12
dengan Fas CD 95 dan ligand mereka yang disebut dengan TNF dan Fas ligand FasL.
Dengan  berikatannya  ligan  kematian  dengan  reseptornya  akan membentuk suatu kompleks yang disebut dengan death inducing signaling
complex  DISC  yang  akan  mengaktifkan  pro-caspase  8.  Caspase  ini merupakan suatu kaspase pencetus terhadap apoptosis.
24,25
Alur apoptosis ini dapat dihambat oleh protein yang dinamakan FLIP, yang  dapat  mengikat  pro-caspase-8.  Beberapa  virus  dan  sel  normal
memproduksi FLIP dan menggunakan inhibitor ini untuk melindungi dirinya dari apoptosis yang dimediasi oleh Fas.
25
Gambar 3  Hubungan antara inisiasi apoptosis jalur ekstrinsik dengan jalur intrinsik
24
13
2.2.3  Disregulasi Apoptosis
,24,25,26
Apoptosis dan gen yang mengontrolnya mepunyai efek yang besar pada fenotip keganasan. Gangguan  regulasi  pada program apoptosis akan
menyebabkan  mortalitas  sel.  Mutasi  onkogenik  yang  apoptosis mempengaruhi  inisiasi  tumor,  progresifitas  tumor  dan  metastase.  Kanker
merupakan  hasil  dari  perubahan  genetik  dimana  sel  normal  berubah menjadi  ganas,  dimana  penghentian  kematian  sel  sementara  merupakan
salah  satu  perubahan    penting  yang  menyebabkan  suatu  transformasi kearah keganasan.
Pada  awal  1970  Kerr  dkk  telah  mengaitkan  apoptosis  untuk menghapus sel yang berpotensi ganas , sel yang mengalami hiperplasi dan
perkembangan tumor. Oleh karena itu, pengurangan peran apoptosis dan resistensinya memainkan peran penting dalam karsinogenesis. Ada benyak
cara  sel  menjadi  tumor  atau  mengalami  keganasan  melalui  proses pengurangan  apoptosis  dan  rsistensi  apoptosis.  Umumnya,  mekanisme
perubahan  apoptosis  yang  bisa  meyebabkan  kanker  atau  tumor  dapat dibagi atas 3 bagian besar, yaitu
1.  Gangguan  keseimbangan  protein  proapotosis  dan  protein antiapoptosis
2.  Berkurangnya fungsi caspase 3.  Rusaknyaterganggunya sinyal reseptor kematian death receptor
14
Gambar 4  Mekanisme perubahan Apoptosis dan proses Karsinogenesis
25
Pada  proses  apoptosis  dapat  terjadi  kegagalan  pada  jalur  ,  yang akan  menyebabkan  terjadinya  kanker.  Kegagalan  ini  lebih  sering  terjadi
pada jalur intrinsik dibandingkan jalur ekstrinsik,  karena jalur ekstrinsik ini lebih sensitif dan paling sering disebabkan oleh mutasi dari gen p53. Gen
p53  ini  merupakan  tumor  supresor  gen  yang  terakumulasi  bila  DNA mengalami  kerusakan.  Fungsi  dari  p53  ini  yaitu  mencegah  replikasi  sel
pada  sel  yang  rusak  secara  genetik  melalui  penghentian  siklus  sel  pada fase G1 atau interface, sehingga sel mempunyai waktu untuk repair. Selain
itu gen ini juga berfungsi untuk mencetuskan apoptosis bila kerusakan sel cukup luas dan terjadi kegagalan repair.
Bila  terjadi  mutasi  pada  gen  p53  dapat  mengakibatkan  disregulasi gen  ini  sehingga  terjadi  kegagalan  apoptosis  dan  sel  yang  rusak  terus
mengalami replikasi dan akhirnya terjadi kanker.