untuk memberikan informasi kepada khalayak. Hal ini dijamin juga dalam UU Pers, untuk menjamin kebebasan pers, sehingga wartawan terbebas dari
intimidasi atau tekanan dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap informasi yang dimiliki wartawan. Ketentuan tersebut merupakan pedoman
operasional dalam melaksanakan tugas wartawan atau jurnalis secara profesional dan tidak melanggar hukum.
Keberadaan kode etik jurnalistik menjadi tanggung jawab bagi para jurnalis yang akan menyampaikan informasi secara benar dan akurat.
Wartawan tidak boleh menyampaikan berita yang bersifat dusta atau fitnah dan tidak akurat kepada masyarakat. Apabila wartawan melanggar aturan tersebut,
maka akan diselesaikan oleh majelis kode etik. Kode etik jurnalistik mempunyai peran penting bagi wartawan dalam memenuhi hak masyarakat
untuk mendapatkan informasi.
2.1.3.4 Metode Analisis Isi
Analisis isi content analysis adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi
interpretasi Descartes 2004. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk
komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan- bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat
menggunakan analisis isi sebagai teknikmetode penelitian Setiawan 1995. Holsti 1969 menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi,
yang besarnya hampir 75 persen dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis 27,7 , komunikasi umum 25,9 , dan ilmu politik 21,5
. Menurut Krippendorff 1993, analisis isi merupakan suatu teknik
penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicabel dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian,
analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah.
Analisis isi menggambarkan objek penelitian dan menempatkan peneliti ke dalam posisi khusus yang berhadapan dengan realitasnya. Cartwright 1953 dalam
Holsti 1969 mengemukakan tujuan dalam menggunakan istilah “analisis isi” dan
“kode” yang dapat dipertukarkan menunjukkan gambaran objektif, sistematis, dan kuantitatif dari perilaku simbolis.
Analisis isi menurut Berelson 1952 dalam Stempel 1981 adalah sebuah teknik penelitian untuk menggambarkan isi komunikasi manifest yang objektif,
sistematis dan kuantitatif. Meskipun bermacam-macam, definisi dari analisis isi menyingkap persetujuan luas dari syarat objektif, sistematis, dan kuantitatif.
Prinsip objektif diartikan bahwa hasilnya tergantung pada prosedur penelitian bukan kepada orangnya, dengan ketajaman kategori yang ditetapkan, orang lain
dapat menggunakannya. Apabila digunakan untuk isi yang sama dan prosedur yang sama maka hasilnya harus sama, walaupun penelitiannya berbeda. Prinsip
sistematis diartikan sebagai adanya perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Tidak dibenarkan untuk melakukan analisis hanya pada isi yang
sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diteliti. Prinsip kuantitatif artinya dengan mencatat nilai-
nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Teknik khas dalam metode ini adalah menggolongkan berita-berita
surat kabar ke dalam kategori-kategori format dan topik, mengukur frekuensinya dan menghubungkan pengetahuan khalayak.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah tersedia komputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi, yang dapat
terdiri atas dua macam, yaitu perhitungan kata- kata, dan “kamus” yang dapat
ditandai yang sering disebut General Inquirer Program. Terdapat tiga langkah strategis penelitian analisis isi. Pertama, penetapan desain atau model penelitian.
Di sini ditetapkan berapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebagainya. Kedua, pencarian data pokok atau data
primer, yaitu teks itu sendiri. Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang pokok bahkan terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar
formulir pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan pencarian data tersebut. Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang
dilakukan tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor- faktor lain.
Teknik mengukur ageda media dilakukan dengan cara analisis isi yang dilakukan dengan lima tahap, yaitu: 1 memilih contoh atau keseluruhan isi; 2
menetapkan kerangka kategori acuan eksternal yang relevan dengan tujuan pengkajian; 3 memilih satuan analsis isi; 4 menyesuaikan isi dengan kerangka
kategori, per satuan unit yang terpilih; 5 mengungkapkan hasil sebagai hasil distribusi menyeluruh dari semua satuan atau percontoh, dalam hubungan dengan
frekuensi hal-hal yang dicari acuan Krippendorf 1993.
2.1.4 Agenda Khalayak Siaran Radio