Kepuasan Petani terhadap Benih Padi

15 yang mudah dibanding dengan varietas IR64 dan Ciherang. Sedangkan untuk penelitian yang dilakukan Irawati 2009 ialah meneliti tentang analisis sikap petani di Kota Solok, Sumatera Barat. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui sikap petani yaitu menggunakan alat analisis Fishbein. Berdasarkan hasil alat analisis Fishbein menunjukkan bahwa sikap dari para petani lebih banyak menyukai serta menanam varietas Cisokan dan Anak Daro karena varietas tersebut mempunyai keunggulan yaitu rasa nasi yang enak dan harga jual yang lebih tinggi. Namun kedua varietas tersebut tetap menjadi pilihan petani padi di Kota Solok. Berdasarkan empat peneliti diatas dapat diambil kesimpulan bahwa didalam menganalisis sikap petani alat analisis yang selalu digunakan ialah alat analisis Multiatribut Fisbhein. Sehingga dari beberapa penelitian terdahulu terdapat persamaan dengan penelitian ini, yaitu alat analisis yang digunakan Fishbein dan membahas komoditi padi. Akan tetapi, khusus untuk dua peneliti seperti Manalu dan Chanifah memiliki kesamaan dalam hal komoditi padi hibrida, namun yang membedakan dengan penelitian ini ialah varietasnya. Varietas yang dijadikan penelitian ialah benih padi hibrida varietas Intani 2, sedangkan pada Manalu dan Chanifah ialah benih padi hibrida varietas Bernas.

2.4 Kepuasan Petani terhadap Benih Padi

Terdapat beberapa peneliti yang membahas tentang kepuasan para petani terhadap benih padi di beberapa daerah di Indonesia yaitu Manalu, Chanifah, Fahmi, Irawati dan Saheda. Dari kelima peneliti tersebut hanya dua peneliti yang membahas benih padi hibrida, yaitu penelitian Manalu dan Chanifah. Penelitian yang dilakukan oleh Manalu 2010 yaitu mengenai kepuasan petani terhadap benih padi hibrida di Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Consumer Satisfaction Index digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan petani terhadap benih padi hibrida varietas Bernas Prima. Kepuasan yang dihasilkan berada pada indeks puas 66 persen dan nilai ketidakpuasan sebesar 34 persen. Sedangkan, Chanifah 2009 menganalisis kepuasan petani terhadap atribut benih padi hibrida di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis kepuasan petani menggunakan Consumer Satisfaction Index CSI. Hasil analisis dari CSI menjelaskan bahwa tingkat kepuasan petani paling tinggi ialah pada benih padi 16 varietas unggul baru seperti varietas Ciherang dan Situ Bagendit dibandingkan dengan padi hibrida varietas Bernas Super. Dari kedua peneliti di atas dapat dikatakan bahwa para petani di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor merasa kurang puas terhadap benih padi hibrida. Namun, berbeda dengan para petani di Sukabumi, mereka merasa puas dengan benih padi hibrida. Oleh karena itu perbedaan tempat dan karakterisitik petani sangat berpengaruh terhadap suatu kepuasan petani pada benih padi hibrida. Penelitian tentang kepuasan yang selanjutnya dilakukan oleh tiga peneliti yaitu Fahmi, Irawati dan Saheda. Mereka pun memiliki kesamaan yaitu selain benih padi terdapat juga persamaan dalam hal alat analisis. Alat analisis yang digunakan ditambahkan dengan Importance Performance Analysis IPA. Seperti halnya Fahmi 2008 melakukan penelitian tentang kepuasan petani terhadap benih padi Varietas unggul di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis kepuasan menggunakan Importance Performance Analysis IPA dan Consumer Satisfaction Index CSI. Berdasarkan analisis IPA, atribut yang mempunyai kinerja rendah ialah harga GKP, umur tanaman, tahan hama penyakit dan tahan rebah maka atribut tersebut perlu diperbaiki. Jika melihat hasil dari alat analisis CSI, para petani puas terhadap kinerja atribut- atribut varietas unggul dengan nilai sebesar 73,32 persen. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Irawati 2009 ialah meneliti tentang analisis kepuasan petani terhadap benih padi oryza sativa varietas unggul di Kota Solok, Sumatera Barat. Hasil tingkat kepuasan yang telah diukur oleh IPA dan CSI menunjukkan semua varietas berada dalam kategori puas. Sedangkan untuk Saheda 2008 alat analisis yang digunakan diantaranya adalah Importance Performance Analysis IPA dan Consumer Satisfaction Index CSI. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 60 orang yaitu 30 orang petani yang menggunakan benih bersertifikat dan 30 orang petani yang menggunakan benih yang dihasilkan sendiri. Berdasarkan CSI, petani yang menggunakan benih bersertifikat dan yang tidak bersertifikat secara keseluruhan merasa sangat puas terhadap benih varietas lokal pandan wangi dengan nilai CSI sebesar 81,39 persen. Sedangkan jika melihat dari hasil analisis IPA memperlihatkan bahwa atribut yang perlu diperbaiki yaitu umur tanaman, harga jual gabah dan hasil 17 produksi, atribut ini terdapat pada kuadran I. Atribut yang berada didalam kuadran I ini menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Sehingga kesimpulan yang diperoleh dari kelima penelitian di atas ialah didalam menganalisis suatu kepuasan petani pada umumnya menggunakan Importance Performance Analysis IPA dan Consumer Satisfaction Index CSI. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini memiliki kesamaan yaitu penggunaan alat analisis Consumer Satisfaction Index CSI dan yang membedakan dengan penelitian sebelumnya ialah dari segi waktu, komoditi, atribut padi serta tempat lokasi. Komoditi yang dijadikan penelitian ialah benih padi hibrida varietas Intani 2, sedangkan lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis