Uji Kekerasan Uji Kerengasan Uji Waktu Hancur

Berdasarkan hasil penelitian, kadar ibuprofen dalam berbagai formula tablet sistem dispersi padat masih memenuhi persyaratan menurut farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu 90,0 sampai 110,0. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Penetapan Kadar Ibuprofen dalam berbagai Formula Tablet Sistem Dispersi Padat No Formula Kadar 1. A1 100,57 ± 0,09 2. A2 102,76 ± 0,23 3. A3 100,72 ± 0,06 4. A4 99,80 ± 0,12 5. A5 100,49 ± 0,12 6. A6 101,97 ± 0,26 7. A7 98,98 ± 0,02

4.3.2 Uji Kekerasan

Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa semua tablet ibuprofen sistem dispersi padat mempunyai kekerasan yang berkisar antara 3,47 – 3,84 kg. Data uji ini ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tingkat kekerasan tablet dispersi padat ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tablet konvensional yang berkisar antara 4-8 kg Lachman, et al., 1994. Hal ini dikarenakan tablet dispersi padat dirancang agar mempunyai laju desintegrasi dan disolusi yang cepat sehingga tablet mempunyai porositas yang tinggi untuk tujuan absorpsi air yang cepat. Tabel 4.4 Hasil Uji Kekerasan dari berbagai Formula Tablet Ibuprofen Sistem Dispersi Padat No A1 kg A2 kg A3 kg A4 kg A5 kg A6 kg A7 kg 1. 3,25 3,25 3,50 3,60 3,60 3,50 3,30 Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Uji Kerengasan

Uji kerengasan friabilitas memberi gambaran pengaruh benturan fisik terhadap tablet pada saat pengemasan dan distribusi. Masalah yang sering timbul jika kekerasan tablet terlalu rendah adalah mudah rapuh Fu, et.al., 2004. Hasil uji kerengasan ketujuh formula tablet dispersi padat masih memenuhi persyaratan ≤ 0,8 Lachman, et al. 1994. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Friabilitas dari berbagai Formula Tablet Ibuprofen Sistem Dispersi Padat Friabilitas tablet berkaitan erat dengan kekompakan dari tablet tersebut. Friabilitas tablet ibuprofen dispersi padat relatif bagus dikarenakan formula menggunakan bahan tambahan yang memiliki kompresibilitas yang baik seperti avicel sehingga tablet yang dihasilkan kompak. 2. 2,75 3,60 4,10 4,25 3,75 2,80 3,70 3. 4,25 3,75 3,25 3,50 4,00 3,00 12,80 4. 3,50 3,25 4,25 4,10 4,25 4,00 3,50 5. 3,60 3,75 3,10 3,75 3,30 4,10 4,00 Rata rata 3,47 ± 0,55 3,52 ± 0,25 3,64 ± 0,51 3,84 ± 0,32 3,78 ± 0,37 3,48 ± 0,58 3,48 ± 0,45 No. Formula Friabilitas 1. A1 0,55 2 A2 0,59 3. A3 0,64 4. A4 0,58 5. A5 0,62 6. A6 0,63 7. A7 0,57 Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Uji Waktu Hancur

Hasil uji waktu hancur dari semua formula tablet ibuprofen sistem dispersi padat berkisar antara 31-193,50 detik. Data uji ini ditunjukkan pada Tabel 4.6. Tingkat waktu hancur tablet dispersi padat jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tablet konvensional. Dari hasil penelitian yang dilakukan superdesintegrant natrium kroskarmelosa menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat dibandingkan krospovidon. Hal ini disebabkan natrium kroskarmelosa mempunyai mekanisme mengembang swelling sedangkan krospovidon mempunyai mekanisme aksi kapiler wicking Rowe, et al., 2003. Tabel 4.6 Hasil Uji Waktu Hancur berbagai Formula Tablet Ibuprofen Sistem Dispersi Padat No A1 detik A2 detik A3 detik A4 detik A5 detik A6 detik A7 detik 1. 27 23 39 65 182 185 183 2. 29 25 43 73 186 185 186 3. 35 30 48 80 190 196 192 4. 42 34 52 82 196 197 193 5. 50 36 54 85 197 198 194 6. 51 38 68 90 197 200 197 Rata- rata 39,00 ± 10,33 31,00 ± 6,07 50,67 ± 10,15 79,17 ± 8,93 191,33 ± 6,38 193,50 ± 6,72 190,83 ± 5,27 Pada pemakaian konsentrasi natrium kroskarmelosa 5 waktu hancurnya lebih cepat dibandingkan konsentrasi 3 dan 7. Tetapi pada pemakaian superdesintegrant krospovidon, semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, semakin lama waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur sempurna. Pemakaian Universitas Sumatera Utara superdesintegrant pada konsentrasi yang lebih tinggi akan membentuk gel yang menghambat penetrasi air Florence dan Attwood, 1988.

4.3.5 Keseragaman Sediaan