Faktor kegiatan usaha yang menghasilkan Aktiva Produktif. Faktor Pendapatan Faktor-faktor alat-alat pembayaran Liquiditas

4.2.4 Kinerja Perusahaan 1. Faktor Permodalan Capital

Modal bagi sebuah lembaga keuangan menjadi salah satu bagian yang sangat penting. Modal yang dihimpun oleh BMT Khairu Ummah berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota dan laba rugi tahun sebelumnya. Komposisi permodalan haruslah memenuhi CAR Capital Adequacy Ratio, sehingga BMT terjaga pada sisi permodalan. Pada tahun 2007 dan 2008 sebenarnya kondisi permodalan BMT tidak sehat. Tabel 6. Komposisi Modal yang Berasal dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Tahun 2007-2009 No Jenis Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 1 Simpanan Pokok 4,432,000.00 8,667,000.00 10,602,000.00 2 Simpanan Wajib 14,604,000.00 20,422,000.00 26,692,000.00 3 Simpanan Sukarela 94,000.00 224,000.00 2,304,000.00 Jumlah 19,130,000.00 29,313,000.00 39,598,000.00 4 SHU yang belum dibagikan 146,618,608.00 96,618,379.00 5,518,697.00 5 Hibah 5,000,000.00 Jumlah modal 127,489,608.5 67,305,379.00 214,230,574.51 ATMR 1,889,406,259.00 2,870,141,317.54 3,163,863,185.88 CAR -6.75 -2.35 6,77 Sumber : Laporan Tahunan BMT Khairu Ummah

2. Faktor kegiatan usaha yang menghasilkan Aktiva Produktif.

Dana-dana BMT yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat serta dana yang ditempatkan di lembaga keuangan lain disebut Aktiva Produktif. Kualitas aktiva produktif merupakan sebuah variabel untuk menghitung sejauh mana produktivitas dana yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. 37

3. Faktor Pendapatan

Pendapatan BMT Khairu Ummah berasal dari penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan, pendapatan operasional meliputi administrasi pelayanan, bonus simpanan di lembaga keuangan syariah, payment point, dan basil program raksa desa. Pendapatan non-operasional meliputi bunga dari simpanan di lembaga keuangan konvensional dan pendapatan non-operasional lainnya. Tabel 7. Pendapatan BMT Khairu Ummah No Sumber pendapatan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 1 Pembiayaan 316,736,756.00 500,455,338.00 892,721,955.00 2 Raksa Desa 64,755,305.00 42,094,375.00 27,224,350.00 3 Pendapatan operasional 39,455,537.00 75,366,613.00 90,494,850.00 4 Pendapatan non operasional 235,505.00 260,436.00 2,063,800.00 Jumlah 421,183,103.00 618,176,762.00 1,012,504,955.00 Sumber : Laporan Tahunan BMT Khairu Ummah

4. Faktor-faktor alat-alat pembayaran Liquiditas

Liquiditas adalah kemampuan atau ketersediaan alat-alat pembayaran. Alat-alat pembayaran yang dimaksud adalah dana tunai yang ada pada BMT Khairu Ummah. Rasio Liquiditas adalah kemampuan lembaga untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka waktu pendek seperti tabungan dan deposito. Liquiditas dikelola dengan cara mempertahankan kondisi kas pada perbandingan tertentu, yaitu memperbandingkan rasio antara jumlah dana yang disalurkan dengan jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat Finance Deposit RatioFDR. Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa FDR yang terjadi di BMT Khairu Ummah dari tahun 2007 sampai dengan 2008 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sementara di tahun 2009 mengalami peningkatan yang fluktuatif. FDR tahun 2009 berada di atas 100, hal ini menunjukkan bahwa jumlah dana pihak ketiga yang telah dihimpun dari masyarakat telah efektif disalurkan ke sektor pembiayaan. 38 Gambar 9 .Tingkat Finance Deposit Ratio BMT Khairu Ummah

4.3. Kebijakan Pembiayaan Murabahah

Prosedur untuk mengajukan pembiayaan di BMT Khairu Ummah syaratnya adalah telah menjadi anggota memiliki rekening simpanan, BMT Khairu Ummah melakukan analisis kelayakan dengan metode 5C dan mensyaratkan adanya agunan berupa surat berharga.

1. Penentuan Jenis Akad

Penentuan jenis akad pembiayaan murabahah BMT Khairu Ummah pada dilakukan dengan terlebih dahulu menanyakan tentang tujuan penggunaan dana tersebut. Jika anggota mengajukan pembiayaan untuk membeli barang maka dapat menggunakan akad murabahah. BMT Khairu Ummah menentukan akad pembiayaan dengan terlebih dahulu menanyakan tujuan dari penggunaan dana tersebut. Pada BMT Khairu Ummah, anggota biasanya mengajukan pembiayaan murabahah untuk keperluan: 1 menambah modal untuk membeli barang dagangan, 2 membeli kendaraan misal: sepeda motor untuk memperlancar usaha, 3 membeli barang konsumsi.

2. Penentuan Margin

Penentuan margin pembiayaan murabahah di BMT Khairu Ummah selama ini masih berpatokan pada besarnya biaya operasional. Setelah pihak BMT menentukan besarnya margin pembiayaan murabahah, anggota masih bisa menawarnya sehingga margin yang ditetapkan merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak. Pihak BMT Khairu Ummah menentukan besarnya margin berkisar antara 2,5-3. 39 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35