BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
1. Sejarah Pendirian Perusahaan
Latar belakang berdirinya PT Inti Indorayon Utama yang saat ini sudah berubah nama menjadi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan akan kertas dan rayon dalam negeri yang diimpor dari berbagai negara. Berdasarkan laporan hasil penelitian FAO pada bulan Juli 1954,
ditemukan dan direkomendasikan beberapa lokasi strategis dan layak untuk tempat pendirian pabrik pulp di Indonesia, salah satu diantaranya adalah Desa
Sosor Ladang, Kecamatan Porsea yang sekarang menjadi lokasi berdirinya pabrik pulp dan rayon PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
Pada dekade 1980-an, pakar kehutanan melihat terdapatnya jutaan hektar tanah kosong dan hutan non produktif di daerah luar Pulau Jawa termasuk di
Pulau Sumatera khususnya di sekitar Danau Toba sebagai berikut : –
Walaupun kegiatan reboisasi dengan tanaman pinus telah sejak lama dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara, namun masih ditemukan ratusan ribu
hektar kawasan hutan yang tidak produktif. –
Keadaan hutan tanaman pinus merkusii tersebut relatif kurang menguntungkan karena tersebar dalam kelompok luas yang kecil-kecil dengan potensi yang
tidak merata.
– Tanaman pinus sangat mudah dan sering terbakar karena mengandung resin
yang mudah terbakar sehingga banyak hasil reboisasi yang gagal. Adanya rekomendasi FAO tahun 1954 untuk lokasi pabrik pulp di
Indonesia salah satunya di Kecamatan Porsea dan adanya peningkatan kebutuhan kertas, pulp dan rayon dalam negeri dan dunia, serta keinginan
pemerintah untuk meningkatkan Hutan Tanaman Industri HTI dan pengefektifan hasil reboisasi di luar Pulau Jawa misalnya pinus di Provinsi Sumatera Utara
menghasilkan rencana pendirian pabrik pulp di Desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir.
2. Profil Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Perseroan didirikan pada tahun 1983, berdomisili di Medan, sumatera utara, berdasarkan Akta Pendirian No. 329,
tertanggal 26 April 1983, yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia melalui surat Keputusan No. C2-5130-HT01-01 TH.83, tertanggal 26 Juli 1983, didaftarkan di Pengadilan Ngeri Kelas I A Medan pada
tanggal 2 November 1983 dengan No. 279PT1983 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indoensia pada tanggal 4 Desember1984 dengan
No. 97, Tambahan Berita Negara No. 1176. Pada tahun 1990, status Perseroan berubah menjadi Perseroan dengan
fasilitas Penanaman Modal Asing PMA sebagaimana dituangkan di dalam Akta bertia Acara No. 258, tertanggal 26 Maret 1990, yang dibuat oleh Rachmat
Santoso, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat keputusan No. C2-2643.HT.01.04- TH.90, tertanggal 12 Mei 1990 dengan No. 45PTPROB 1990 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 April 1991 dengan No. 31, Tambahan Berita Negara no. 523.
Berdasarkan Akta Berita Acara No. 113, tertanggal 12 Mei 1990, yang dibuat oleh Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan
persetujuan dari Mengerti Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat keputusan No. C2-2652-HT-01-04-TH.90, tertanggal 12 Mei 1990, didaftarkan di
Pengadilan Negeri Kelas IA Medan pada tanggal 18 Mei 1990 dengan No. 47PT?PROB1990, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia pada tanggal 19 Februari 1991 dengan No. 15, Tambahan Berita Negara No. 523, status Perseroan berubah menjadi Perseroan Terbuka yang menawarkan
saham-saham Perseroan untuk dimiliki masyarakatpublik. Akta Perseroan kemudian mengalami beberapa kali perubahan, baik
sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-Undang No.1 tahun 1995, maupun sehubungan dengan perubahan nama Perseroan. Kesemua
perubahan-perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia
PT Toba Pulp Lestari, Tbk. sebelumnya bernama PT Inti Indorayon Utama l yang berlokasi di Desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba
Samosir Provinsi Sumatera Utara adalah industri terintegrasi di bidang produksi pulp untuk bahan baku kertas dan serat viscose rayon untuk bahan baku tekstil dan
penggunaan lainnya seperti filter rokok, benang, ban, dan lainnya.
Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai tahun 1989 dimana produksi sekitar 70 diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan pasar
domestik. Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah 240.000 ton pulptahun dan 60.000 ton rayontahun. Hal ini menggambarkan bahwa pabrik ini merupakan
salah satu industri strategis penghasil devisa negara yang besar. Pada tahun 1999 terjadi isu pencemaran lingkungan yang melanda
PT Inti Indorayon Utama dan berdampak pada kepercayaan masyarakat dan nama baik perusahaan. Hal ini telah mengakibatkan PT Inti Indorayon Utama
menghentikan produksi dan administrasi yang berhubungan dengan operasional dan hanya mempekerjakan sebagian kecil karyawan. Selama tidak beroperasi
tetap membayar rekening dan gaji karyawan yang tinggal. PT Inti Indorayon Utama selama tidak beroperasi tidak memiliki administrasi sehingga Sertifikat
ISO 9002 saat itu ditarik kembali karena tidak bisa melakukan dokumentasi operasi. Kemudian PT Inti Indorayon Utama mengganti nama menjadi PT Toba
Pulp Lestari, Tbk. pada bulan April 2001 dan mulai beroperasi kembali pada tanggal 6 Februari 2003.
Perubahan yang terjadi selain perbaikan manajemen, juga tidak beroperasinya lagi rayon dan hanya berupa industri terintegrasi di bidang produksi
pulp untuk bahan baku kertas. Hal ini disebabkan karena limbah rayon lebih sulit dikendalikan, dalam arti untuk pengolahan yang optimal memerlukan cost yang
besar. Sekarang PT Toba Pulp Lestari, Tbk. hanya memproduksi pulp saja dengan kapasitas produksi 650 ton pulphari.
3. Visi dan Misi
Adapun yang menjadi visi dan misi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah: Visi :
Menjadi produsen pulp terbaik di Asia melalui pengelolaan sumber daya alam hutan dengan teknologi ramah lingkungan dalam konsep penerapan pembangunan
yang berkelanjutan. Misi :
Menciptakan laba yang dapat memberikan kesejahteraanmanfaat bagi para stakeholder-nya.
4. Struktur Organisasi Perusahaan
SUSUNAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT. TOBA PULP LESTARI SUSUNAN KOMISARIS:
Komisaris Utama : Roli Arifin
Komisaris : Drs. Sabam Leo Batubara
Komisaris Independen : Lundu Panjaitan SH, MA
Komisaris Independen : Lennardi Anggijono
SUSUNAN DIREKSI
Direktur Utama : Subhash Chander Paruthi
Direktur : Juanda Panjaitan SE
Direktur : Ir. Firman Purba
Direktur : Wilim
Direktur : Anwar Lawden, SH
Adapun struktur organisasi perusahaan pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk. sebagai berikut:
III.1.2. Kecamatan Parmaksian 1. Lokasi dan Keadaan Geografis
Kecamtan Parmaksian merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Porsea. Pembentukan Kecamatan Parmaksian didasarkan pada Peraturan Daerah
Kabupaten Toba Samosir No.5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi. Kecamatan Parmaksian berada pada
2 24’-2
37’ Lintang Utara dan 99 03’- 99
16’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 45,98 km
2
dan diapit oleh 4 kecamatan lainnya dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Siantar Narumonda,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamtan Pintu Pohan Meranti, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Porsea.
Kecamatan Parmaksian terletak di wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 905-1500 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan
kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miringfan terjal. Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, kecamatan Parmaksian
tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dan suhu berkisar antara 17
C – 29 dan rata-rata kelembaban udara 85,04.
2.Pemerintahan
Wilayah Administrasi Pemerrintahan Kecamatan Parmaksian tahun 2009 terdiri dari 10 desa danterbagi habis 24 dusun. Dari 10 desa yang ada di
Kecamatan Parmaksian, 9 desa merupakan desa dengan klasifikasi desakelurahan Swasembada dan sisanya sebanyak 1 desa merupakan desakelurahan Swakarya.
