Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Metode Pengukuran

Dari Tabel 3.2. diatas terlihat bahwa semua pertanyaan nilai r hasil r tabel demikian juga r alpha r tabel, dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk penelitian valid dan reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

1. Jeda waktu penyemprotan pestisida adalah jarak atau rentang waktu melakukan penyemprotan pestisida yang dilakukan tenaga penyemprot dan dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu : a 6 hari, b 5 hari, c 4 hari, d 3 hari, dan e 2 hari. 2. Metode penyemprotan adalah cara yang dipakai petani dalam menggunakan pestisida terhadap tanaman. Penentuan metode penyemprotan dibagi 2 yaitu: memenuhi syarat apabila skor = ≥ 13 ≥ 60 atau lebih dari 11 kegiatan dari kuisioner dilakukan oleh responden, dan tidak memenuhi syarat apabila skor 13 60 atau kurang 10 kegiatan dari kuisioner dilakukan oleh responden. 3. Lama penyemprotan adalah waktu yang digunakan petani dalam penyemprotan pestisida atau lamanya petani kontak dengan pestisida dalam satu hari. Penentuan lama penyemprotan pestisida dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu : a 4 jamhari, b 3 jamhari, c 2 jamhari, dan d 1 jamhari. 4. Dampak pestisida adalah dilihat berdasarkan tingkat aktifitas enzim Acetil Cholinesterase dalam darah penyemprot dibandingkan dengan standar Depkes RI 1992 sebagai acuan menentukan tingkat keracunan, yaitu: - 0-25 keracunan berat Universitas Sumatera Utara - 25-50 keracunan sedang - 50-75 keracunan ringan - 75-100 normal 5. Rumah Kaca adalah konstruk plastik yang digunakan untuk menanggulangi dampak panas, kelembaban, dan pertumbuhan lumut pada tanaman tertentu.

3.6. Metode Pengukuran

a. Pengukuran Variabel Bebas Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat menggunakan jenis skala nominal dan ordinal, disesuaikan dengan jenis variabel yang diteliti. Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Cara Ukur Alat Ukur Skala Data Kategori Variabel Dependen Tingkat aktifitas enzim Acetil Cholinesterase Pemeriksaan sampel darah di Laboratorium Tintometer Kit Interval 0: 0-25 keracunan berat 1: 25-50 keracunan sedang 2: 50-75 keracunan ringan 3: 75-100 normal Variabel Independen 0= 1 hr; 2= 3 hr ; 4= 5 hr 1. Jeda Waktu Penyemprotan Wawancara Kuesioner Nominal 1= 2 hr ;3= 4 hr ; 5= 6 hr 0. skor ≥ 13 atau ≥ 60 Memenuhi Syarat 2. Metode Penyemprotan Wawancara Kuesioner Ordinal 1. skor 13 atau 60 tidak memenuhi syarat 0= 1 jam ; 2= 3 jam 3. Lama Penyemprotan Wawancara Kuesioner Ordinal 1= 2 jam ; 3=4 jam b. Cara Pengukuran Aktivitas Enzim Acetil Cholinestrase Tingkat aktivitas enzim cholinestrase darah, diawali dengan adanya uji reagen untuk mengontrol reagen dan menentukan waktu tunggu dengan cara mencampurkan 0,5 ml indikator BTB dan 0,01 ml substrat di dalam curvet berukuran 2,5 mm, Universitas Sumatera Utara diletakkan dalam comparator sebelah kanan sedangkan sebelah kiri berisi 0,01 ml darah dan 1 ml aquadest, kemudian langsung dilakukan pembacaan pada comparator disc. Setelah dilakukan test reagen, disediakan deretan tabung reaksi yang jumlahnya sesuai dengan jumlah sampel. Tiap tabung diisi 0,5 ml indikator, 0,01 ml darah orang normal, 0,5 ml substrat acethylcholine, kemudian ditutup dengan karet, dicampur pelan-pelan dan ditunggu selama 18,5 menit. Setelah 18,5 menit, masukkan campuran dalam curvet dan dibaca dalam comparator disc, biasanya 87,5 - 100 . Hasil yang diperoleh kemudian dicatat dalam blanko yang sudah disediakan dan data yang sudah tercatat dalam blanko akan dinterpretasikan. Penetapan katagori aktivitas enzim cholinestrase darah berdasarkan Depkes 1992. 3.7. Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata pada sampel yang tidak berpasangan independen t-test. untuk mengetahui perbedaan tingkat aktifitas enzim Acetil Cholinesterase dalam darah penyemprot di dalam dan di luar rumah kaca, dengan formula sebagai berikut: S b = 1 2 − ∑ n n d S b = Standar error dua rata-rata yang tidak berpasangan ∑ 2 d = ∑ = − − B B ∑ 2 B - 2 ∑ B n B = Beda antara pengamatan tiap pasang B = rata-rata dari beda pengamatan Universitas Sumatera Utara B - 0 B t = = S b S b Kriteria Pengujian adalah : Terima H jika – t. Tab ≤ t. Hit ≤ t. Tab Tolak H jika t. Hit t. Tab atau t. Hit - t. Tab Selanjutnya untuk menganalisis hubungan jeda waktu penyemprotan, metode penyemprotan dan lama penyemprotan dengan tingkat aktifitas enzim Acetil Cholinesterase dalam darah penyemprot dilakukan uji korelasi Pearson pada α=5. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

PT. Bibit Baru Kecamatan Dolat Rakyat merupakan, Brastagi, Sumatera Utara merupakan perusahaan PMA Belanda yang bergerak di unit usaha pembibitan bunga hasilnya berupa biji untuk memasok kebutuhan benih bunga dilakukan dalam rumah kaca, sedangkan budidaya tanaman kentang dilakukan di luar rumah kaca. PT. Bibit Baru yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing tanggal 2 April 1971 . Mitra asing Koninklijke Zaadteelt en Zaadhandel Sluis en Groot B.V – Holland. Proses penanaman dengan teknologi terapan plastikultur. Jumlah tenaga kerja 900, sebagian besar adalah wanita. Realisasi ekspor PT. Bibit Baru berupa bibit bunga pada tahun 2002 yaitu 450 kilogram dengan nilai jual Rp 9 milliar. Tujuan ekspor terutamanya adalah Singapura. Perusahaan ini memilih tempat di Brastagi dengan pertimbangan agroklimat, tenaga kerja dan transportasi. Wilayah Brastagi yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan ini merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang potensial sebagai daerah pertanian dan pariwisata.Udaranya dingin sehingga dijuluki dengan Tanah Karo Simalem yang artinya Tanah Karo yang dingin dan sejuk. Kota Brastagi terletak pada ketinggian berkisar antara 1000-1500 meter diatas permukaan laut pada 02 o 50 ′- 03 o 19 ′ Lintang Utara dan 97o55′-98o38′ Bujur Timur. Universitas Sumatera Utara