b. Mengoptimasi pengelolaan wisata bahari berbasis mitigasi di Kawasan Gili Indah.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Potensi Sumberdaya Alam :
• Ekosistem terumbu Karang • Ekosistem pantai
• Sumberdaya ikan dan non ikan • Sumberdaya lahan darat
Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya :
• Tenaga Kerja • Pendidikan dan keterampilan
• Pasar Wisata • Infrastruktur
• Kearifan Lokal Awiq-awiq
Kegiatan : • Pariwisata
• Perikanan • Pemukiman
• Pertanian
Dimensi Ekologi :
• Degradasi Ekosistem Terumbu Karang
Mangrove • Pencemaran perairan
• Sedimentasi
Dimensi Ekonomi :
• Peningkatan Kesempatan kerja dan pendapatan
• Diversifikasi usaha • Peralihan kepemilikan
lahan ke investor
Dimensi Sosial Budaya :
• Perubahan sosial dan budaya • Konflik kepentingan
• Interaksi masyarakat dan wisatawan
• Sikap dan Persepsi Masy.
Dimensi Kelembagaan :
• Kewenangan Pemerintah Kab. Lombok Utara dan
DKP NTB
• Kearifan Lokal Awiq- awiq
Analisis Daya Dukung Analisis Pemanfaatan dan
Peruntukan Kawasan Analisis Kesesuaian
Analisis Sosial Ekonomi Budaya dan Kelembagaan
Optimasi Pemanfaatan Wisata bahari Berbasis
Mitigasi
Strategi Pengelolaan Wisata Bahari Berkelanjutan di TWAL Gili Indah
Analisis Mitigasi
Permasalahan Integrasi antara Darat
dan laut
KAWASAN GILI INDAH
Adapun kegunaannya adalah untuk menghasilkan suatu konsep dan strategi pengelolaan pulau-pulau kecil khususnya pada pengelolaan wisata bahari yang
berkelanjutan yang berbasis mitigasi dan sebagai bahan pertimbangan pada berbagai pihak terkait stakeholders dalam pengelolaan dan pengembangan
kawasan TWAL Gili Indah yang berkelanjutan.
1.4 Ruang Lingkup Studi
Ruang lingkup rencana penelitian ini adalah: 1. Melakukan evaluasi kesesuaian dan daya dukung kawasan dalam pengelolaan
wisata bahari dengan serangkaian analisis tentang kondisi faktual dan karakter sumberdaya alamnya, analisis pemanfaatan dan peruntukan kawasan, analisis
kesesuaian dan daya dukung, serta analisis sosial ekonomi budaya dan kelembagaan pada setiap dimensi kajian.
2. Mengkaji optimasi pengelolaan TWAL Gili Indah berdasarkan konsep wisata bahari dengan mengintegrasikan dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya dan
kelembagaan yang berbasis mitigasi. 3. Mem Membuat strategi pengelolaan wisata bahari yang berbasis mitigasi
dengan model dinamik untuk memperoleh suatu strategi pengelolaan wisata bahari yang berkelanjutan di TWAL Gili Indah.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Pulau-Pulau Kecil
2.1.1. Konsep Wisata Bahari
Salah satu pemanfaatan pulau kecil yang berpotensi dikembangkan adalah pemanfaatan untuk pariwisata. Agar ekosistem pulau-pulau kecil dapat terjaga
ekosistemnya sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, maka dikembangkan pula konsep ekowisata. Ekowisata sendiri pertama kali
diperkenalkan pada tahun l990 oleh organisasi The ecotourism Society, sebagai perjalanan ke daerah-daerah yang masih alami yang dapat mengkonservasi
lingkungan dan memelihara kesejahteraan masyarakat setempat Lingberg dan Hawkins l993, dalam Yulianda 2007.
Ekowisata bahari merupakan ekowisata yang memanfaatkan karakter sumberdaya pesisir dan laut. Sumberdaya ekowisata terdiri dari sumberdaya alam
dan sumberdaya manusia yang dapat diintegrasikan menjadi komponen terpadu pada pemanfaatan wisata. Menurut Meta 2002 dalam Yulianda 2007, bahwa
ekowisata Ecotourism, green tourism atau alternative tourism, merupakan wisata yang berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan
sumberdaya alamlingkungan dan industri kepariwisataan. Berdasarkan paradigma lama, pariwisata yang lebih mengutamakan
pariwisata massal mass tourism, yaitu yang bercirikan jumlah wisatawan yang besarberkelompok dan paket wisata yang seragam. Saat ini bentuk wisata
bergerak menjadi pariwisata baru Baldwin dan Brodess 1993, yaitu wisatawan yang lebih moderen, berpengalaman dan mandiri, yang bertujuan tunggal mencari
liburan fleksibel, keragaman dan minat khusus pada lingkungan alam dan pengalaman asli. Usaha pengembangannya wajib memperhatikan dampak-dampak
yang ditimbulkan, sehingga yang paling tepat dikembangkan adalah sektor ekowisata dan pariwisata alternatif yang diartikan sebagai konsisten dengan nilai-
nilai alam, sosial dan masyarakat yang memungkinkan adanya interaksi positif diantara para pelakunya. Ekowisata eco-tourism disebutkan di UU Nomor 9
tahun 1990 pasal 16 sebagai kelompok-kelompok obyek dan daya tarik wisata, yang diperkuat oleh perpu No. 18 tahun 1994, sebagai perjalanan untuk