29
Gambar 11. Grafik perubahan susut bobot buah jambu terolah minimal dan berlapis edibel selama penyimpanan 10
o
C Perubahan susut bobot buah jambu terolah minimal dan berlapis edibel selama penyimpanan
10
o
C disajikan dengan grafik dalam Gambar 11. Jika dilihat dari grafik tersebut maka untuk keempat konsentrasi mengalami kenaikan susut bobot dengan pola yang hampir sama. Akan tetapi dapat dilihat
bahwa peningkatan susut bobot terbesar adalah pada komposisi normal yaitu sebesar 6.54 sampai pada hari ke-6. Sedangkan untuk komposisi 16-18 O
2
5-7 CO
2
, 16-18 O
2
3-5 CO
2
, dan 14-16 O
2
3-5 CO
2
berturut-turut adalah 5.04, 5.81 dan 5.28. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa komposisi dengan peningkatan susut bobot terkecil ada dua komposisi yang paling baik
yaitu 16-18 O
2
5-7 CO
2
dan 14-16 O
2
3-5 CO
2
. Sedangkan untuk komposisi 16-18 O
2
3-5 CO
2
dan komposisi normal tidak cocok untuk penyimpanan buah jambu biji terolah minimal berlapis edibel karena nilai susut bobotnya masih relatif besar. Analisis sidik ragam dan uji lanjut
perubahan susut bobot buah jambu biji terolah minimal dan berlapis glukomanan 1 selama masa penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran 6.
3. Total Padatan Terlarut
Jika dilihat dari data perubahan total padatan terlarut dibawah ini dapat dikatakan bahwa untuk semua komposisi menunjukkan perubahan yang fluktuatif dari awal penyimpanan sampai hari
ke-6. Namun dari keseluruhannya memiliki kecenderungan total padatan terlarutnya turun walaupun tidak secara signifikan hal ini dikarenakan jambu crystal merupakan buah non-klimakterik yang tidak
lagi mengalami proses pematangan setelah pemanenan. Hasil pengamatan buah jambu biji terolah minimal, berlapis edibel dan disimpan pada suhu 10
o
C sampai hari ke-6 menunjukan total padatan terlarut terendah pada komposisi 16-18 O
2
3-5 CO
2
yaitu dari kondisi awal 8.83
o
brix menjadi 7.63
o
brix. Kemudian berturut-turut kondisi akhir penyimpanan pada hari ke-6 untuk komposisi normal, 14-16 O
2
3-5 CO
2
, 16-18 O
2
5-7 CO
2
adalah 7.85
o
brix, 8.2
o
brix, 8.73
o
brix. 1
2 3
4 5
6 7
2 4
6 8
su su
t b
o b
o t
g100g
umur simpan hari
21 O2 0.03 CO2 16-18 O2 3-5
CO2 14-16 O2 3-5
CO2 16-18 O2 5-7
CO2
30
Gambar 12. Grafik perubahan nilai
o
brix jambu biji selama penyimpanan Perubahan nilai
o
brix jambu biji selama penyimpanan dapat dilihat dalam Gambar 12. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua komposisi menunjukan kecenderungan untuk turun
nilai
o
brixnya. Pada saat buah mengalami pengolahan minimal dan penyimpanan buah akan mengalami penurunan kandungan gula yang disebabkan oleh proses metabolisme buah itu sendiri
yang membutuhkan gula sebagai energi. Dari data diatas dapat dilihat dari luasan dibawah kurva total padatan terlarut komposisi 14-16 O
2
3-5 CO
2
adalah yang paling kecil. Hal ini menandakan bahwa kegiatan metabolisme dalam hal ini adalah respirasi pada kondisi tersebut adalah yang paling
kecil. Laju respirasi yang kecil menunjukan proses pembusukan lebih lambat sehingga umur simpan juga akan lebih lama dibandingkan dengan laju respirasi yang lebih besar. Oleh sebab itu disimpulkan
bahwa komposisi 14-16 O
2
3-5 CO
2
adalah yang paling baik untuk penyimpanan jambu crystal. Analisis sidik ragam dan uji lanjut perubahan total padatan terlarut buah jambu biji terolah minimal
dan berlapis glukomanan 1 selama masa penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran 7.
4. Laju Perubahan Warna