Secara umum, jarak dari kantor kepal desalurah ke ibukota kecamatan relative dekat sehingga akses masyarakat ke Kantor Camat Parmaksian relatif
dekat dan mudah dijangkau. Desa Lumban Huala merupakan desa yang paling jauh jaraknya dari ibukota kecamatan yaitu sekitar 3,5 km, selebihnya untuk
desakelurahan lainnya tidak lebih dari 3,0 km. Kecamatan Parmaksian telah berdiri sejak tahun 2008 hingga saat ini msih
dipimpin oleh seorang camat yaitu Camat Salamat Manurung, dan jumlah Pegawai Negeri Sipil di kantor camat Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah
8 orang yaitu 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
3. Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah 8.164 jiwa yang terdiri dari 4.017 jiwa laki-laki dan 4.147 perempuan. Jumlah
rumah tangga di Kecamtan Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah1.983 Rumah Tangga. Desa Pangombusan merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk
tertinggi dengan 327,59 jiwa km
2
. Sementara Desa Tangga Batu II merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu 71,15 jiwa km
2
. Dilihat dari sisi rata-rata Anggota Rumah Tangga, Desa Bius Gu Barat
memiliki angka yang paling tinggi yaitu sebesar 5,10 yang artinya setiap rumah tangga yang ada di desa ini rata-rata memiliki anggota rumah tangga sebanyak
5 sd 6 orang. Sementara yang terkecil terdapat di Desa Pangombusan dengan rata-rata ARTRT sebesar 3 orang.
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur terbesar berada pada kelompok usia muda yaitu kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 1,076 jiwa atau
sekitar 13,18 . Jumlah penduduk yang paling kecil berada pada kelompok umur 55-59 tahun yaitu 281 jiwa atau sekitar 3,44, .
4. Pendidikan
Kecamatan Parmaksian memiliki 9 Sekolah Dasar SD yang terdiri dari 8 SD Negeri dan 1 SD Swasta. Masih ada 3 tiga desa yang belum memiliki SD,
tetapi pada beberapa desakelurahan ada yang memiliki lebih dari satu SD. Untuk SLTP terdapat 2 sekolah yang seluruhnya swasta. Sementara untuk SMUSMK
terdapat 2 sekolah Swasta. Ratio guru dan murid untuk SD sebesar 13,01 artinya setiap guru SD
rata-rata mengajar 13 murid SD. Ratio guru dan murid SLTP sebesar 9,07 yang artinya setiap guru SLTP rata-rata mengajar 9 murid SLTP. Ratio murid dan guru
untuk sekolah SLTPSMK sebesar 8,47 yang artinya setiap guru SLTASMK mengajar rata-rata 8-9 murid SLTPSMK.
5. Kesehatan
Tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai. Sarana kesehatan yang ada di
Kecamatan Parmaksian adalah Puskesmas Pembantu unit 2, Polindes 9 unit dan Posyandu 12 unit dengan jumlah tenaga kesehatan 12 orang bidan.
6. Perumahan
Pada tahun 2009 di Kecamatan Parmaksian terdapat 20 sarana tempat ibadah, yang terdiri dari 4 Mesjid, 1Mushollah dan 15 Gereja yang tersebar di
hampir seluruh desa. Jika dilihat dari kondisi perumahan secara umum di Kecamatan Parmaksian masih berada pada kategori semi permanen 71,73.
Sementara perumahan permanen dan darurat masing-masing 26,74 dan 1,53.
7. Pertanian, Peternakan, Perikanan
Kecamatan parmaksian memiliki luas area persawahan sebesar 1.234 ha yang terdiri dari 859 ha irigasi non PU dan 375 ha tadah hujan. Luas panen padi
selama Tahun 2009, mencapai 1.134 ha dengan produksi 6.543,6 ton rata-rata produksi sebesar 5,30 tonha. Desa Bius GU Barat merupakan desa dengan luas
panen padi terluas sebesar 334 ha. Sementara itu, untuk tanaman palawija dan sayur-sayuran, jagung
merupakan tanaman yang paling luas diantara tanaman yang ada yaitu seluas 71 ha dengan produksi 426 ton selama tahun 2009. Tanaman jagung ini terbesar di
seluruh desakelurahan. Di bidang peternkan, ternak kerbau dan babi merupakan ternak yang
paling banyak dipelihara oleh penduduk Kecamatan Parmaksian yang masing- masing 363 ekor dan 653 ekor, sedangkan unggas yang ada adalah ayam sebanyak
4.450 ekor dan itik 6.645 ekor. Sementara produksi ikan air tawar dihasilkan selama tahun 2009 adalah
sekitar 18,5 ton yang tersebar di 7 desa.
8. Industri
Kecamatan Parmaksian memiliki dua perusahaan besar yang terdiri dari industri penghasil Pulp yang berlokasi di Desa Pangombusan dan PLTA yang
berada di Desa Tangga Batu I, 17 industri rumah Tangga. Bengkel sepeda motor 8 unit dan bengkel lainnya 7 unit, semuanya tersebar di 5 desa.
