Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Pendapatan
menurut Warr 2000 pertumbuhan yang cepat akan bermanfaat bagi semua pihak, termasuk penduduk miskin. Kedua, kalangan pembuat kebijakan yang
berpendapat bahwa pengeluaran publik yang digunakan untuk menanggulangi kemiskinan akan mengurangi dana yang dapat digunakan untuk mempercepat
pertumbuhan. Ketiga, pendapat yang menyatakan bahwa kebijakan untuk mengurangi kemiskinan tidak harus memperlambat laju pertumbuhan, dengan
alasan sebagai berikut: 1. Kemiskinan akan membuat kaum miskin tidak mempunyai akses sumber
modal, tidak mampu menyekolahkan anaknya, tidak punya peluang berinvestasi dan mempunyai banyak anak sebagai investasi di masa tua.
Berbagai faktor ini akan menyebabkan pertumbuhan perkapita lebih kecil. 2. Data empiris menunjukkan kaum kaya di negara miskin tidak mau menabung
dan berinvestasi di negara mereka sendiri, walaupun sumber kekayaan mereka berasal dari negara mereka sendiri.
3. Kaum miskin memiliki standar hidup seperti kesehatan, gizi dan pendidikan yang rendah sehingga menurunkan tingkat produktivitas. Strategi yang
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan standar hidup golongan miskin, selain akan memperbaiki kesejahteraan mereka juga meningkatkan
produktivitas dan pendapatan keseluruhan. 4. Peningkatan pendapatan kaum miskin akan mendorong kenaikan permintaan
produk lokal, memperbesar kesempatan kerja lokal dan menumbuhkan investasi lokal.
5. Penurunan kemiskinan secara masal akan menciptakan stabilitas sosial dan memperluas partisipasi publik dalam proses pertumbuhan.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pengurangan kemiskinan bukanlah hal yang saling bertentangan, tetapi harus dilaksanakan
secara simultan. Siregar dan Wahyuniarti 2007 dalam penelitiannya tentang dampak
pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan
jumlah penduduk
miskin menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan dalam
mengurangi kemiskinan, namun magnitude dari pengaruh tersebut relatif tidak besar. Secara umum ditemukan bahwa kemiskinan tidak dapat dipecahkan hanya
19 dengan mengharapkan proses trickle down effect dari pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan untuk mengurangi kemiskinan.
Dollar dan Kraay 2002 menyatakan bahwa secara rata-rata, pendapatan kelompok termiskin dalam masyarakat akan meningkat secara proporsional
dengan peningkatan pendapatan rata-rata. Peningkatan pendapatan rata-rata berarti peningkatan pendapatan dari kelompok termiskin, yang selanjutnya
mengubah kondisi perekonomian kelompok termiskin dan mengurangi kemiskinan. World Bank 2006 dalam ikhtisarnya menuliskan empat butir
penting dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia yaitu i mengurangi kemiskinan dari segi pendapatan melalui pertumbuhan, ii memperkuat
kemampuan sumber daya manusia, dan iii mengurangi tingkat kerentanan dan risiko di antara rumah tangga miskin, dan juga iv memperkuat kerangka
kelembagaan untuk melakukannya dan membuat kebijakan publik lebih memihak masyarakat miskin.