Penurunan Fungsi Progesteron Konsep Biokimia dari endometriosis
18
2.4.3.Neuroangiogenesis
Perkembangan dari vaskularisasi mempunyai peranan yang penting juga pada perkembangan implantasi endometriosis pada rongga
peritoneum. Lesi
peritoneum, terutama
tipe vesikular
merah, memperlihatkan adanya tampilan kongesti dari neovaskular pada
laparoskopi.
1
Beberapa faktor angiogenesis seperti faktor pertumbuhan VEGF
,
meningkat pada cairan peritoneum wanita endometriosis. penurunan lesi dari endometriosis dengan menggunakan pengobatan
dengan antiangiostatik pada tikus juga menunjukkan adanya peranan angiogenesis pada perkembangan penyakit ini. Yang paling penting adalah
angiogenesis dan pertumbuhan syaraf adalah kejadian yang saling berkaitan dan saling terencana pada penyakit ini yang disebut dengan
neuroangiogenesis.
32
Dasar dari pemahaman terhadap patofisiologi rasa sakit yang berhubungan dengan endometriosis adalah dengan adanya penelitian
terhadap inervasi lesi endometriosis pada tikus. Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan 14 kali lipat terhadap densitas syaraf
pada lesi endometriosis bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dan tingkat keparahan rasa nyeri sangat berhubungan dengan adanya
persyarafan pada lesi endometriosis tersebut.
33
19
2.5. Kanker Epitel Ovarium 2.5.1 Asal dan Patogenesis dari Kanker Epitel Ovarium
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi yang sangat letal. Pendekatan diagnostik dan pengobatan kanker ovarium ini masih belum
sempurna karena asal dan patogenesis dari kanker epitel ovarium masih belum diketahui dengan jelas. Walaupun telah dilakukan berbagai
penelitian, namun hasil yang didapatkan belum memuaskan. Penelitian mengatakan bahwa kanker epitel ovarium bukan merupakan penyakit
tunggal namun terdiri dari kelompok tumor yang berbeda berdasarkan morfologi dan genetik molekular. Satu kelompok tumor disebut dengan tipe
1, serous grade rendah, endometrioid grade rendah, clear sel, musinosum dan kanker transisional Brenner. Tumor ini biasanya indolen, terbatas
pada ovarium dan genetiknya stabil. Kelompok kedua disebut dengan tipe 2, yang lebih agresif, berkembang cepat dan biasanya tampil dengan
grading yang lebih tinggi. Termasuk didalamnya kanker ovarium serosum dengan grade tinggi, karsinoma undifferensiasi, karsinosarkoma. Pada 80
kasus memiliki mutasi gen TP53. Penelitian juga menunjukkan bahwa yang dulunya anggapan bahwa kanker ovarim berasal dari primer ovarium
ternyata berasal dari organ pelvik lain dan melibatkan ovarium secara sekunder. Tumor serosum berasal dari implantasi epitelium tuba falopi.
Endometrioid dan clear sel telah banyak dihubungkan dengan endometriosis, yang dianggap sebagai prekusor tumor ini. Data juga
menunjukkan bahwa tumor musinosum dan Brenner berasal dari tipe epitel transisional yang ada pada hubungan tuba dan mesotelial dengan adanya
20
proses metaplasia. Dengan adanya temuan ini, konsep baru terhadap pendekatan diagnosa, skrining, pengobatan bahkan pencegahan memiliki
peranan yang besar terhadap penyakit ini.
34