Pembuatan Insektisida Nabati Tinjauan Tentang Insektisida Nabati 1. Pengertian Insektisida Nabati

20 digunakan dalam bentuk utuh, ekstraksi dengan air atau senyawa pelarut organik, ataupun bubuk Naria, 2005.

2.2.2. Pembuatan Insektisida Nabati

Pembuatan insektisida nabati dapat dilakukan secara sederhana atau secara laboratorium. Cara sederhana jangka pendek dapat dilakukan dengan penggunaan ekstrak sesegera mungkin setelah pembuatan ekstrak dilakukan. Cara laboratorium jangka panjang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih. Hal tersebut menyebabkan produk insektisida nabati menjadi mahal. Hasil kemasannya memungkinkan untuk disimpan relatif lama. Untuk menghasilkan bahan insektisida nabati dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut Kardinan, 2004: 1. Penggerusan, penumbukan, atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta. 2. Rendaman untuk produk ekstrak 3. Ekstraksi dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus oleh tenaga yang terampil dan dengan peralatan yang khusus. Untuk mengendalikan serangga-serangga yang terbang seperti nyamuk Ae. aegypti, insektisida yang diperlukan untuk menyemprot adalah insektisida yang mengandung racun perut atau racun kontak. Penyemprotan dengan hand spray harus diarahkan pada sasaran yang akan disemprot pada jarak 30 - 50 cm. Untuk mendapatkan distribusi semprotan yang sama harus dilakukan secara merata baik dari atas atau memutar dari samping Djojosumarto, 2000. 21 Untuk menjauhkan serangga atau gangguan oleh serangga terhadap manusia dengan bahan-bahan kimia adalah Repellent yang digunakan dengan cara menggosokkannya pada tubuh atau menyemprotkannya pada pakaian. Oleh karena itu repellent harus memenuhi syarat yaitu tidak mengganggu pemakainya, tidak melekat atau lengket, baunya menyenangkan pemakainya dan orang sekitarnya, tidak menimbulkan iritasi pada kulit, tidak beracun, tidak merusak pakaian, dan daya pengusir terhadap serangga hendaknya bertahan cukup lama. DEET N,N-diethyl-m- toluamide adalah salah satu contoh repellent yang tidak berbau, akan tetapi repellent ini menimbulkan rasa terbakar jika mengenai mata, luka atau jaringan membranous. Repellent digunakan dalam berbagai bentuk, misalnya berbentuk cairan, pasta atau semprotan yang ditujukan pada pakaian Soedarto, 1992. Interval jarak taraf perlakuan harus memberi peluang kepada peneliti untuk mendapatkan perlakuan terbaik yang memberikan pengaruh maksimum. Semakin tinggi derajat ketelitian yang diinginkan dan semakin heterogen lingkungan kondisi percobaan, jumlah ulangan harus lebih banyak. Secara umum, ulangan minimal untuk percobaan harus 3 tiga kali Hanafiah, 2008.

2.2.3. Keunggulan dan Kelemahan Insektisida Nabati