Penentuan Konsentrasi Natrium Alginat dan Kalsium Klorida
17 manggis didapat sebesar 354 mg xanthone
α-mangostin, sedangkan kadar xanthone α-mangostin dari 100 g ekstrak kulit manggis didapat sebesar 87 mg xanthone
α-mangostin. Presentase kadar xanthone
α-mangostin yang terekstrak dari kulit buah manggis ke dalam ekstrak kulit buah manggis sebesar 24.57. Hasil ini menunjukkan bahwa pelarut asam asetat di dalam campuran pelarut cuka
apel dan air kurang mampu mengekstrak kadar xanthone α-mangostin dengan cukup baik, karena
kadar xanthone α-mangostin yang terekstrak dari kulit buah manggis relatif sedikit. Hal ini diduga
dikarenakan campuran pelarut cuka apel dan air terlalu encer, karena terlalu banyak air dalam campuran pelarut tersebut yang menyebabkan kadar xanthone
α-mangostin yang terekstrak sedikit dibandingkan dengan kadar xanthone
α-mangostin kulit buah manggis. Pada Tabel 5, menunjukkan bahwa kadar tanin yang terekstrak oleh pelarut cuka apel dan air
sebesar 3.79 atau 0.0379 g taning ekstrak kulit buah manggis dari hasil jumlah kadar tanin kulit buah manggis sebesar 4.55 atau 0.0455 g taning kulit buah manggis. Berdasarkan hasil penelitian, 1
kg buah manggis menghasilkan 300 g kulit buah manggis, sedangkan 300 g kulit buah manggis menghasilkan 100 g ekstrak kulit buah manggis. Kadar tanin dari 300 g kulit buah manggis didapat
sebesar 13.65 g tanin, sedangkan kadar tanin dari 100 g ekstrak kulit manggis didapat sebesar 3.79 g. Presentase kadar tanin yang terekstrak dari kulit buah manggis ke dalam ekstrak kulit buah manggis
sebesar 27.76. Hasil ini menunjukkan bahwa tanin yang terekstrak dari kulit buah manggis ke dalam ekstrak kulit buah manggis sangat sedikit. Hal ini diduga dikarenakan tanin ikut terbuang dengan
ampas pada saat proses penyaringan ekstrak. Persentase serat kasar yang terekstrak pada ekstrak kulit buah manggis sebesar 0.88,
sedangkan presentase serat kasar kulit buah manggis sebesar 36.05. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan presentase serat kasar dari kulit buah manggis ke dalam ekstrak kulit buah manggis
yang cukup tinggi. Penurunan presentase serat kasar diduga dikarenakan serat kasar terbuang bersama ampas pada saat proses penyaringan, namun hasil ini sejalan dengan salah satu tujuan ekstraksi yaitu
memisahkan padatan ampas beserta serat kasar dengan cairan ekstrak dan hanya diperoleh cairan ekstrak Voight 1994.
Total asam tertitrasi merupakan jumlah ml NaOH 0.1 N per gram bahan yang akan di uji. Total asam tertitrasi yang terekstrak pada ekstrak kulit buah manggis sebesar 7.76 ml NaOH 0.1 Ng
ekstrak kulit buah manggis, sedangkan total asam tertitrasi pada kulit buah manggis sebesar 4 ml NaOH 0.1 Ng kulit buah manggis. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan campuran pelarut cuka
apel dan air dapat meningkatkan total asam tertitrasi. Semakin tinggi jumlah ml NaOH 0.1 N, maka asam yang terkandung pada suatu bahan yang terikat oleh basa pada larutan NaOH juga akan semakin
tinggi.