49
F. Sarana tunanetra SLB-A Karya Murni 1.Kaca mata
Sudah menjadi rahasia umum, kaca mata hitam identik dengan tunanetra. Setiap orang yang memakai kaca mata hitam akan lebih mudah kita kenal apakah ia awas
atau tidak, apabila ia di sertai dengan tongkat putih ataupun perak. Walaupun tidak dapat melihat dengan mata yang normal mereka masih dapat mengenal orang yang
menjadi sesamanya. Pendengarannya yang peka adalah alat yang pertama-tama mereka gunakan untuk untuk mengenali orang yang berbicara dengannya. Ingatanya
terhadap vokal suara orang sangat kuat. Apabila mereka masih ragu untuk mengenali suara untuk menyakinkan lagi mereka akan memegangi dan akan meraba tangan,
badan dan sampai kewajah kita. Naluri yang tinggi serta ingatan yang tajam benar- benar luar biasa, lebih dari orang yang awas. Dengan ini mereka dapat mengenali
siapa saja yang pernah mereka temui walau itu mungkin sudah berlangsung lama.
2. Tongkat
Tongkat sebagaimana kaca mata hitam identik dengan tunanetra. Setiap orang buta memang selalu mempergunakan tongkat terutama kalau mereka berrjalan.
Tongkat semacam radar bagi merekka untuk melapak dan mengetahui arah yang harus mereka tempuh. Tongkat ini terbuat dari aluminium karena bahan ini sangat
peka terhadap getaran. Memainkan tongkat ini bukan sembarangan, tetapi ada aturannya. Setiap kaki kanan dilangkahkan kedepan maka tongkat di ayunkan ke kiri
kaki kiri ke depan maka tongkat di ayunkan ke kanan. Hal ini juga untuk menjaga keseimbanagn. Untuk berjalan, pindah ke suatu tempat mereka sudah tidak perlu di
tuntun lagi. Mereka umumnya sudah hafal dengan rute perjalanan mereka sehari- hari. Begitupun berjalan di jalan raya bahkan untuk menyebrang mereka
Universitas Sumatera Utara
50 mempergunakan kepekaannya dan pendengarannya. Untuk menyetop angkot mereka
juga bisa yaitu dengan pengamatan suara sopir yang mengatakan tujuan yang harus di tuju angkutan tersebut.
3. Huruf braille
Braille adalah huruf timbul yang terdiri dari enam titik yang dapat di baca oleh tunanetra melalui perabaan. Tulisan braille adalah dasar dari semua pelajaran
tunanetra. Melalui tulisan ini mereka bisa membaca, menulis dan mengetahui banyak hal yang belum mereka ketahui selama ini. Melalui tulisan ini mereka tidak lagi
merasa tersang dan terisolasi, tidak lagi merasa tidak berharga. Tetapi setara dan sejajar dengan anak awas.
4. Mesin tik braille
Mesin tik braille prinsipnya sama dengan mesin tik biasa. Hanya huruf-hurufnya adalah berupa titik-titik timbul. Di SLB-A ini, anak tunanetra juga di berkali dengan
pengetahuan mengetik tulisan braille ini. Yang oleh mereka akrab di sebut mengetik awas.
5. Mesin tik biasa
Mesin tik biasa sama dengan yang kita kenal sehari-hari. Tulisan serta huruf- huruf juga biasa huruf latin bukan huruf timbul seperti huruf braille. Tetapi ketika
diperagakan mereka cukup mahir untuk mengoperasikannya. Mereka hafal dengan huruf atau abjadnya. Ini merupakan syarat utama untuk dapat mempelajari ketikan
komputer.
6. Komputer