Keterkaitan Kesejahteraan Rumah Tangga dengan Pembangunan Perekonomian di Jawa Barat

produktif baik kredit modal kerja atau produksi. Kredit konsumtif juga dipertahankan bahkan ditingkatkan penyalurannya sehingga dapat meningkatkan konsumsi rumahtangga sektor riil di Jawa Barat.

6.5. Keterkaitan Kesejahteraan Rumah Tangga dengan Pembangunan Perekonomian di Jawa Barat

Peningkatan produktivitas rumah tangga secara langsung dan tidak langsung dapat dilakukan melalui penggalian dan pengembangan potensi yang ada di rumah tangga yang meliputi sumberdaya manusia, alam, man-made capital dan social capital. Produktivitas di rumah tangga berjalan dengan memanfaatkan potensi rumah tangga yang dapat menjamin keberlanjutan kesejahteraan rumah tangga itu. Produktivitas rumah tangga juga sangat dipengaruhi oleh modal yang dimiliki rumah tangga sebagai sarana penunjang kegiatan produktif dan konsumtifnya, dalam hal ini salah satu modal atau input rumah tangga yang dapat meningkatkan produktivitas rumah tangga adalah kredit rumah tangga. Kredit rumah tangga dipengaruhi oleh pendapatan siap dibelanjakan, tabungan rumah tangga, pengeluaran rumah tangga dan lama pendidikan kepala rumah tangga. Hasil estimasi rata-rata kredit rumah tangga di Jawa Barat menunjukkan bahwa apabila pendapatan siap dibelanjakan, tabungan rumah tangga, pengeluaran rumah tangga dan lama pendidikan kepala rumah tangga meningkat maka akan meningkatkan kredit rumah tangga. Dimana sebaran rata- rata kredit di Jawa Barat pada wilayah kota dan kabupaten tidak tersebar secara merata. Rata-rata kredit rumah tangga baik kredit produktif maupun konsumtifnya pada wilayah kota di Jawa Barat lebih besar daripada wilayah kabupatennya. Sebaran rata-rata produktivitas rumah tangga antar wilayah berbeda bahkan terjadi disparitas, dimana pada wilayah yang maju lebih tinggi rata-rata produktivitasnya daripada wilayah lainnya. Produktivitas rumah tangga akan mempengaruhi pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga itu sendiri dipengaruhi oleh kredit rumah tangga, tabungan rumah tangga, umur kepala rumah tangga dan lama pendidikan kepala rumah tangga. Hasil estimasi rata-rata pendapatan rumah tangga di Jawa Barat menunjukkan bahwa apabila kredit rumah tangga, tabungan rumah tangga dan lama pendidikan kepala rumah tangga meningkat maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga, tetapi apabila umur kepala rumah tangga meningkat akan menurunkan pendapatan rumah tangga, hal ini karena sebagian besar umur kepala rumah tangga berusia hampir diatas usia produktif. Sebaran rata-rata pendapatan rumah tangga pada wilayah kota dan kabupaten tersebar tidak merata. Pendapatan rumah tangga secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi tabungan rumah tangga dan pengeluaran rumah tangga, dimana pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran untuk pangan, pengeluaran untuk barang dan jasa, pengeluaran untuk perumahan dan fasilitasnya, dan pengeluaran untuk barang tahan lama. Pengeluaran untuk pangan dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, lama pendidikan kepala rumah tangga, kredit rumah tangga dan konsumsi non pangan. Hasil estimasi rata- rata pendapatan rumah tangga di Jawa barat menunjukkan bahwa apabila jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, lama pendidikan kepala rumah tangga dan kredit rumah tangga meningkat maka akan meningkatkan pengeluaran untuk pangan, sedangkan jika pengeluaran untuk non pangan meningkat maka akan menurunkan pengeluaran untuk pangan. Dimana sebaran rata-rata pengeluaran untuk pangan di Jawa Barat pada wilayah kota lebih besar daripada wilayah kabupaten. Pengeluaran untuk barang dan jasa dipengaruhi oleh lama pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan siap dibelanjakan, tabungan rumah tangga, kredit rumah tangga, pengeluaran pangan dan pengeluaran perumahan. Hasil estimasi rata-rata pengeluaran untuk barang dan jasa di Jawa Barat menunjukkan bahwa apabila lama pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan siap dibelanjakan, kredit rumah tangga dan pengeluaran perumahan meningkat maka akan meningkatkan pengeluaran untuk barang dan jasa, sedangkan tabungan rumah tangga dan konsumsi perumahan meningkat akan menurunkan pengeluaran untuk barang dan jasa. Pengeluaran untuk perumahan dan fasilitasnya dipengaruhi oleh lama pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan rumah tangga, tabungan rumah tangga, kredit rumah tangga, pengeluaran pangan, pengeluaran barang jasa dan pengeluaran barang tahan lama. Hasil estimasi rata-rata pengeluaran untuk perumahan dan fasilitasnya di Jawa Barat menunjukkan bahwa apabila lama pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan rumah tangga, kredit rumah tangga dan pengeluaran barang jasa meningkat maka akan meningkatkan pengeluaran untuk perumahan dan fasiltasnya, sedangkan tabungan rumah tangga, pengeluaran pangan dan pengeluaran barang tahan lama meningkat akan menurunkan pengeluaran untuk perumahan dan fasilitasnya. Pengeluaran untuk barang tahan lama dipengaruhi oleh lama pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan rumah tangga, tabungan rumah tangga, kredit rumah tangga, pengeluaran pangan dan pengeluaran barang jasa. Hasil estimasi rata-rata pengeluaran untuk barang tahan lama di Jawa Barat menunjukkan bahwa apabila lama pendidikan kepala rumah tangga, pendapatan rumah tangga, kredit rumah tangga dan pengeluaran barang jasa meningkat maka akan meningkatkan pengeluaran untuk barang tahan lama, sedangkan tabungan rumah tangga dan pengeluaran pangan meningkat akan menurunkan pengeluaran barang tahan lama. Selain daripada pengeluaran-pengeluaran rumah tangga terdapat tabungan rumah tangga yang dipengaruhi pendapatan rumah tangga. Hasil estimasi rata-rata tabungan rumah tangga di Jawa Barat menunjukkan bahwa apabila lama pendidikan, pendapatan rumah tangga dan kredit rumah tangga meningkat akan meningkatkan tabungan rumah tangga, sedangkan apabila pengeluaran pangan dan pengeluaran non pangan meningkat akan menurunkan tabungan rumah tangga. Sebaran rata-rata tabungan rumah tangga pada wilayah kota di Jawa Barat lebih besar daripada wilayah kabupaten. Cerminan tingkat kesejahteraan rumah tangga pada suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat pengeluaran-pengeluaran rumah tangga. Sehingga dapat dikatakan rata-rata tingkat kesejahteraan rumah tangga pada kota seperti Kota Bandung, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung lebih besar daripada wilayah kotakabupaten lainnya. Selain daripada itu tingkat pengeluarankonsumsi rumah tangga yang merupakan cerminan dari kesejahteraan rumah tangga di Jawa Barat akan mempengaruhi perekonomian Jawa Barat. Komponen struktur nilai tambah rumah tangga terhadap perekonomian Jawa Barat dapat dilihat pada komponen upah dan gaji yang sebesar 27,79 persen, angka ini cukup besar dalam mempengaruhi pembangunan perekonomian Jawa Barat. Komponen struktur permintaan akhir di Jawa Barat terbesar berada pada konsumsi rumah tangga sebesar 46,97 persen dari total komponen struktur nilai tambah, dengan sektoral terbesarnya adalah sektor industri. Dengan demikian dalam peningkatan pembangunan perekonomian Jawa Barat perlunya peningkatan investasi dalam sektor industri dan perdagangan guna peningkatan konsumsipengeluaran masyarakat lebih meningkat dan dapat mengurangi pengangguran dengan menambahkan usaha modal dan tenaga kerja dalam sektor tersebut. Pendapatan regional Jawa Barat salah satunya dimanfaatkan sebagai investasi. Apabila pendapatan regional meningkat maka investasi juga akan meningkat serta akan memperbesar modal regional yang disalurkan melalui lembaga keuangan di Jawa Barat. Begitupula tabungan rumah tangga akan memperbesar modal lembaga keuangan yang dapat dimanfaatkan kembali oleh rumah tangga sebagai salah satu input sebagai kredit rumah tangga. Namun demikian masih terdapat kesenjangan pembangunan perkonomian antara wilayah wilayah di Jawa Barat, dimana wilayah yang maju semakin maju sedangkan wilayah yang terbelakang semakin tertinggal. Sehingga perlunya kebijakan- kebijakan yang berbeda antar wilayah khususnya penanganan yang berbeda antara Kota Bandung, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Depok dengan wilayah kotakabupaten lainnya yang lebih terbelakang dalam penanganan peningkatan perekonomian wilayahnya dengan meningkatkan modalinput rumah tangga UKM sehingga dapat meningkatkan produktivitas rumah tangga, meningkatkan pendapatan dan konsumsi rumah tangga. VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan