Metode Perfusi Intestinal Metode Absorpsi In Situ

2.3.3 Metode Absorpsi In Situ

Banyak variasi metode perfusi usus yang digunakan sebagai model . Metode in- situ memiliki kelebihan dibandingkan metode in-vitro. Walaupun hewan percobaan sudah dianastesi dan dimanipulasi dengan pembedahan, suplai darah mesentris, neural, endokrin, dan limpatik masih utuh sehingga mekanisme transpor seperti yang terdapat pada mahluk hidup masih fungsional. Sebagai hasilnya, laju dari metode ini lebih realistik dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan metode in-vitro Griffin dan Driscol, 2006.

2.3.3.1 Metode Perfusi Intestinal

Pengembangan preparat usus halus yang diperfusi secara vaskular dan stabil merupakan alat penelitian untuk melihat transpor dan metabolisme obat intestinal. Metode ini telah digunakan secara luas karena relatif sederhana, teknik pembedahan yang relatif mudah dan murah Schanker, et al., 1958. Pada pendekatan ini rongga perut hewan yang telah dibius dibuka dengan laparotomy. Sejumlah modifikasi metode ini telah dikembangkan, pada eksperimen loop tertutup oleh Doluisio, et al., 1969 larutan obat diletakkan pada bagian usus yang diisolasi, sedangkan pada metode perfusi loop terbuka dipertahankan aliran cairan secara terus menerus menuruni usus, dan permiabilitas intestinal diperkirakan melalui perbedaan konsentrasi perfusat masuk dan keluar pada keadaan steady Ho dan Higuchi, 1974. Pertimbangan tambahan jika menggunakan teknik in situ adalah volume laruran obat seiring absorpsi selama perfusi mungkin menyebabkan kesalahan pada perhitungan absorpsi. Berbagai metode koreksi fluks air telah dikemukakan termasuk penanda yang tidak terabsorpsi seperti fenol merah, inulin, atau 14 C PEG 4000 yang Universitas Sumatera Utara dapat diaplikasikan dengan persamaan yaitu : Dimana \ adalah konsentrasi keluar yang dikoreksi 2.3.3.2 Metode Perfusi Intestinal Loop Terbuka atau Teknik Perfusi Usus Single Pass Untuk perkiraan kuantitatif parameter absorpsi, metode Doluisio memiliki kelemahan, yaitu obat menyebar luas ke seluruh permukaan usus sehingga tidak mencerminkan in vivo yang sebenarnya. Model perfusi single pass yang diusulkan oleh Higuchi 1974 dirancang untuk memperkirakan sifat dengan aliran cairan secara terus menerus melalui usus. Metode ini lebih baik daripada metode Doluisio karena menghasilkan kontrol hidrodinamik yang lebih baik dan meningkatkan luas permukaan Ho, et al., 1983a ; Stewart, et al., 1997. Metode single pass memberikan laju yang lebih reproduksibel dan variasi yang lebih kecil dalam penelitian Schurger, et al., 1986. Pada penelitian ini larutan obat diperfusi terus menerus menuruni panjang usus yang telah diatur melalui kanula duodenum dan perfusat dikumpulkan dari kanula ileum dengan laju alir antara 0,1 dan 0,3 mlmenit. Sampel yang dikumpulkan dari aliran keluar diuji kandungan obatnya. Perkiraan permiabilitas usus efektif dilakukan dengan menghitung perbedaan antara cairan yang masuk dan keluar, ketika keadaan steady telah tercapai ketika konsentrasi keluar telah stabil.

2.4 Usus Halus