Karakteristik Responden Analisa Tabel Tunggal

Tabel 3 Usia Usia Frekuensi Persentase 21-26 Tahun 2 9,5 27-32 Tahun 2 9,5 33-38 Tahun 2 9,5 39-44 Tahun 4 19,0 45-50 Tahun 6 28,6 50 Tahun 5 23,8 Total 21 100,0 Sumber: P1FC 3 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh orang – orang yang telah berusia lanjut yakni berusia 45-50 tahun sebanyak 6 responden 28,6 dan 50 tahun sebanyak 5 responden 23,8. Responden yang berada pada kategori usia tersebut dapat dikategorikan dalam usia yang tidak lagi produktif untuk bekerja. Namun di Indonesia, khususnya daerah pedesaan orang – orang pada kategori usia tersebut masih banyak yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tabel 4 Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase SD 2 9,5 SMP 3 14,3 SMA 14 66,7 SarjanaS1 2 9,5 Total 21 100,0 Sumber: P2FC 4 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berpendidikan SMA sebanyak 14 responden 66,7. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan ekonomi keluarga, sehingga banyak warga pada lokasi penelitian tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tabel 5 Luas Lahan Luas Lahan Frekuensi Persentase 1500-2000 m2 10 47,6 2100-2500 m2 4 19,0 2600-3000 m2 1 4,8 3100-3500 m2 2 9,5 3500 m2 4 19,0 Total 21 100,0 Sumber: P3FC 5 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki luas lahan berkisar pada 1500-2000 m 2 sebanyak 10 responden 47,6. Lahan pertanian yang dimiliki oleh responden ini umumnya merupakan warisan atau pemberian dari orang tua mereka masing – masing. Lahan pertanian yang tidak begitu luas akibat adanya pembagian warisan tanah berdasarkan adat istiadat setempat yang menyebabkan lahan pertanian tersebut terbagi – bagi pada beberapa orang dalam satu keluarga. Tabel 6 Pendapatan Pendapatan Frekuensi Persentase Rp.1.000.000 2 9,5 Rp.1.000.000-1.500.000 18 85,7 Rp.1.500.000-2.000.000 1 4,8 Rp.2.000.000-2.500.000 0,0 Rp.2.500.000 0,0 Total 21 100,0 Sumber: P4FC 6 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan per bulannya berkisar antara Rp.1.000.000-1.500.000 yakni sebanyak 18 responden 85,7. Pendapatan responen yang dapat digolongkan pada kategori sedang tersebut juga dipengaruhi oleh luas lahan pertanian. Akibat lahan pertanian yang tidak begitu luas sehingga mengakibatkan penghasilan yang didapat juga tidak begitu besar. Ditambah lagi sebagian besar responden hanya mengandalkan usaha bertani untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

IV.3.2. Komunikasi Penyuluhan Tabel 7

Frekuensi Berdiskusi Frekuensi Berdiskusi Frekuensi Persentase 5-6 kali 1 4,8 3-4 kali 12 57,1 1-2 kali 8 38,1 Total 21 100,0 Sumber: P5 FC 7 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa frekuensi pertemuan antara responden dengan penyuluh untuk berdikusi mengenai bokashi berada pada kategori sedang yakni 3-4 kali sebanyak 12 responden 57,1. Frekuensi responden berdiskusi dengan penyuluh masih pada kategorii sedang, ini disebabkan oleh tingginya tingkat kesibukan dari responden sendiri yang dari pagi sampai dengan sore hari mengerjai lahan pertanian mereka. Sehingga mereka hanya berdiskusi dengan penyuluh pada waktu – waktu tertentu saja, seperti selepas pulang dari bertani atau pada hari minggu. Tabel 8 Suasana pada saat Dialog Langsung Indikator Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Total F F F F F Terjadi Pertukaran Ide 1 4,8 17 81,0 3 14,3 – – 21 100 Berbagi Pengalaman 1 4,8 20 95,2 – – – – 21 100 Mendengarkan Pandangan Masing-masing 1 4,8 17 81,0 3 14,3 – – 21 100 Sumber: P6 FC 8, FC 9, FC 10 Pada tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam setiap dialog langsung antara responden dan penyuluh telah terjadi proses pertukaran informasi dimana antara penyuluh dan responden saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan mendengarkan pandangan masing – masing. Suatu proses komunikasi yang efektif tentunya dapat terjadi apabila antara kedua belah pihak saling bertukar ide secara timbal balik dan diantara keduanya memiliki persepsi yang sama akan pesan yang disampaikan. Inovasi sebagai sebuah gagasan atau barang yang dianggap baru tentunya hanya dapat disampaikan oleh penyuluh

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Tingkat Adopsi Terhadap Sistem Pertanian Terpadu (Sistem Integrasi Padi-Ternak) Di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi kasus : Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan)

0 51 89

Respon Masyarakat Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir Terhadap Kehadiran PT. Toba Pulp Lestari Tbk

6 111 121

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca Sapientum L) Dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang).

4 57 108

Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Penerimaan Petani Terhadap Informasi Teknologi Pertanian (Studi Korelasional Kepada Petani Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

5 78 130

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Komunikasi Penyuluhan Dan Tingkat Adopsi KB

5 57 183

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Peran Mediasi Kecepatan Inovasi untuk Me (1)

0 0 13

237413242 Paper Penyuluhan Adopsi Difusi Inovasi Pod Terhadap Dk

0 1 89