 1 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 7 4 3 1 2 1 4 1 2 2

13 2 2 2 1 3 2 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 1 2 1 4 1 2 2

14 2 2 2 1 2 1 5 2 2 2 1 2 1 2 6 1 4 1 2 1 3 1 2 2

15 2 2 2 1 3 2 3 3 3 1 2 3 2 3 1 2 1 1 2 1 3 1 2 2

16 2 2 2 2 3 2 9 7 3 1 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2

17 2 2 2 2 3 4 5 5 3 2 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2

18 2 2 2 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2

19 2 2 2 2 4 2 4 2 4 1 2 4 2 4 5 2 4 2 2 2 4 2 2 2

20 2 2 2 2 3 2 1 5 3 2 2 3 2 3 9 2 1 2 2 2 3 2 2 3

21 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 5 2 4 2 2 2 3 2 2 3

22 2 2 2 2 2 2 8 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3

23 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 1 2 2 3

24 3 2 2 2 3 4 5 5 3 2 4 3 4 3 5 4 4 2 2 2 3 2 2 3

25 3 2 2 2 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 6 3 3 2 2 2 3 2 2 4

26 3 2 2 2 3 2 5 2 3 2 2 3 2 3 4 2 1 2 2 2 3 2 2 4

27 3 2 2 2 3 2 4 6 3 1 2 3 2 3 5 2 3 2 2 2 3 2 2 3

28 3 2 2 2 2 2 6 1 2 2 2 2 2 2 5 2 4 2 2 2 3 2 2 4


(3)

30 3 2 2 2 2 4 5 4 2 2 4 2 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3

31 3 2 2 2 4 2 6 2 4 2 2 4 2 4 5 2 1 2 2 2 4 2 2 1

32 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 3 2 2 3

33 3 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 8 2 3 3 2 3 3 3 2 4

34 3 2 2 3 4 2 5 2 4 2 2 4 2 4 5 2 3 3 2 3 4 3 2 3

35 3 2 2 3 3 2 4 4 3 2 2 3 2 3 5 2 2 3 2 3 3 3 2 4

36 3 3 2 2 3 2 2 5 3 1 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 2 4

37 3 3 2 2 3 4 1 6 3 1 4 3 4 3 8 4 1 2 2 2 2 2 2 3

38 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3

39 3 3 3 2 3 2 7 2 3 3 2 3 2 3 10 2 4 2 3 2 3 2 3 4

40 3 3 3 2 3 4 5 1 3 1 4 3 4 3 5 4 4 2 3 2 3 2 3 4

41 3 3 2 2 3 3 5 4 3 2 3 3 3 3 4 3 1 2 2 2 3 2 2 4

42 3 3 2 2 3 3 7 6 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2 4

43 3 3 2 3 3 3 9 6 3 1 3 3 3 3 9 3 1 3 2 3 3 3 2 4

44 3 3 2 3 3 2 5 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3

45 3 3 3 2 3 3 5 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3

46 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 4 3 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3

47 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3

48 3 3 3 3 3 3 3 7 3 1 3 3 3 3 5 3 1 3 3 3 3 3 3 4

49 3 3 3 3 4 4 5 3 4 1 4 4 4 4 8 4 2 3 3 3 3 3 3 4

50 3 3 3 2 4 3 9 2 4 2 3 4 3 4 8 3 4 2 3 2 4 2 3 4

51 3 3 3 3 3 3 8 7 3 1 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3

52 4 3 3 3 3 3 9 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4

53 4 3 3 3 3 2 5 1 3 2 2 3 2 3 7 2 4 3 3 3 3 3 3 4

54 4 3 3 3 2 2 10 2 2 2 2 2 2 2 8 2 4 3 3 3 3 3 3 3

55 4 3 3 3 4 4 5 1 4 2 4 4 4 4 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3

56 4 3 3 3 4 4 5 1 4 2 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 4

57 4 3 2 3 3 4 8 1 3 1 4 3 4 3 1 4 1 3 2 3 2 3 2 3

58 4 3 3 3 2 2 1 6 2 1 2 2 2 2 1 2 4 3 3 3 3 3 3 4


(4)

60 4 3 3 3 2 2 8 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 3 4

61 4 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 7 2 4 3 3 3 2 3 3 3

62 4 3 3 3 4 4 8 1 4 2 4 4 4 4 1 4 2 3 3 3 3 3 3 3

63 4 3 3 3 3 2 5 3 3 2 2 3 2 3 5 2 4 3 3 3 2 3 3 2

64 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 8 3 1 3 3 3 2 3 3 4

65 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3

66 4 3 3 3 2 3 5 5 2 1 3 2 3 2 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3

67 4 3 3 3 2 4 6 1 2 2 4 2 4 2 5 4 2 3 3 3 4 3 3 4

68 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 5 2 4 3 3 3 3 3 3 3

69 4 3 4 4 3 4 5 1 3 2 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 3

70 4 4 4 4 4 4 9 6 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4

71 5 4 4 4 3 2 7 5 3 3 2 3 2 3 13 2 3 4 4 4 3 4 4 4

72 5 4 4 4 4 4 2 6 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3

73 5 4 4 4 3 2 7 5 3 1 2 3 2 3 8 2 3 4 4 4 3 4 4 4

74 5 4 3 4 3 4 10 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3


(5)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA

: Adrian Rinaldy

NIM.

:

030922001

PEMBIMBING

: Dra. Rusni

NO.

TGL.

PERTEMUAN

PEMBAHASAN

PARAF

PEMBIMBING

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

28 April 2005

7 Mei 2005

21 Mei 2005

2 Desenber 2006

14 Maret 2008

20 Maret 2008

27 Maret 2008

Acc. Judul

Seninar Proposal

Acc. Bab I dan Penyerahan Bab II

Penyerahan Bab III dan Kuesioner

Penyerahan Bab IV dan V

Revisi Bab I-V

Acc. Bab I-V


(6)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

BERITA ACARA

Telah diseminarkan

SEMINAR OUTLINE SKRIPSI

Mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

pada tanggal atas :

NAMA

: Adrian Rinaldy

NIM.

:

030922001

PEMBIMBING

: Hubungan Penayangan Iklan Rexona For Men

Dengan Mi8nat Beli Konsumen Pria