6 Tanin  terhidrolisis  merupakan  tanin  yang  berikatan  dengan  karbohidrat  yang  membentuk
jembatan  oksigen,  dan  tanin  jenis  ini  dapat  dihidrolisis  dengan  menggunakan  asam  sulfat  atau  asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin  pada kelompok ini adalah gallotanin yang merupakan senyawa
gabungan  dari  karbohidrat  dengan  asam  galat.  Sedangkan  tanin  terkondensasi  mayoritas  terdiri  dari polimer  flavonoid  yang  merupakan senyawa  fenol dan biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat
terkondensasi dan menghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini dapat dijumpai pada kulit buah manggis yang  terdiri  dari  dari  2  sampai  lebih  dari  50  unit-unit  flavonoid,  karena  itu  polimernya  memiliki
struktur yang kompleks Hagerman et al.1998.
C. Ekstraksi Kulit Buah Manggis
Ekstraksi  adalah  suatu  cara  pemisahan  campuran  beberapa  zat  menjadi  komponen  yang terpisah.  Metode  ekstraksi  yang  umum  digunakan  antara  lain  maserasi,  perkolasi,  dan  kromatografi
Voight 1994. Maserasi  merupakan  salah  satu  jenis  ekstraksi  paling  sederhana  yaitu  dengan  cara  merendam
serbuk atau bahan yang akan diekstrak ke dalam suatu pelarut. Pada proses ini pelarut akan menembus dinding  sel  dan  masuk  ke  dalam  rongga  sel  yang  mengandung  zat  aktif.  Zat  aktif  akan  larut  karena
adanya  perbedaan  konsentrasi  antara  larutan  zat  aktif  di  dalam  sel  dengan  di  luar  sel,  maka  larutan yang terpekat didesak keluar dan bercampur dengan pelarut tersebut. Perpindahan komponen bioaktif
dari dalam bahan ke pelarut dapat dijelaskan dengan proses difusi Voight 1994. Difusi adalah proses pergerakan bahan yang terjadi secara spontan dari fase yang memiliki konsentrasi lebih tinggi menuju
fase  dengan  konsentrasi  yang  lebih  rendah.  Proses  ini  berlangsung  selama  komponen  bahan  padat yang akan dipisahkan menyebar di antara kedua fase dan akan berakhir bila kedua fase berada dalam
kesetimbangan Danesi 1992. Perkolasi  merupakan  salah  satu  jenis  ekstraksi  yang  dilakukan  dengan  cara  penetesan  cairan
pelarut  dalam  wadah  silinder  atau  kerucut  perkolator  yang  memiliki  jalan  masuk  dan  keluar. Kekuatan  yang  berperan  pada  perkolasi  antara  lain:  gaya  berat,  kekentalan,  daya  larut,  tegangan
permukaan,  difusi,  osmosis,  adesi,  daya  kapiler  dan  daya  geseran.  Sebelum  ekstraksi  perkolasi dilakukan,  simplisia  atau  bahan  yang  akan  diekstrak  terlebih  dahulu  direndam  menggunakan  pelarut
dan  dibiarkan  membengkak  agar  memudahkan  pelarut  masuk  ke  dalam  sel.  Proses  perkolasi  terdiri dari  tahapan  pengembangan  bahan,  tahap  perendaman  antara,  dan  tahap  perkolasi  sebenarnya
penetesanpenampungan  perkolat  sampai  diperoleh  ekstrak.  Keuntungan  dari  metode  ini  adalah proses  penarikan  zat  aktif  dari  bahan  yang  akan  diekstrak  lebih  sempurna,  sedangkan  kerugiannya
adalah membutuhkan waktu yang lama dan peralatannya yang cukup mahal Voight 1994. Kromatografi  adalah  cara  pemisahan  ekstraksi  dengan  kecepatan  dan  efisiensi  yang  tinggi
yang dimana zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan zat-zat ini melewati suatu  kolom  kromatografi.  Kegunaan  metode  ini  untuk  memisahkan  sejumlah  senyawa  organik,
anorganik,  maupun  senyawa  biologis,  analisis  ketidakmurnian,  dan  analisis  senyawa-senyawa  yang tidak mudah menguap. Sedangkan, kekurangannya metode ini memerlukan proses yang rumit dan alat
yang  digunakan  cukup  mahal.  Hal  ini  dikarenakan  metode  ini  didukung  oleh  kemajuan  teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif.  Metode ini digunakan untuk
menetapkan  kadar  senyawa  tertentu  seperti  asam-asam  amino,  asam-asam  nukleat,  dan  untuk menentukan kadar senyawa aktif Putra 2004.
