Lama Penyemprotan Pestisida Pertanian Rumah Kaca dan Keracunan Pestisida

perlindungan diri, dosis pestisida dan lama penyemprotan. Hasil analisis regresi logistik pada tingkat kemaknaan 5 menunjukkan bahwa ada pengaruh selang waktu pengukuran terhadap resiko paparan pestisida. Hasil penelitian Praptini, dkk 2002 tentang Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Tenaga Kerja Teknis Pestisida Perusahaan Pemberantasan Hama Pest Control di Kota Semarang Tahun 2002, menyimpulkan bahwa rata-rata angka kejadian keracunan pestisida sebesar 69,91, sehingga disarankan bagi tenaga kerja teknis pestisida, untuk mencegah terjadinya keracunan pestisida, melakukan penyemprotan tidak lebih dari 2 kali setiap minggu dan tidak melakukan penyemprotan secara berturut-turut lebih dari 12 jam dalam waktu 3 bulan.

2.4. Lama Penyemprotan Pestisida

Lamanya penyemprotan pestisida yang dilakukan tenaga penyemprot sejalan dengan lamanya penyemrpto tersebut terpapar pestisida. Paparan yang berlangsung terus-menerus lebih berbahaya daripada paparan yang terputus-putus pada waktu yang sama. Jadi pemaparan yang telah lewat perlu diperhatikan bila terjadi risiko pemaparan baru. Karena itu penyemprot yang terpapar berulang kali dan berlangsung lama dapat menimbulkan keracunan kronik. Telah dibuktikan bahwa penggunaan pestisida secara berlama – lama untuk pertanian dapat menyebabkan kanker seperti non Hodgkin’s lymphoma Weisenburger, 1990 Universitas Sumatera Utara

2.5. Pertanian Rumah Kaca dan Keracunan Pestisida

Rumah kaca cukup banyak ditemukan di Indonesia, dataran tinggi di kepulauan Indonesia yang dapat digunakan untuk produksi holtikultura bernilai tinggi dan budidaya perkebunan. Namun karena elevasi yang sangat tinggi cukup jarang di Indonesia, pendinginan adiabatik kurang efisien, serta tingkat kelembaban cukup tinggi di sebagian besar daerah, dan populasi hama juga membatasi produktivitas. Menurut Richardson 2007, tanaman rumah kaca biasanya ditemui di daerah curah hujan tinggi tuntuk mengendalikan hama dan penyakit. Selain itu, plastik yang digunakan untuk menutup rumah kaca di Indonesia memiliki keterbatasan lokal dan perbedaan yang harus diatasi: dampak panas dan kelembaban dari penggunaan plastik melalui pertumbuhan lumut, yang mengurangi kualitas sinar secara cepat. Tanaman yang biasanya tumbuh di rumah kaca adalah tomat anggur, tomat selada, bunga, paprika, dan jenis lain seperti kentang untuk bibit dan pohon buah untuk batang tunas. Metode produksi yang dipelajari dari pengalaman atau dari sumber pasar juga diragukan, karena tampaknya lebih sesuai untuk daerah gurun dengan ketersediaan sinar yang tinggi, kelembaban rendah, dan dingin untuk suhu dingin. Situasi sebenarnya adalah kebalikannya: ketersediaan sinar yang rendah dan panas, lembab dengan kesenjangan suhu yang kecil. Oleh karena itu, kredibilitas sistem produksi dipertanyakan; sedikit usaha yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem produksi rumah kaca yang mempertimbangkan lingkungan setempat, mengurangi kelemahan dan meningkatkan kekuatannya Richardson, 2007. Universitas Sumatera Utara Menurut Bessin and Townsend 1997, penyemprotan pestisida pada rumah kaca memberi bahaya yang besar dan mengorbankan pekerja. Sebagian besar dari pestisida terdaftar untuk outdoor digunakan pada tanaman tertentu tidak dapat digunakan pada tanaman yang sama di rumah kaca. Banyak bidang pestisida diberi label untuk penggunaan dilarang untuk penggunaan rumah kaca karena kekhawatiran tentang keselamatan pekerja. Agar pestisida yang akan direkomendasikan untuk digunakan di rumah kaca, label pestisida harus menyatakan bahwa produk ini untuk digunakan pada tanaman khusus dewasa dalam rumah kaca. Beberapa pestisida rumah kaca sangat beracun, untuk keamanan, terutama di daerah tertutup seperti rumah kaca beberapa penyemprotan melarang pekerja dan lain orang dari seluruh tertutup memasuki daerah sampai entri yang dibatasi interval berakhir, bahkan jika hanya sebagian dari rumah kaca diperlakukan pembatasan entri dapat bervariasi interval 12-48 jam tergantung pada pestisida. Sementara pekerja diizinkan masuk ke daerah diperlakukan dengan peralatan pelindung selama periode ini, hanya operasi tertentu tenaga kerja tangan diperbolehkan dan dilarang. Pestisida harus digunakan secara aman, yaitu dengan cara selalu meminimalkan pemaparan selama pencampuran, penyemprotan, serta menggunakan peralatan pelindung yang terdaftar di label dan latihan akal sehat Bessin and Townsend, 1997. Menurut Sammons et al 2005, solusi untuk menanggulangi bahaya kesehatan manusia saat ini yang terlibat dalam penyemprotan bahan kimia yang berbahaya dalam konteks ruang yang panas dan beruap rumah kaca. Hal ini dicapai dengan desain dan konstruksi mobile yang otonom robot untuk digunakan dalam Universitas Sumatera Utara pengendalian hama dan pencegahan penyakit penyemprotan dalam rumah kaca komersial.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian