Menurut Sitorus 2004 pemerintah pusat tidak perlu merespon masa transisi desentralisasi dengan kepanikan terlebih untuk mengembalikannya dengan sistem
sentralisasi. Penguatan kelembagaan dan institusi pemerintahan dan non pemerintah di daerah yang menjadi aktor pengusahaan hutan, pranata sosial masyarakat lokal,
serta penegakkan hukum merupakan upaya yang sangat dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya tujuan desentralisasi. Murray et al. 2006 menjelaskan bahwa faktor
utama penentu keberhasilan masyarakat lokal dalam mempertahankan kelestarian sumberdaya hutan adalah adanya kejelasan property right serta berfungsinya sistem
kelembagaan lokal. Sistem kelembagaan dimaksud meliputi norma norm, sanksi sanction, dan kepercayaan belief yang mengatur interaksi sesama manusia, dan
antar manusia dengan sumberdaya alam. Beberapa kajian yang berhubungan dengan pengetahuan tradisional
masyarakat adat dalam mengelola hutan antara lain yang dilakukan oleh Kawer 2007 mendeskripsikan zona pemanfaatan hutan oleh masyarakat adat di Kabupaten
Jayapura yang meliputi Kawasan Pemanfaatan bersamaumum dan Kawasan Pemanfaatan Khusus. Pangkali 2006 menjelaskan bahwa di Distrik Unurumguay
Kabupaten Jayapura masyarakat adat mengenal adanya zona-zona pemanfaatan, misalnya untuk dusun sagu, tempat berburu dan tempat keramat.
Mencermati kondisi pemanfaatan kayu yang sementara terjadi di Kabupaten Jayapura maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat adat yang berhubungan dengan kebijakan pemanfaatan kayu. Beberapa pertanyaan sebagai masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana implementasi kebijakan pemanfaatan kayu di Kabupaten Jayapura? 2. Bagaimana aktivitas pemanfaatan kayu oleh masyarakat adat di Kabupaten
Jayapura? 3. Bagaimana peran kelembagaan adat dalam kegiatan pemanfaatan kayu di
Kabupaten Jayapura?
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui implementasi kebijakan pemanfaatan kayu di Kabupaten Jayapura.
2. Mengetahui aktivitas pemanfaatan kayu oleh masyarakat adat di Kabupaten Jayapura.
3. Mengetahui efektivitas kelembagaan adat lokal dalam kegiatan pemanfaatan kayu di Kabupaten Jayapura.
1.4. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mengenai kebijakan pemanfaatan kayu dan
sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan pemanfaatan kayu oleh masyarakat adat.
1.5. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada penelitian ini merupakan model analisis kebijakan yang terintegrasi dimana dilakukan analisis retrospektif yang berorientasi pada
aplikasi Dunn, 1994. Kebijakan pemanfaatan kayu akan dianalisis untuk menjelaskan kondisi pemanfatan kayu yang terjadi di Kabupaten Jayapura, berupa
kegiatan yang menggunakan perijinan pemerintah dan kegiatan tanpa perijinan pemerintah. Perijinan pemerintah yang sementara digunakan berupa Ijin Pemanfatan
Kayu IPK, dan Ijin Pemungutan Hasil Hutan IPHH. Kegiatan tanpa perijinan
dilakukan oleh masyarakat adat pemilik ulayat atau pihak lain sesuai ijin pemilik ulayat.
Beberapa analisis akan digunakan untuk mendukung penelitian ini, yaitu
Analisis Isi content analisys, untuk menganalisis isi kebijakan perijinan pemanfaatan kayu yang sementara berlaku.; Analisis Saluran Pemasaran, untuk
mengetahui bagaimana produk kayu tanpa ijin mampu dipasarkan dan pelaku agen
yang terlibat didalamnya; Analisis Pendapatan, untuk memberikan gambaran tentang
pendapatan masyarakat dari kegiatan pemanfatan kayu yang menggunakan perijinan dan tanpa perijinan, pendapatan pemerintah yang hilang maupun yang berasal dari
kegiatan pemanfaatan kayu tanpa perijinan; Analisis Stakeholder, untuk mengetahui
pendapat para pihak stakeholder tentang aktivitas pemanfaatan kayu yang sementara terjadi;
Analisis Efektivitas Kelembagaan Adat, untuk mengetahui tingkat
kepercayaan masyarakat dan pemahaman terhadap aturan adat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Hasil analisis diharapkan mampu menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat adat yang berhubungan dengan kebijakan pemanfaatan kayu di
Kabupaten Jayapura dan alternatifsolusi kebijakan. Bagan alir kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran
SUMBER DAYA HUTAN PAPUA
PEMANFAATAN KAYU TANPA IJIN YANG SAH
PEMANFAATAN KAYU DI KAB. JAYAPURA
• ANALISIS ISI KEBIJAKAN
• ANALISIS SALURAN PEMASARAN
• ANALISIS PENDAPATAN
MASYARAKAT DAN PEMDA •
ANALISIS STAKEHOLDER •
ANALISIS EFEKTIFITAS KELEMBAGAAN ADAT
MASALAH KEBIJAKAN PEMANFAATAN KAYU DI KAB. JAYAPURA
PEMANFAATAN KAYU DENGAN IJIN YANG SAH
ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMANFAATAN KAYU DI KAB. JAYAPURA
II. TINJAUAN PUSTAKA