Pada proses ekstraksi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain jumlah bahan yang  akan  diekstrak,  derajat  kehalusan  bahan  yang  akan  diekstrak,  sifat  bahan  yang  akan  diekstrak
7 senyawa  aktif,  dan  jenis  pelarut  Durran  1933.  Sifat  bahan  yang  akan  diekstrak  dan  jenis  pelarut
adalah hal yang paling penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan pada proses ekstraksi senyawa aktif yang terkandung di dalam bahan yang akan diekstrak akan mudah larut pada pelarut yang relatif
sama  polaritasnya,  sehingga  senyawa  polar  akan  larut  dalam  pelarut  polar  dan  senyawa  non-polar akan  larut  dalam  pelarut  non-polar. Beberapa  pelarut  yang  biasa  digunakan  untuk  ekstraksi  senyawa
aktif diantaranya adalah asam asetat, air, etanol, metanol, etil asetat, dan hexan Ucko 1982. Senyawa  xanthone  yang  terdapat  di  dalam  kulit  buah  manggis  secara  alami  bersifat  polar,
namun  cukup  sukar  terlarut  di  dalam  air.  Hal  ini  dikarenakan  tingkat  polaritas  air  terlalu  tinggi  dan tidak cocok dengan tingkat polaritas xanthone. Sedangkan, senyawa xanthone akan larut dalam pelarut
polar seperti metanol, etanol, aseton, dan asam asetat. Berdasarkan  keempat  pelarut tersebut, pelarut asam  asetat  merupakan  pelarut  yang  paling  aman  untuk  dikonsumsi  dan  tidak  memiliki  proses
tambahan seperti pemanasan  yang dikhawatirkan akan  merusak senyawa aktif xanthone. Sedangkan, air  dapat  digunakan  untuk  melarutkan  senyawa  tanin  di  dalam  kulit  buah  manggis.  Hal  ini
dikarenakan  tanin  memiliki  sifat  yaitu  polar,  hidrofil,  dan  akan  mudah  larut  apabila  menggunakan pelarut yang memiliki tingkat polaritas yang tinggi seperti air Walker 2007.
Menurut  Orey  2007,  cuka  apel  adalah  salah  satu  produk  minuman  fermentasi  tertua  yang dikenal  manusia.  Cuka  apel  dapat  digunakan  sebagai  pelarut,  karena  cuka  apel  memiliki  kandungan
asam  asetat  sebesar  10  dan  juga  dapat  memberikan  efek  kesehatan  bagi  yang  mengkonsumsinya. Menurut  Voight  1994,  asam  asetat  merupakan  pelarut  organik  yang  memiliki  rumus  empiris
C
4
H
4
O
2
.  Sifat  asam  asetat  adalah  polar  yang  cukup  efektif  dalam  melarutkan  senyawa  aktif  seperti xanthone. Sedangkan, air merupakan salah satu jenis pelarut yang memiliki pH netral, bersifat polar,
dan cukup efektif dalam melarutkan senyawa aktif seperti tanin. Selain beberapa kelebihan yang telah disebutkan,  kedua  pelarut  ini  juga  memiliki  kelebihan  lain  seperti  tidak  merusak  lingkungan,  tidak
mudah terbakar, dan harganya relatif murah.
D. Teknik Spherification