Sampel Penelitian Prosedur Penelitian Definisi Operasional

31 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dalam pembuatan ekstrak cabai rawit dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan penelitian efektifitas ekstrak cabai rawit terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. pada ovitrap dilakukan di rumah peneliti.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus - November Tahun 2010.

3.3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah larva Aedes spp. yang diambil diciduk dari ovitrap, kemudian dimakukkan ke dalam ovitrap yang baru berisi 250 ml air sumur, masing – masing 30 ekor larva. Maka jumlah seluruh larva yang digunakan dalam penelitian sebanyak 360 ekor larva. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer adalah data yang di dapat dari hasil eksperimen yang akan dilakukan berupa data - data jumlah larva nyamuk Aedes spp. yang mati setelah di beri larutan ekstrak cabai rawit 10 ml dengan konsentrasi 0 sebagai kontrol, 0,1, 0,2, dan 0,3 setiap 4 jam dan mencatat hingga waktu pengamatan selama 20 jam perlakuan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku - buku dan jurnal serta literatur - literatur yang mendukung sebagai bahan kepustakaan. 32 3.5. Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1. Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan ekstrak cabai rawit adalah sebagai berikut: 1. Pisau, untuk mengiris cabai rawit. 2. Lemari pengering, untuk mengeringkan cabai rawit dengan menggunakan lampu pijar. 3. Alat blender, untuk menghaluskan cabai rawit. 4. Alumunium foil, untuk menutup botol – botol alat perkolasi. 5. Alat perkolasi, untuk mendapatkan ekstrak kasar. 6. Rotary evaporator, untuk medapatkan ekstrak kental. 7. Freez dryer, untuk mendapatkan ekstrak pekat. 8. Botol cup transparan, sebagai wadah untuk menyimpan ekstrak. 9. Timbangan, untuk menimbang berat ekstrak cabai rawit yang diperlukan setiap kali perlakuan. 10. Cawan, untuk tempat menimbang ekstrak. 11. Gelas ukur 50 ml, untuk mengukur volume Etanol 96 dan ekstrak cabai rawit. 12. Gelas ukur 10 ml, untuk mengukur volume ekstrak cabai rawit dengan berbagai konsentrasi. 13. Hygrometer, untuk mengukur kelembaban ruangan selama penelitian. 14. Thermometer ruangan, untuk mengukur suhu ruangan selama penelitian. 33 15. Jam, untuk mengukur waktu pengamatan. 16. Ovitrap, sebagai perangkap larva nyamuk Aedes spp. dan wadah perlakuan pada larva nyamuk Aedes spp. 17. Peciduk jentik, untuk mengambil ciduk larva nyamuk Aedes spp. 18. Daftar isian, untuk mencatat hasil pengamatan.

3.5.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak cabai rawit adalah sebagai berikut: 1. Buah cabai rawit jenis cabai kecil jemprit segar. 2. Etanol 96 digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan ekstrak dan untuk mengencerkan ekstrak cabai rawit. 3. Larva nyamuk Aedes spp. 3.6. Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Cara Mendapatkan Larva Nyamuk Aedes spp. Untuk mendapatkan larva nyamuk Aedes spp. dilakukan dengan pemasangan ovitrap, dengan ukuran sebagai berikut: a. Ember kecil berwarna hitam dengan diameter 15 cm dan tinggi 12 cm. b. Beri tanda batas air pada permukaan dalam ember ± 7 cm. c. Beri lubang pada ember dengan tinggi ± 9 cm dari dasar ember, untuk mencegah meluapnya air hujan. d. Paddle sebagai tempat peletakan telur nyamuk dibuat dari potongan bambu dengan panjang 15 cm dan lebar 3 cm, masukkan paddle ke dalam ember dengan posisi miring. 34 e. Isi air sumur kedalam ovitrap sebanyak 0,5 liter atau setinggi batas air.

3.6.2. Pemasangan Ovitrap

a. Letakkan ovitrap di luar rumah, berdasarkan penelitian Hasyimi 1998 jumlah telur Aedes spp. yang ditangkap dengan perangkap telur di luar rumah lebih banyak daripada yang di dalam rumah. b. Lakukan pengamatan terhadap ovitrap, lihat pada paddle apakah terdapat telur nyamuk atau terdapat larva nyamuk Aedes spp. di dalam ember. c. Setelah larva sudah ada pada ovitrap, kemudian larva di ciduk dan di letakkan pada ovitrap yang berisi air sebanyak 250 ml, masing – masing 30 ekor larva. d. Pengamatan pertama jumlah larva nyamuk Aedes spp. yang mati dilakukan setiap 4 jam dan mencatat hingga waktu pengamatan 20 jam setelah perlakuan dengan penambahan larutan ekstrak cabai rawit 10 ml pada konsentrasi 0, 0,1, 0,2, dan 0,3. e. Suhu, kelembaban udara dan keasamaan air pH di sekitar tempat percobaan diukur. f. Catat pada tabel pengamatan. g. Demikian untuk pengamatan ataupun pengulangan berikutnya sebanyak 3 kali.

