Pengembalian dan Risiko dalam Pembiayaan bank Syariah Biaya Operasi Bagi Hasil dan Biaya Operasional

Bunga adalah konsep biaya dimana bunga yang dibayarkan kepada penyimpan dana merupakan biaya dana cost of fund, maka sebagaimana lazimnya suatu biaya dia selalu digeserkan kepada orang lain dalam hal ini kepada mereka yang meminjam. Sektor perbankan selain telah melepaskan beban biaya tersebut, juga membebankan kepada peminjam dana biaya operasional, pajak, dan keuntungan bank, menjadi bunga pinjaman. Bunga pinjaman adalah bunga simpanan ditambah biaya operasional, pajak, dan keuntungan bank Perwataatmadja, 2004.

2.8. Pengembalian dan Risiko dalam Pembiayaan bank Syariah

Jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh bank syariah antara lain: risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko penyelewengan atau fraud dan risiko kredit. Secara natural risiko-risiko yang dihadapi oleh bank syariah adalah: credit risk, benchmark risk, liquidity risk, legal risk, withdraw risk, fiduciary risk, and displaced commercial risk Chapra, 2000. Risiko dalam pembiayaan bank syariah tidak sama antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan karakteristik antara satu produk dengan produk lainnya. Khusus untuk transaksi murabahah yang sifatnya mengikat, risiko yang dihadapi bank syariah hampir sama dengan risiko pada bank konvensional, sedangkan dalam transaksi tanpa pesanan yang sifatnya tidak mengikat nasabah untuk membeli, menyebabkan bank menghadapi dua risiko. Pertama, tidak ada jaminan bagi bank syariah seandainya pihak pembeli membatalkan transaksi. Risiko kedua, bank syariah mengalami risiko kerugian karena menurunnya nilai barang tersebut akibat cacat atau rusak selama penyimpanan. Risiko lainnya adalah kelalaian yang disengaja nasabah dengan tidak membayar atau memperlambat angsuran pelunasan. Kondisi fluktuasi harga dimana harga di pasar naik sedangkan bank tidak dapat merubah harga jual yang disepakati Antonio, 2001.

2.9. Biaya Operasi Bagi Hasil dan Biaya Operasional

1. Beban Bagi Hasil Bank syariah harus dapat memisahkan beban yang menjadi tanggungan bank syariah sendiri dan beban yang dibebankan pada pengelolaan dana bagi hasil. Bank syariah harus menetapkan dengan tegas dan jelas beban-beban yang 19 akan dipergunakan sebagai pengurang pendapatan pengelolaan dana bagi hasil, baik beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, maupun beban-beban lainnya untuk disampaikan kepada shahibul maal sehingga mengetahuinya. Apabila bank syariah telah mengakui beban-beban sebagai pengurang pengelola dana bagi hasil tidak diperkenankan diakui sebagai beban bank syariah sebagai pengelola institusi keuangan syariah sehingga jika terjadi pengembalian beban harus diakui sebagai pendapatan pengelolaan dana bagi hasil, bukan sebagai pendapatan bank syariah selaku institusi keuangan syariah. 2. Beban Operasional Beban-beban dalam laporan ini adalah beban-beban yang dikeluarkan oleh bank syariah sebagai institusi keuangan syariah sendiri tidak ada kaitannya dengan pengelolaan dana bagi hasil, baik beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi serta beban-beban lainnya. Penentuan beban-beban ini merupakan unsur distribusi hasil usaha apabila bank syariah mempergunakan prinsip distribusi hasil usaha adalah pembagian laba profit sharing, karena dalam prinsip ini hasil usaha yang akan dibagikan antara mudharib dan shahibul maal merupakan keuntungan yang diperoleh yaitu pendapatan pengelolaan dana bagi hasil dikurangi dengan beban-beban yang dikeluarkan sehubungan dengan pengelolaan dana bagi hasil. Apabila bank syariah mempergunakan prinsip profit sharing maka bank syariah harus dapat membedakan dengan jelas, transparan dan adil terhadap beban-beban yang merupakan pengurang dari pendapatan pengelolaan dana bagi hasil yang disebut dengan dana mudharabah dan beban-beban yang merupakan pengeluaran bank syariah sebagai institusi keuangan yang disebut dengan beban lembaga keuangan syariah. Semua beban dana bagi hasil yang dikeluarkan sehubungan dengan pengelolaan dana bagi hasil tersebut termasuk beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi serta beban-beban lainnya. Sedangkan apabila bank syariah mempergunakan prinsip distribusi hasil usaha dengan pembagian hasil revenue sharing maka semua beban yang dikeluarkan oleh bank syariah menjadi tanggungan bank syariah sendiri sehingga tidak diperhitungkan dalam unsur distribusi hasil usaha. 20

2.10 Penelitian Terdahulu