31 dini karena orang tua atau keluarga adalah subjek utama yang mempengaruhi
perkembangan anak tersebut.
5. Perkembangan kepribadian anak tunanetra
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan sifat kepribadian anak tunanetra dengan anak yang awas atau anak yang normal. Ada
kecenderungan anak tunanetra lebih banyak mengalami gangguan kepribadian yang lebih besar yang banyak dicirikan dengan introversi, neurotic, frustasi dan gangguan
mental. Dan dalam penelitian yang lain juga menyatakan bahwa gangguan lebih banyak terjadi pada anak yang gangguan penglihatannya bisa sedikit atau low vision
dibanding dengan anak yang buta total. Karena mereka dapat melihat keadaan yang sebenarnya walaupun tidak begitu jelas.
4. Orientasi dan Mobilitas bagi anak tunanetra
Penglihatan memiliki peranan yang amat vital bagi seseorang untuk mengenal objek secara visual atau membantu seseorang untuk mengadakan orientasi dan
mobilitas dengan lingkungannya yang menjadikan hambatan terhadap kemampuan untuk bergerak secara bebas. Yang dimaksud dengan orientasi yaitu kemampuan
dalam mengenal alam sekitar serta mengetahui posisi diri di dalamnya, sedangkan mobilitas yaitu kemampuan gerak atau berpindah-pindah Soedjadi 1987: 84
Kemampuan bergerak adalah sutu gerakan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam kehidupannya karena manusia adalah makhluk yang sangat
membutuhkan pergerakan yang banyak. Oleh sebab itu, dari penglihatan seseorang itu akan dapat secara cepat mengetahui sekelilingnya tempat ia berada. Oleh sebab
Universitas Sumatera Utara
32 itu, perkembangan mobilitas dan orientasi anak awas sangat cepat. Maka untuk anak
tunanetra untuk melakukan hal tersebut mereka akan dibantu orang tua ataupun orang yang dapat melihat untuk membawa mereka mengenalkan sekelilingnya yang
seterusnya mereka akan dapat melakukannya sendiri. Melalui orientasi dan mobilitas ini maka anak tersebut akan dapat berkembang kemampuan yang lain yang ada pada
dirinya seperti halnya daya ingatnya, serta daya ingat yang dapat mendukung dalam proses kemampuan pendidikannya.
Didalam pendidikan juga mereka di ajarkan mata pelajaran orientasi dan mobolitas yang bertujuan agar mereka dapat berjalan sendiri tanpa bantuan orang
lain dan dapat mengenal lingkungan tempat ia berada di sekitarnya atau di sekelilingnya.
Alat Bantu yang biasa digunakan oleh anak tunanetra dalam melakukan orientasi dan mobilitas adalah tongkat putih yang khas yang menunjukkan kepada orang lain
bahwa ia adalah anak tunanetra atau anak yang kurang penglihatan dan sebagai penambah rasa percaya diri mereka. Tetapi walaupun begitu anak tunanetra tidak
boleh terlepas dari anak yang awas karena dari hal warna mereka tidak akan dapat membedakannya sebab warna tidak dapat diraba dan di dengar. Oleh sebab itu anak
yang awas adalah anak yang dapat membantu anak yang tunanetra yang sangat besar pengaruhnya dalam hal menolong mereka, terutama untuk mengenalkan apa saja
yang pertama sekali terutama dalam hal warna yang tidak dapat untuk dirabanya.
5. Kemandirian anak tunanetra