3.4. Analisis Data 3.4.1. Analisis Kebijakan Content Analysis
Analisis isi kebijakan dilakukan terhadap kebijakan perijinan pemanfaatan kayu sesuai SK Menhut No. 6886Kpts-II2002 dan P.462009. Analisis isi kebijakan
menggunakan pendekatan terhadap Rule, Opportunity, Capacity, Communication, Interest, Process
, Ideology ROCCIPI Seidman, et al. 2001. Hasil analisis ini diharapkan memberikan informasi tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh
masyarakat adat dalam menanggapi kebijakan kehutanan yang ada.
3.4.2. Analisis Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran kayu di Kabupaten Jayapura diinventarisir melalui observasi dan wawancara dengan masyarakat maupun pihak-pihak yang terlibat
pemasaran kayu dari hutan hingga ke konsumen atau industri. Hasil inventarisasi akan menjelaskan berapa banyak lembagapihak yang terlibat, bentuk kerjasama yang
dibangun, dan pola saluran pemasaran. Dengan analisis saluran pemasaran, dapat diketahui bagaimana produk kayu tanpa ijin yang sah mampu dipasarkan. Hasil
analisis dapat diestimasi untuk memperoleh data jumlah dan jenis kayu berijin dan tanpa ijin sah yang diserap oleh industri maupun kebutuhan lokal..
3.4.3. Analisis Pendapatan Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Analisis pendapatan masyarakat dilakukan terhadap data hasil wawancara dengan masyarakat yang memperoleh pendapatan dari kegiatan pemanfaatan kayu
dengan ijin IPK, IPK-MA, IPHH, maupun tanpa perijinan. Hasil analisis diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
masyarakat adat dari kegiatan pemanfaatan kayu. Analisis pendapatan pemerintah dilakukan dengan menganalisis data
Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP berupa Provisi Sumber Daya Hutan PSDH dan Dana Reboisasi DR dari kegiatan pemanfaatan kayu di Kabupaten Jayapura.
Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penerimaan negara yang hilang maupun yang bersumber dari kegiatan pemanfaatan kayu tanpa perijinan
sah.
3.4.4. Analisis Para Pihak Stakeholder Analysis
Analisis stakeholder dilakukan untuk mengetahui tanggapan stakehoder terhadap kegiatan pemanfaatan kayu oleh masyarakat adat di Kabupaten Jayapura.
Stakeholder berasal dari pemerintah, masyarakat adat, swasta pemegang
IPK,IUIPHHK, kios kayu, wakil rakyat DPRD,dan LSM yang bergerak di bidang lingkungan, dan pengembangan masyarakat adat.
Hasil wawancara dengan stakeholder
dan pengamatan dilapangan diharapkan dapat dipakai sebagai bahan untuk menganalisis peran stakeholder dalam kegiatan pemanfaatan kayu oleh
masyarakat adat di Kabupaten Jayapura Meyers, 2005.
3.4.5. Analisis Efektifitas Kelembagaan Adat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi konkrit tentang modal sosial khususnya kepercayaan trust dan aturan-aturan adat yang mengatur hubungan hutan
dan masyarakat Suharjito dan Saputro, 2008. Informan dipilih secara purposive dengan pertimbangan mewakili margaclan besar dalam lokasi penelitian dan pernah
atau sedang melakukan kegiatan pemanfaatan kayu. Jumlah informan sebanyak 30 orang dengan perincian tiap distrik lokasi penelitian diwakili oleh 10 informan.
Tingkat efektifitas dideskripsikan berdasarkan hasil analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil survei terhadap pendapat informan
yang meliputi tingkat kepercayaan dan pemahaman terhadap aturan adat yang mengatur hubungan hutan dengan masyarakat.
Data kuantitatif merupakan persentase jawaban informan sesuai hasil survei terhadap tingkat kepercayaan dan pemahaman tentang aturan adat. Tingkat
kepercayaan informan dikategorikan kedalam tiga kategori yaitu : percaya, ragu-ragu, dan tidak percaya seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Tingkat Kepercayaan Informan
No. Kepercayaan Informan terhadap
Distribusi Informan Tidak
percaya Ragu-ragu
Percaya 1.
Manfaat hutan 2.
Fungsi aturan tertulis 3.
Fungsi aturan tidak tertulis 4.
Kepatuhan kemampuan warga
menjaga batas ulayat 5.
Kemampuan kerjasama
warga masyarakat
6. Perusahaan IPK HPH
Tingkat pemahaman informan terhadap aturan dikelompokan dalam tiga kategori yaitu tidak paham, cukup paham, dan paham seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Tingkat Pemahaman terhadap Aturan Adat Informan
Tingkat Pemahaman Tidak paham
Cukup paham Paham
Distrik Kemtuk Distrik Unurumguay
Distrik Kaureh
Keterangan : Tidak paham
: informan tidak mengetahui tentang aturan adat; Cukup paham
: informan mengetahui tentang aturan adat namun kurang detail; Paham
: informan mengetahui dengan detail tentang aturan adat yg mengatur zona pemanfaatan hutan.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN