50 mempergunakan kepekaannya dan pendengarannya. Untuk menyetop angkot mereka
juga bisa yaitu dengan pengamatan suara sopir yang mengatakan tujuan yang harus di tuju angkutan tersebut.
3. Huruf braille
Braille adalah huruf timbul yang terdiri dari enam titik yang dapat di baca oleh tunanetra melalui perabaan. Tulisan braille adalah dasar dari semua pelajaran
tunanetra. Melalui tulisan ini mereka bisa membaca, menulis dan mengetahui banyak hal yang belum mereka ketahui selama ini. Melalui tulisan ini mereka tidak lagi
merasa tersang dan terisolasi, tidak lagi merasa tidak berharga. Tetapi setara dan sejajar dengan anak awas.
4. Mesin tik braille
Mesin tik braille prinsipnya sama dengan mesin tik biasa. Hanya huruf-hurufnya adalah berupa titik-titik timbul. Di SLB-A ini, anak tunanetra juga di berkali dengan
pengetahuan mengetik tulisan braille ini. Yang oleh mereka akrab di sebut mengetik awas.
5. Mesin tik biasa
Mesin tik biasa sama dengan yang kita kenal sehari-hari. Tulisan serta huruf- huruf juga biasa huruf latin bukan huruf timbul seperti huruf braille. Tetapi ketika
diperagakan mereka cukup mahir untuk mengoperasikannya. Mereka hafal dengan huruf atau abjadnya. Ini merupakan syarat utama untuk dapat mempelajari ketikan
komputer.
6. Komputer
Salah satu keunggulan SLB-A ini adalah mereka telah dilengkapi dengan sarana komputer. Pelajaran ini juga diberikan pada anak-anak SLTP SLB-A. Pada
Universitas Sumatera Utara
51 umumnya mereka tidak terlalu sulit untuk beradaptasi, karena sebelumya mereka
sudah di perkenalkan dengan mahir mengoperasikan mesin tik. Komputer ini juga dilengkapi dengan display braille. Setiap tampilan di layar dihasilkan dari
pengoperasian tuts keyboard maka akan mereka ketahui secara pasti dari display braille yang muncul atau menonjol secara otomatis. Display braille dapat mereka
raba dan segera tahu tampilan apa yang ada dilayar. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana mereka bisa meguasai perintah-perintah serta cara pengoperasian
komputer itu sendiri.
7. Printer brille
Sebagaimana komputer biasa yang memakai printer, komputer ini juga mempunyai printer braille yang bisa memproduksi tulisan-tulisan braille. Alat
canggih ini sanagt membantu SLB-A ini juga dalam hal pengadaan buku-buku pegangang siswa. Maka tidak heran lagi jika mereka telah mempunyai perpustakaan
sendiri yang menyediakan berbagai jenis buku-buku pelajaran sesuai kebutuhan mereka.
8. Mesin jilid
Naskah-naskah yang telah di cetak masih dalam bentuk lembaran kertas yang panjang dan lepas. Maka untuk menjadikannya menjadi sebuah buku lembaran yang
sudah dipriter ini harus di jilid yaitu untuk menyatukan lembaran itu sesuai dengan keinginan sendiri.
9. Mesin potong
Buku yang telah di jilid harus segera dirapikan dan dirtakan pinggirannya. Untuk ini pun juga telah tersedia sesuai ukuran kertas yang kita kehendaki. Dan hal ini juga
di ajarkan pada anak tunanetra untuk dapat melakukannya.
Universitas Sumatera Utara
52
10. Tape recorder
Tape recorder mempunyai fungsi yang sangat vital bagi membangun kecerdasan anak tunanetra ini. Melalui suara yang mereka perdengarkan dari. Tape recorder ini
mereka di uji dan dilatih daya tangkapnya, daya pendengarannya, serta daya ingatnya. Kemampuan mereka dalam menagkap isi dalam cerita yang mereka dengar
di uji melalui apa yang mereka tuliskan dalam huruf braille. Mereka juga harus dapat menceritakan kembali atau menjawab pertanyaan dari guru pembimbing mereka
seputar apa yang mereka dengar tadi. Tentunya di bantu dengan apa yang mereka tuliskan ketika tape recorder tadi diperdengarkan sesuai denagn sistem belajar yang
diterapkan di sekolah ini. Dengan cara inilah mereka dilatih untuk mampu mempelajari dan memahami banyak bidang studi yang di ajarkan kepada mereka.
11. Musik