Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
2
kanker ovarium berkisar 7,65. Banyak penelitian lain yang dilakukan untuk
menemukan hubungan
antara kanker
ovarium dengan
endometriosis. Berdasarkan data oleh Nishida, dkk
7
melakukan penelitian terhadap 147 kasus kista endometriosis dan menemukan bahwa
perubahan keganasan dari endometriosis berkisar 7. Penelitian kohort retrospektif di Swedia terhadap 20.686 wanita yang
dirawat dikarenakan endometriosis, Brinton dkk melakukan follow up selama 11,4 tahun dan menemukan peningkatan resiko untuk kanker
ovarium 1,9 1,3-2,8.
8
Melin dkk kemudian melaporkan bahwa adanya peningkatan resiko relatif terhadap pasien dengan kista ovarium
endometriosis namun tidak pada pasien dengan adenomiosis
9
. Dan
berdasarkan penelitian Deligdisch dkk,
10
ditemukan adanya lesi endometriosis pada 40 kasus dari 76 kasus kanker ovarium tipe 1.
Penelitian Bulun, Kitawaki, Wieser dan Arvaniti menunjukkan sifat endometriosis dalam tingkat molekuler bahwa endometrioma cenderung
mengalami penurunan aktivitas penghambatan siklus sel, mampu menahan apoptosis, memiliki sifat angiogenik, mampu menginvasi jaringan sekitar.
11,12,13
Sifat dari endometrioma tersebut diatas sesuai dengan ciri-ciri suatu keganasan dikemukakan oleh Hannahan 2000
14
yang disebut dengan Hallmark of Cancer. Hallmark dari kanker itu sendiri melibatkan enam
kemampuan biologis untuk perkembangan dari tumor pada manusia. Hallmark tersebut merupakan prinsip dasar dari perkembangan keganasan.
Termasuk sinyal proliferasi yang berkelanjutan, kemampuan menghindari faktor penghambat pertumbuhan, kemampuan untuk melawan proses
3
kematian sel resistensi terhadap suatu apoptosis, kemampuan untuk bereplikasi tanpa henti, dapat mencetuskan angiogenesis dan kemampuan
invasi dan metastasis. Resistensi terhadap suatu apoptosis ditunjukkan dengan adanya
overekspresi dari protein anti apoptosis Bcl-2, ekspresi yang kurang dari protein pro-apoptosis Bcl-2 assosiated x protein, BAX dan inaktivasi dari
gen p53 p53 merupakan tumour suppressor gene TSG yang merupakan pro apoptosis yang tidak aktif melalui proses mutasi.
15
Jejas endometriotik mempunyai kesamaan di dalam perkembangannya melalui strategi
menghindari diri dari apoptosis dengan 1 meningkatnya ekspresi Bcl-2, 2 penurunan BAX.
16
3 Peningkatan Fas Ligand FasL yang terlarut dan Interleukin IL-8 pada cairan peritoneum yang memicu apoptosis dari
limfosit T yang memungkinkan sel endometriotik menghindar dari kematian sel.
15
4 tidak aktifnya gen p53 akibat mengalami mutasi.
18,19
Sehingga dapat disimpulkan gagalnya suatu apoptosis pada endometriosis dan karsinoma ovarium dipengaruhi oleh 4 hal penting yaitu
Bcl-2antiapoptosis, FasL, p53 tumour suppresor gene dan BAXpro- apoptosis. Dan dalam banyak penelitian disebutkan bahwa gangguan
pada salah satu regulator secara ototomatis mempengaruhi regulator yang lain. Penelitian oleh Meresman dkk, mengamati bahwa pada sel
endometrium pada endometriosis memperlihatkan peningkatan ekspresi faktor anti apoptosis dan penurunan ekspresi faktor pro apoptosis.
16
Dari berbagai sifat molekular endometrioma di atas akan diambil satu kriteria yaitu kebal terhadap apoptosis sebagai dasar mencari kesamaan
4
antara endometrioma dengan karsinoma ovarium yang dalam hal ini adalah dengan melakukan evaluasi ekspresi dari pro-apoptosis p53 pada jaringan
endometrioma yang dibandingkan dengan kanker ovarium tipe 1.