Kondisi Pertanian Kecamatan Cigombong

42 penggarap, dan 3.750 buruh tani. Penduduk lainnya kebanyakan bekerja sebagai buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pengemudi, pengrajin, dan pegawai negeri sipil. Hal ini yang merupakan sarana dan prasarana yang dapat menaikkan laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Cigombong secara perlahan.

5.3 Kondisi Pertanian Kecamatan Cigombong

Kecamatan Cigombong merupakan salah satu daerah yang memberikan peran penting pada sub sektor tanaman pangan, khususnya sebagai kecamatan yang berkontribusi nyata dalam hal budidaya padi di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cigombong dipilih sebagai daerah yang termasuk dalam program P2BN, sehingga memperoleh bantuan benih padi hibrida Varietas Intani 2 pada tahun 2010 . Beberapa desa yang pernah menanam padi hibrida Varietas Intani 2 di Kecamatan tersebut diantaranya adalah Desa Ciburuy, Desa Pasir Jaya, dan Desa Srogol. Desa Ciburuy merupakan desa yang dimana sektor pertanian masih tetap menjadi suatu usaha pilihan bagi masyarakat. Disamping itu, desa tersebut memiliki sarana serta prasarana pertanian yang cukup lengkap dibanding dengan Desa Pasir Jaya dan Desa Srogol. Desa Ciburuy memiliki jalan lingkungan yang cukup memadai sehingga mampu memberikan akses kemudahan untuk melakukan distribusi hasil pertanian. Adapun faktor penunjang desa lainnya ialah memiliki sarana saung yang berguna untuk pertemuan ataupun kegiatan pelatihan, lalu terdapatnya tempat penggilingan padi yang dilengkapi sarana penjemuran, pengering gabah, gudang beras, dan lokasi penampian beras. Selain itu, terdapat pula tempat pembuatan pupuk kompos serta pembuatan pupuk organik yang dilengkapi dengan gudang pupuk. Kemudian didukung oleh alat-alat produksi pertanian traktor, pengukur pH tanah, sprayer yang cukup moderen, dan terakhir ditambah dengan terdapatnya koperasi kelompok tani “Lisung Kiwari” yang mempermudah dalam hal sektor pertanian di Desa Ciburuy. Sejak tahun 1972 di Desa Ciburuy telah mempunyai suatu kelompok tani yang hingga saat ini telah terbentuk sebuah Gapoktan dengan nama Gapoktan Silih Asih. Kelompok tani yang menjadi binaan Gapoktan tersebut ialah Kelompok Tani Silih Asih I, Silih Asih II, Manunggal Jaya, Saung Kuring, Tunas Inti, Lisung Kiwari, Silih Asih Fish Farm, Taruna Tani Silih Asih, Kelompok 43 Wanita Tani Motekar, dan Saluyu. Mayoritas anggota dari kelompok tani Silih Asih adalah petani padi yang bertempat tinggal di desa Ciburuy. Komoditas utama yang diusahakan petani ialah 90 padi sawah. Hingga saat ini beras yang diproduksi di Desa Ciburuy merupakan beras semi organik karena sudah mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimiawi, sehingga petani di desa tersebut sudah mulai beralih untuk menggunakan pupuk dari jerami . Sedangkan dalam hal pengairan areal sawah, para petani sudah menggunakan sistem air irigasi yang dialiri secara baik ke areal persawahan. Kelompok tani yang telah menanam benih padi hibrida varietas Intani 2 di Desa Ciburuy adalah kelompok tani Manunggal Jaya dan kelompok tani Tunas Inti. Kelompok tani Manunggal Jaya ialah kelompok tani yang memperoleh bantuan benih dengan program SLPTT Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu. Pada program ini para petani tidak hanya diberikan benih saja, akan tetapi diberikan pengawasan dan juga pendampingan oleh pihak pemerintah. Namun sayang sekali tidak diberikan subsidi pupuk selama proses penanaman. Sehingga para petani hanya melakukan pemupukan seadanya saja sesuai kondisi permodalan yang dimiliki. Sedangkan untuk kelompok tani Tunas Inti mendapatkan bantuan benih padi hibrida melalui program Non-SLPTT. Pada program ini petani hanya diberikan benih saja dan tidak ada variabel-variabel tambahan seperti halnya program SLPTT. Akibatnya banyak para petani tidak berani untuk menanam benih padi hibrida varietas Intani 2 dan benih tersebut akhirnya dibagikan ke petani lain serta digiling. Desa selanjutnya ialah Desa Pasir Jaya, desa ini ialah salah satu desa di Kecamatan Cigombong yang sama-sama menghasilkan beras sehat atau beras semi organik seperti halnya di Desa Ciburuy. Gapoktan yang berada di Desa Pasir Jaya ialah Gapoktan Harapan Maju. Kelompok tani yang menjadi binaan ialah kelompok tani Harapan Maju, Lodaya, Mitra Tani, dan Bunga Desa. Gapoktan Harapan Maju merupakan mitra dari Gapoktan Silih Asih di Desa Ciburuy. Selain itu, karakteristik para petani di Desa Pasir Jaya pun memiliki persamaan dengan para petani petani di Desa Ciburuy dalam hal cara berbudidaya padi. Kelompok tani yang telah menanam benih padi hibrida Varietas Intani 2 ialah hanya 44 kelompok tani Harapan Maju. Desa ini merupakan desa yang teridentifikasi memperoleh sisa benih padi hibrida dari kelompok tani Tunas Inti. Desa ketiga yang menanam benih padi hibrida Intani 2 ialah Desa Srogol dengan nama kelompok tani ialah Silih Asuh. Desa Srogol memiliki perbedaan dalam hal budidaya padi dengan Desa Ciburuy dan Desa Pasir Jaya, karena mayoritas para petaninya masih menggunakan pestisida dan bahan-bahan kimia dalam proses budidaya padi. Sehingga belum beralih ke semi organik seperti dua desa sebelumnya. Kelompok tani ini juga termasuk dalam program SLPTT seperti halnya kelompok tani Manunggal Jaya. Namun, di kelompok ini terdapat Laboratorium Lapang LL yang digunakan sebagai tempat petani untuk belajar langsung mengenai budidaya benih padi hibrida di sawah sehingga diberikan bantuan pupuk untuk kegiatan LL tersebut. Hanya saja pupuk itu diberikan setengah dari porsi biasanya seperti Urea 200 kg menjadi 100 kg serta NPK 300 kg menjadi 150 kg dan akhirnya hasilnya tidak optimal karena petani melakukan pemupukan seadanya saja sesuai jumlah bantuan yang diberikan. Pupuk itu juga hanya diberikan untuk lahan sawah LL saja, sedangkan untuk para petani sama seperti kelompok tani Manunggal Jaya yaitu sama-sama tidak diberikan subsidi pupuk selama proses penanaman. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penyuluh pertanian dan para petani terdapat beberapa hal yang perlu diketahui bahwa rencana tanam program bantuan benih padi hibrida varietas Intani 2 ini sebenarnya akan dilakukan pada bulan April - Mei tahun 2010. Namun pada kenyataannya benih padi hibrida tidak diperoleh sesuai dengan jadwal tanam, sehingga para petani mengambil keputusan dari pada lahan sawah tidak ditanami akhirnya para petani menanam benih padi apa saja yang ada yaitu benih padi inbrida dari hasil panen sebelumnya. Adanya hal itu, maka benih padi hibrida varietas Intani 2 ditanam menunggu setelah padi inbrida tersebut panen. Benih padi hibrida dapat diperoleh petani pada bulan November, sehingga penananaman dilakukan antara bulan November hingga Desember. Akan tetapi, ternyata benih padi hibrida tersebut telah memasuki masa akhir berlaku label pada bulan September tahun 2010. Hal ini pun telah terjadi di kecamatan lain di Kabupaten Bogor. 45

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden