9 Proses pembentukan lapisan gel pada Gambar 5, menunjukkan proses difusi sedang
berlangsung dan menghasilkan gel semi solid yang ditandai dengan masih adanya cairan pada gel yang dilapisi membran kalsium alginat yang tipis, hingga semakin lama menjadi gel solid. Gel yang
semakin solid ditandai dengan gel menjadi semakin keras, karena proses difusi berlangsung terus menerus dan tidak dapat balik irreversible sehingga menghasilkan gel yang keras.
E. Natrium Alginat
Menurut McHugh 2003, natrium alginat merupakan suatu hidrokoloid dengan molekul yang sangat besar dan dapat dicampur dengan air untuk memberikan kekentalan pada larutan dan
digunakan secara luas dalam industri sebagai bahan pengental, penstabil, pembentuk film, pembentuk gel, dan bahan pengemulsi. Sehubungan dengan fungsi tersebut, maka natrium alginat banyak
dibutuhkan oleh berbagai industri, seperti industri farmasi 5, tekstil 50, makanan dan minuman 30, kertas 6, serta industri lainnya 9 Anggadiredja et al. 2006. Karakteristik natrium
alginat yang dapat digunakan untuk food grade ditampilkan pada Tabel 2. Natrium alginat yang digunakan dalam industri makanan dan farmasi harus bebas dari selulosa
dan sudah dipucatkan sehingga berwarna putih terang. Sedangkan, natrium alginat yang digunakan untuk industri non-pangan masih diizinkan adanya beberapa bagian dari selulosa dengan warna
granula bervariasi dari cokelat sampai putih. Standar konsentrasi natrium alginat yang digunakan untuk pensuspensi dan pengental pada produk pangan adalah 0.25-1. Natrium alginat juga memiliki
kemampuan untuk membentuk gel dengan bantuan ion kalsium yang didapat dari larutan kalsium klorida. Kedua bahan tambahan ini akan membentuk lapisan kalsium alginat karena adanya reaksi
difusi antara ion kalsium dengan alginat McNeely dan Pettitt 1973. Tabel 2. Karakteristik natrium alginat
Spesifikasi Karakteristik
Kadar air 13
Kadar abu 23
Berat jenis 1.59
Warna Gading
Densitas kgm
3
874 Suhu pengabuan °C
480 Panas pembakaran kalorigram
2.5 Sumber : Chapman dan Chapman 1980
F. Kalsium Klorida
Penggunaan mineral kalsium selain untuk kesehatan, juga memegang peranan penting dalam mekanisme pembentukan gel dengan cara membuat jembatan ion sederhana antara gugus karboksil
dari polimer berdekatan, atau melalui pembentukan kelat antara sebuah ion kalsium dengan gugus karboksil atau gugus hidroksil. Pemberian mineral kalsium secara difusi akan memberikan struktur
gel yang lebih bagus, demikian juga pori-pori di dalam gel yang merupakan kantung-kantung pelarut. Salah satu bahan tambahan pangan yang memiliki kandungan kalsium dan juga dapat digunakan
sebagai pembentuk struktur gel adalah kalsium klorida Glicksman 1984.
10 Menurut SNI 06-2110-1991, kalsium klorida merupakan bahan baku tambahan dalam industri
yang berbentuk butiran-butiran putih. Kalsium klorida sering digunakan untuk peningkatan umur simpan bahan pertanian. Namun, kalsium klorida juga sebenarnya dapat berperan dalam pemberian
kalsium terhadap tubuh manusia Mengel 1973. Meskipun zat tambahan ini food grade atau tidak berbahaya apabila dikonsumsi, namun penggunaanya harus 5 untuk pencegahan agar tidak
kelebihan dosis pemakaian Departemen Pertanian 2007. Karakteristik kalsium klorida dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik kalsium klorida Spesifikasi
Karakteristik Bentuk fisik
Padat, kristal, dan tidak berwarna Berat molekul mg
110.99 Titik didih
FC 21911600
Titik lebur FC
1400178 Kelarutan dalam air 20
C 74.5
Larut dalam pelarut Alkohol, asam asetat, dan aseton
Sumber: Anonim 2011
11
III. METODOLOGI
A. Bahan dan Alat