Tabel 4.13 menunjukkan perbedaan aktifitas enzim acetil cholinesterase darah penyemprot di dalam dan di luar rumah kaca pada PT. Bibit Baru, dengan nilai
p =0,000. Hasil analisis perbedaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat keracunan pada
tenaga penyemprot pestisida yang bekerja di dalam rumah kaca lebih tinggi dibandingkan tenaga penyemprot pestisida yang bekerja di luar rumah kaca.
Berdasarkan hasil uji tersebut, maka hipotesis bahwa ada perbedaan tingkat aktifitas enzim acetil cholinesterase dalam darah penyemprot di dalam dan di luar
rumah kaca PT. Bibit Baru dapat diterima, karena t-
hitung
= 3.826 lebih besar dari t-
tabel
=1,684. 4.8. Analisis Hubungan Lama Penyemprotan, Jeda Waktu Penyemprotan dan
Metode Penyemprotan dengan Tingkat Aktifitas Enzim Acetil Cholinesterase Penyemprot di PT. Bibit Baru
4.8.1. Didalam Rumah Kaca
Analisis hubungan digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji korelasi Pearson, dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.14 Nilai Signifikansi dan Koefisien Korelasi Hasil Analisis Hubungan Lama Penyemprotan, Jeda Waktu Penyemprotan dan Metode
Penyemprotan dengan tingkat aktifitas enzim Acetil Cholinesterase Penyemprot di dalam Rumah Kaca pada PT.Bibit Baru
Variabel Aktifitas Enzim Acetil Cholinesterase
Independen p sig
r
Lama Penyemprotan 0,000
- 0,587 Jeda Waktu Penyemprotan
0,000 0,769
Metode Penyemprotan 0,000
0,834
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa variabel lama penyemprotan, jeda waktu penyemprotan dan metode penyemprotan di dalam rumah kaca memiliki nilai
p0,05, hal ini menunjukkan variabel-variabel tersebut secara signifikan berhubungan dengan tingkat aktifitas enzim Acetil Cholinesterase dalam darah penyemprot.
Bila dilihat dari tanda hasil uji, maka variabel lama penyemprotan mempunyai tanda negatif -, sedangkan variabel jeda waktu penyemprotan dan metode
penyemprotan mempunyai tanda po7sitif +, hal ini menunjukkan bahwa semakin lama seorang tenaga penyemprot melakukan penyemprotan terjadi korelasi negatif
bertolak belakang dengan aktifitas enzim Acetil Cholinesterase dalam darah, artinya semakin lama waktu penyemprotan maka semakin rendah aktifitas enzim Acetil
Cholinesterase, sebaliknya semakin singkat waktu penyemprotan maka semakin tinggi aktifitas enzim Acetil Cholinesterase.
Sementara itu untuk variabel jeda waktu penyemprotan dan metode penyemprotan yang di dalam rumah kaca mempunyai tanda positif +, artinya
semakin lama jeda waktu penyemprotan dan metode penyemprotan yang digunakan semakin memenuhi syarat akan berkorelasi positif dengan meningkatnya aktifitas
enzim Acetil Cholinesterase. Berdasarkan tingkat korelasi yang ditunjukkan dari koefisien korelasi,
diketahui bahwa variabel metode penyemprotan yang paling tinggi 0,834, artinya terjadi korelasi yang sangat kuat antara metode penyemprotan dengan aktifitas enzim
Acetil Cholinesterase, selanjutnya variabel jeda waktu penyemprotan dengan koefisien korelasi = 0,769, artinya terjadi korelasi yang cukup kuat. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
variabel lama penyemprotan dengan koefisien korelasi = -0,587, artinya terjadi korelasi yang sedang.
Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa variabel lama penyemrpotan, jeda waktu penyemprotan dan metode penyemprotan memiliki nilai p 0,05, hal ini
menunjukkan variabel-variabel tersebut secara signifikan berhubungan dengan tingkat aktifitas enzim Acetil Cholinesterase dalam darah penyemprot.
Bila dilihat dari tanda hasil uji, maka variabel lama penyemprotan mempunyai tanda negatif -, sedangkan variabel jeda waktu penyemprotan dan metode
penyemprotan mempunyai tanda positif +, hal ini menunjukkan bahwa semakin lama seorang tenaga penyemprot melakukan penyemprotan terjadi korelasi negatif
bertolak belakang dengan aktifitas enzim Acetil Cholinesterase dalam darah, artinya semakin lama waktu penyemprotan maka semakin rendah aktifitas enzim Acetil
Cholinesterase,sebaliknya semakin singkat waktu penyemprotan maka semakin tinggi aktifitas enzim Acetil Cholinesterase.
Sementara itu untuk variabel jeda waktu penyemprotan dan metode penyemprotan yang mempunyai tanda positif +, artinya semakin lama jeda waktu
penyemprotan dan metode penyemprotan yang digunakan semakin memenuhi syarat akan berkorelasi positif dengan meningkatnya aktifitas enzim Acetil Cholinesterase.
Berdasarkan tingkat korelasi yang ditunjukkan dari koefisien korelasi, diketahui bahwa variabel metode penyemprotan yang paling tinggi 0,816, artinya
terjadi korelasi yang sangat kuat antara metode penyemprotan dengan aktifitas enzim Acetil Cholinesterase, selanjutnya variabel jeda waktu penyemprotan dengan
koefisien korelasi = 0,710, artinya terjadi korelasi yang cukup kuat. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
variabel lama penyemprotan dengan koefisien korelasi = 0,584, artinya terjadi korelasi yang sedang.
4.8.2. Diluar Rumah Kaca