probabilitas p=0,040, dengan nilai Exp B=13,010, artinya responden yang menyatakan jaminan pelayanan klinik VCT kategori baik mempunyai peluang untuk
memanfaatkan Klinik VCT Rumah Tahanan Negara Klas I Medan 13,010 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang menyatakan empati pelayanan klinik
VCT kategori sedang dan rendah.
4.6.7 Pengaruh Dimensi Berwujud pada Mutu Pelayanan terhadap
Pemanfaatan Klinik VCT Rumah Tahanan Negara Klas I Medan
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pengaruh dimensi berwujud terhadap
pemanfaatan Klinik VCT Rumah Tahanan Negara Klas I Medan diperoleh nilai probabilitas p=0,037, dengan nilai Exp B=24,481, artinya responden yang
menyatakan wujud pelayanan klinik VCT kategori baik mempunyai peluang untuk memanfaatkan Klinik VCT Rumah Tahanan Negara Klas I Medan 24,481 kali lebih
besar dibandingkan dengan responden yang menyatakan wujud pelayanan klinik VCT kategori sedang dan rendah.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari seluruh faktor karakteristik individu dan mutu pelayanan klinik VCT yang diuji secara bersamaan dengan regresi
logistik metode enter, diperoleh nilai Nagelkerke R Square = 0,923, artinya variabel variabel karakteristik individu meliputi: umur dan pendidikan serta variabel mutu
pelayanan VCT meliputi dimensi : keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan berwujud mampu menjelaskan varisi pemanfaatan Klinik VCT Rumah Tahanan
Negara Klas I Medan sebesar 92,3, sedangkan sisanya 7,7 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemanfaatan Klinik VCT Rumah Tahanan Negara Klas I Medan
Warga binaan pemasyarakatan Rumah Tahanan Negara Klas I Medan yang
risiko HIVAIDS yang memanfaatkan Klinik VCT sebanyak 41 orang 41,2. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar warga binaan yang risiko HIVAIDS
belum memanfaatkan Klinik VCT 58,8. Hasil penelitian menunjukkan persentase warga binaan yang menjadi
responden sebagian besar pada kelompok umur 21-35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penghuni Rumah Tahanan Negara Klas I Medan merupakan kelompok usia
produktif. Sesuai dengan penelitian Badan Narkotika Nasional 2003 yang menemukan bahwa persentase Narapidana Narkoba yang menjadi warga binaan pada
Rutan Rumah Tahanan Negara Klas I Medan untuk kelompok umur 19-24 tahun sebanyak 26,2, umur 25-39 tahun sebanyak 59,7, umur 40-54 tahun sebanyak
13,2 dan yang berumur 54 tahun sebanyak 0,5. Tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan rendah SD dan SMP
sebanyak 62 orang 63,9. Sesuai penelitian Badan Narkotika Nasional 2003 yang menemukan warga binaan yang tidak sekolahTidak Tamat SD sebanyak
11,1, tamat SD sebanyak 21,1, tamat SLTP sebanyak 34,3, tamat SLTA sebanyak 32,4 serta tamat D1 ke atas sebanyak 1,1.
Universitas Sumatera Utara
Status perkawinan warga binaan yang terpilih sebagai responden sebanyak 58 orang 59,8 belum menikah. Sesuai penelitian Badan Narkotika Nasional 2003
menemukan responden yang belum kawin sebanyak 53,3 dan kawin sebanyak 46,7.
Hasil analisis pengaruh karakteristik individu meliputi: umur tingkat pendidikan dan status perkawinan terhadap pemanfaatan Klinik VCT Rumah
Tahanan Negara Klas I Medan akan diuraikan berikut ini.
5.1.1 Pengaruh Umur terhadap Pemanfaatan Klinik VCT Rumah Tahanan Negara Klas I Medan