Seluruh desakelurahan di Kecamatan Parmaksian sudah dialiri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.796 pelanggan, sedangkan desakelurahan
yang dialiri oleh PAM sebanyak 6 desa dengan jumlah pelanggan sebanyak 397 pelanggan. Pelanggan terbanyak adalah di Desa Pangombusan 106 Pelanggan.
Panjang jalan diseluruh Kecamatan Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah sekitar 79 km terdiri dari 21,3 km jalanaspal, 18,2 km jalan diperkeras,
21 km jalan tanah, dan sisanya 18,5 km merupakan jalan setapak. Sementara dari sisi tansportasi didominasi oleh pengankutan darat dengan jumlah kendaraan
bermotor yang terdaftar sejumlah 792 unit yang didominasi oleh kendaraan roda dua dengan jumlah 710 unit 89,64. Selebihnya merupakan kendaraan roda
empat atau lebih seperti mopen, bus dan truk.
III.2. Metodologi Penelitian III.2.1. Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang
lebih khusus dalam penjelasan antar dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat
hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Metode ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam satu
populasi. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi.
Metode korelasi meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai
hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat Kriyantono, 2008:62. Metode korelasional digunakan untuk 1 mengukur hubungan di antara berbagai variabel,
2 meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, 3 meratakan jalan untuk membuat
rancangan penelitian eksperimental. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmanakah
komunikasi penyuluhan tentang pembuatan bokashi yang dilakukan oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk. berpengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi pada masyarakat di
Kecamatan Parmaksian.
III.2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kecamatan Parmaksian kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara yang terdiri dari 3 desa yaitu: Siantar Utara, Pangombusan dan
Sosor Ladang. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan Juni 2011.
III.3. Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi
Kata populasi populationuniverse dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian pengamatan. Keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti disebut populasi. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumuhan, gejala-gejala, nilai test atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalan suatu penelitian.
Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi yang homogeny dan heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang
unsur-unsur atau elemennya memiliki sifat mendekati sama sehingga tidak perlu ditetapkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi hetrogen adalah sumber data
yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang berbeda bervariasi sehingga perlu penetapan batas-batasnya secara kuantitatif.
Sebagai suatu populasi, kelompok subjek yang akan diteliti harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya
dari kelompok subjek yang lain. Peneliti hendaknya menentukan lebih dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara
pengeambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan mengetahui siapa saja yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya
sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi kesimpulan penelitiannya nanti akan berlaku
Jika kita ingin melakukan penelitian pada sesuatu populasi yang besar, kita tidak perlu meneliti setiap unit dari populasi akan tetapi cukup hanya mengambil
sebahagian besar saja sampel. Disamping itu untuk menghindari terjasinya error, perlu adanya perencanaan yang baik seperti halnya dalam pembuatan
kuesioner, buku panduan, serta konsep pengumpulan dan pengolahan data. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Sosorladang,
Desa Siruar dan Desa Pangombusan Kecamatan Parmaksian yang telah mengikuti
kegiatan penyuluhan pembuatan bokashi oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk. pada tanggal 23 Juni 2011 dengan jumlah 21 orang.
III.3.2 Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sample. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel Arikunto,2006:131. Sampel yang
representatif dapat diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada
semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam populasi Kriyantono, 2006:151.
Pemilihan sampel yang tidak baik akan menghasilkan kesimpulan yang salah karena sifat sampel tersebut tidak akan mencerminkan sifat-sifat
populasinya. Sedangkan pemilihan sampel yang benar dengan jumlahnya yang memadai dapat menghasilkan kesimpulan yang mencerminkan sifat-sifat dari
populasinya. Disini akan dibicarakan mengenai besarnya sampel atau biasa disebut
ukuran sampel. Mengenai ukuran sampel, tidak ada ukuran pasti bagi periset Kriyantono, 2006:161. Para ahli berpendapat jika jumlah populasi berkisar 100
ke atas maka ukuran sampel dapat diambil 10 atau 15 atau sampai 20 sampai 25 Arikunto, 2006:134.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Sosorladang, Desa Siruar dan Desa Pangombusan Kecamatan Parmaksian yang telah mengikuti
kegiatan penyuluhan pembuatan bokashi oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk. pada tanggal 23 Juni 2011 dengan jumlah 21 orang.