3.6.3. Proses Pembuatan Ekstrak Cabai Rawit

3.6.3.1. Penyediaan Bahan Tumbuhan

Penyediaan bahan tumbuhan meliputi pengambilan bahan tumbuhan dan pengolahan tumbuhan, yaitu: 35 1. Pengambilan Bahan Tumbuhan Bahan tumbuhan yang digunakan adalah cabai rawit jemprit segar yang di dapat dari pasar Deli Tua Medan. 2. Pengolahan Tumbuhan Ekstrak cabai rawit dikumpulkan, dicuci bersih kemudian ditiriskan setelah itu ditimbang berat seluruhnya yaitu berat basah sebanyak 2 kg, kemudian diiris menjadi 3 - 4 irisan, setelah itu dikeringkan dilemari pengering selama 5 hari. Cara mengetahui simplisia benar – benar kering yaitu dengan meremasnya hingga hancur dan kemudian ditimbang sebagai berat kering sebanyak 320 g.

3.6.3.2. Cara Membuat Ekstrak Cabai Rawit

Langkah - langkah dalam pembuatan ekstrak cabai rawit adalah sebagai berikut: 1. Cabai rawit yang telah kering simplisia kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender sampai menjadi bentuk serbuk. 2. Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam sebuah bejana dan direndam dengan 1 liter etanol 96 selama kurang lebih 3 jam maserasi antara. 3. Serbuk dimasukkan ke dalam perkolator dan direndam selama 24 jam. 4. Ekstrak di perkolasi selama 3 minggu. 5. Ekstrak kasar etanol 8 L dipekatkan dengan rotary evaporator membentuk ekstrak pekat etanol. 6. Ekstrak pekat etanol disempurnakan dengan menggunakan freez dryer untuk menghasilkan ekstrak kental 86,5 g. 36 3.6.4. Cara Melakukan Pengenceran Konsentrasi Larutan Ekstrak Cabai Rawit Untuk mendapatkan konsentrasi larutan hasil ekstraksi cabai rawit menjadi beberapa konsentrasi yaitu mulai dari konsentrasi 0, 0,1, 0,2, dan 0,3 yang dibuat dalam 10 ml pada tiap-tiap konsentrasi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut perhitungan pada lampiran: Keterangan: 1 N = konsentrasi awal 1 V = volume dari zat awal yabg dibutuhkan 2 N = konsentrasi yang diinginkan 2 V = volume yang diinginkan

3.7. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu dipersiapkan seluruh peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pada saat penelitian suhu dan kelembaban diukur, kemudian dilakukan langkah – langkah sebagai berikut: a. Meletakkan ovitrap sebanyak 2 buah di luar rumah, nyamuk Aedes spp. menyukai tempat - tempat penampungan air yang bersih, tidak beralaskan tanah, dan permukaan airnya tenang. b. Pada ovitrap masing – masing diberi tanda yaitu pada ulangan pertama A1, B1, C1, dan D1. Ulangan kedua dengan tanda A2, B2, C2, dan D2. Ulangan 2 2 1 1 N V N V    37 ketiga dengan tanda A3, B3, C3, dan D3, dimana posisi acak Tabel rancangan ada pada lampiran. c. Setelah larva muncul pada ovitrap, selanjutnya di beri ekstrak cabai rawit 10 ml dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan perlakuan yaitu 0,1, 0,2, dan 0,3, khusus untuk 0 kontrol hanya berisi air sumur saja pada ovitrap. Setiap konsentrasi dari kelompok percobaan direplikasi tiga kali. d. Amati dan hitung jumlah kematian larva pada ovitrap yang sudah diberi larutan ekstrak cabai rawit 10 ml setiap 4 jam dan mencatat hingga waktu pengamatan selama 20 jam perlakuan. Larva yang mati merupakan larva yang tenggelam ke dasar ovitrap, tidak bergerak, meninggalkan larva lain yang dapat bergerak dengan jelas dan tidak berespon terhadap rangsang. Persentase kematian larva dengan menggunakan rumus Adriyansyah, dkk., 2002, yaitu: Keterangan: Po = Persentase kematian larva teramati R = Jumlah larva yang mati pada perlakuan n = Jumlah larva yang diuji e. Tabulasi hasil data yang di dapat kemudian dianalisa dengan metode statistik. Po = n R x 100 38

3.8. Definisi Operasional

1. Cabai Rawit Jemprit adalah cabai yang buahnya kecil dan paling pedas diantara jenis cabai rawit lainnya, memiliki kandungan bahan kimia berupa capsaicin, minyak atsiri capsitol, bioflavonoid, saponin, isopren, flavonoida dan tannin, dimana bahan-bahan kimia tersebut merupakan bahan alami dalam pembuatan insektisida nabati. 2. Ekstrak cabai rawit Ekstrak cabai rawit adalah buah cabai rawit yang telah diekstraksi dengan penambahan pelarut dan diencerkan dengan etanol 96 untuk mendapatkan konsentrasi 0 kontrol, 0,1, 0,2, dan 0,3 kemudian digunakan sebagai insektisida nabati terhadap kematian larva nyamuk Aedes spp. pada ovitrap. 3. Larva Larva adalah larva Aedes spp. yang telah berumur sekitar 4 – 6 hari setelah menetas. 4. Suhu ruangan Suhu ruangan adalah keadaan suhu udara disekitar ruangan dimana penelitian dilakukan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang dinyatakan dalam derajat Celcius. 5. Kelembaban Kelembaban adalah kadar uap air disekitar ruangan yang diukur dengan menggunakan hygrometer dan dinyatakan dalam persen. 39 6. Keasaman Air Keasaman Air adalah derajat keasaman air yang mempengaruhi kehidupan larva yang diukur dengan menggunakan Kertas Lakmus Universalindikator pH 0 – 14.

3.9. Analisa Data