Stabilitas Emulsi Sifat Fisik dan Kinerja Heavy Duty Cleaner

Lampiran 8 b, jenis MESA, konsentrasi NaOH dan interaksi antara keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap stabilitas emulsi produk. Analisa keragaman tersebut dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Menurut Schick 1987, stabilitas emulsi akan mencapai maksimum apabila gaya tolak antara globula-globula fase terdispersi mencapai maksimum, sebaliknya gaya tarik-menarik akan mencapai minimum dimana gaya tarik- menarik berasal dari gaya Van der Waals. Nilai stabilitas emulsi dari heavy duty cleaner menujukkan peningkatan sejalan dengan kemampuan surfaktan MESA dalam menurunkan tegangan permukaan. Menurut Sibuea 2008, tegangan permukaan air dapat turun dikarenakan molekul surfaktan terorientasi dan teradsorbsi pada permukaan larutan dengan gugus hidrofobik menghadap udara. Gaya kohesif cairan yang tinggi menyebabkan gaya kohesif hidrokarbon lebih rendah dari tegangan air, sehingga tegangan permukaan turun. Semakin tinggi kemampuan menurunkan tegangan permukaan, maka semakin tinggi stabilitas emulsi.

4.4.2. Daya Pembusaan

Pembentukan busa disebabkan oleh adanya surfaktan yang menguatkan area lemah pada molekul air dan menurunkan tegangan permukaan air yang menyebabkan busa dapat terbentuk pada permukaan air. Busa yang berbentuk gelembung disebabkan adanya udara yang mengisi ruang tengah dari busa, sehingga bila tekanan udara dalam busa terlalu tinggi maka akan menekan lapisan film dinding-dinding busa, dan gelembung busa akan pecah. Analisis daya pembusaan dilakukan untuk mengetahui kemampuan heavy duty cleaner untuk menghasilkan busa. Hasil pengukuran daya pembusaan dinyatakan sebagai volume busa selama 0,5 menit. Pengukuran daya pembusaan dapat dilihat pada Lampiran 9. Nilai daya pembusaan produk yang dihasilkan berkisar antara 9 ml200 ml larutan sampel 0,1 - 55 ml200 ml larutan sampel 0,1 Lampiran 10 a. Kisaran nilai tersebut menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan memiliki nilai daya pembusaan yang lebih rendah dibandingkan dengan produk pembanding 315 ml200 ml larutan sampel 0,1. Kemampuan untuk menghasilkan busa yang banyak tidak dapat dijadikan parameter untuk menghasilkan produk pembersih dengan kualitas tinggi. Adanya persepsi konsumen bahwa semakin banyak busa maka akan semakin baik daya cuci produk pembersih tersebut, merupakan pernyataan yang tidak benar. Berdasarkan analisa keragaman Lampiran 10 b, jenis MESA memberikan pengaruh nyata terhadap daya pembusaan produk, sedangkan konsentrasi NaOH dan interaksi antara jenis MESA dan konsentrasi NaOH tidak memberikan pengaruh yang nyata. Analisa keragaman tersebut dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Pengaruh jenis MESA terhadap nilai daya pembusaan ditunjukkan pada Gambar 15. M1 = MESA olein off grade ; M2 = MESA olein steady state ; M3 = MESA olein dominan C16 off grade ; M4 = MESA olein dominan C16 steady state Gambar 15. Grafik pengaruh jenis MESA terhadap nilai daya pembusaan heavy duty cleaner Hasil uji Duncan Lampiran 10 c menunjukkan bahwa jenis MESA olein offgrade M1 berbeda nyata dari jenis MESA lainnya. Nilai rata-rata daya pembusaan yang dihasilkan dari perlakuan jenis MESA olein offgrade menunjukkan angka yang paling besar yaitu 48,44 ml200 ml larutan sampel 0,1. Menurut Cavitch 2001, setiap asam lemak memberikan sifat yang berbeda pada sabun yang dihasilkan. Asam lemak dengan rantai karbon 12-14 memberikan fungsi yang baik untuk pembusaan sementara asam lemak dengan rantai karbon 16-18 baik untuk kekerasan dan daya detergensi. MESA olein offgrade memiliki nilai daya pembusaan paling tinggi dikarena jenis MESA ini dibuat dari metil