III.4. Teknik Penarikan Sampel III.4.1. Total Sampling
Jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak maka digunakan total sampling. Nazir 2003:271 menyebutkan dengan complete
eneumeration yaitu tiap unit populasi dihitung. Menurut Arikunto 2006:134, jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih. Maka dalam penelitian ini teknik
penarikan sampling yang digunakan adalah total sampling karena jumlah populasi dibawah 100.
Berdasarkan populasi yang ada, maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan pembuatan bokashi
oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk. pada tanggal 23 Juni 2011 dengan jumlah 21 orang.
III.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data
melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku – buku,
literatur, jurnal, internet serta tulisan yang berkaitan dengan komunikasi penyuluhan dan tingkat adopsi inovasi masyarakat.
b. Penelitian Lapangan Field Research
Yakni pengumpulan data yang dilakukan dilapangan, meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui :
– Kuesioner Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada seseorang yang dalam hal ini disebut responden dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis Arikunto,2002:135. Jenis kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu sejumlah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu
jawaban saja.
III.6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipersentasekan. Menurut Bogdan Biklen, analisis data
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih – milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan orang lain
Singarimbun,1995:263. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
korelasional, sehingga menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis.
a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis Tabel Tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel – variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap
kategori Singarimbun,1995:266. b.
Analisis Tabel Silang Merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan
mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilain positif atau negatif
Singarimbun,1995:273. c.
Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga
mudah dibaca dan diinterpretasikan, juga dipakai untuk menguji hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial
dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi
korelasi. Dalam penelitian ini, variabel – variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku,
pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik Spearman Spearman’s Rho Rank – Order Correlation. Rumus koefisien
korelasinya adalah :
Keterangan : Rho
= koefisien korelasi rank-order d
= perbedaan antara pasangan jenjang ∑
= sigma atau jumlah N
= jumlah individu dalam sampel 1
= bilangan konstan 6
= bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak
Jika rho 0, maka hipotesis diterima Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus t
test
pada tingkat signifikan 0,005 sebagai berikut :
Keterangan : t = nilai t
hitung
r = nilai koefisien n = jumlah sampel
Jika t
test
t
hitung
, maka hubungan signifikan Jika t
test
t
hitung
, maka hubungan tidak signifikan Selanjutnya untuk mengatur kekuatan derajat hubungan digunakan nilai koefisien
sebagai berikut Kriyantono,2006:168-169, yaitu :
≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Pengumpulan Data
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Penelitian Kepustakaan Library Reseacrh
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung
penelitian ini. Dapat juga di dapat dari buku – buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas. Dalam hal ini peneliti
mengumpulkan data penelitian ini dari berbagai bahan bacaan yang kemudian dipelajari dan dipahami sehingga diperoleh data yang relevan yang dapat
mendukung penelitian ini. 2.
Penelitian Lapangan Field Research Pada tahap awal pengumpulan data, penulis menemui staf bagian
pendidikan FISIP USU untuk memperoleh surat pengantar izin penelitian di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir. Seteleh surat izin penelitian
dikeluarkan, maka penulis melakukan penelitian lapangan dengan terlebih dahulu meminta izin dan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas kepada
Camat Parmaksian. Setelah surat izin penelitian dari Camat di dapat selanjutnya peneliti mulai mendatangi Kepala Desa tiga desa yang warganya ikut dalam
penyuluhan pembuatan bokashi oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk yakni desa Tangga Batu I, desa Pangombusan dan desa Siruar, yang merupakan objek
penelitian dari peneliti. Setelah data dari Kepala Desa di dapat maka penulis mulai menyebarkan kuesioner penelitian tersebut kepada responden. Dalam hal ini
peneliti menggunakan teknik total sampling, dimana setiap orang yang mengikuti proses penyuluhan tersebut maka wajib dijadikan sebagai responden. Sehingga
pada penelitian ini jumlah responden adalah sebanyak 20 orang. Penulis membagikan kuesioner kepada 20 responden yang telah disesuaikan dengan
kriteria untuk memperoleh data tentang adopsi inovasi pembuatan bokashi tersebut. Kemudian untuk menghindari atau mengurangi kesalahan dalam
pengisisan kuesioner, maka penulis membimbing responden ketika sedang melaksanakan pengisian kuesioner.
IV.2. Teknik Menganalisa Data
Setelah kuesioner dibagikan dan diisi oleh seluruh responden yang berjumlah 28 orang, tahap berikutnya peneliti melakukan pengolahan data.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan penulis dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Penomoran kuesoiner
Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal 01-21 2.
Editing Proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang
meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengisian data pada kotak kode yang disediakan.