Optimasi Pemanfaatan Wisata bahari Di Gili Indah 1. Struktur Model

119 matematis sederhana dari Casagrandi dan Rinaldi 2002 yang ditambah dengan beberapa atribut yang mempengaruhi pengelolaan wisata bahari di kawasan Gili Indah. Keberlanjutan pengelolaan wisata bahari dikembangkan melalui dinamika inter-koneksiinter-relasi antara elemen vital seiring dengan perubahan waktu dari sistem ekologi-ekonomi-sosial-kelembagaan yang dikaji dalam penelitian ini. Konsep dasar perumusan model mengacu pada efek berantai cyclic effect, dimana terjadinya perubahan dalam indeks dan atribut keefektifan pengelolaan dapat mempengaruhi sistem keberlanjutan pengelolaan wisata bahari. Pengembangan dalam perumusan model yang dibangun didasarkan pada model matematika sederhana. Perangkat lunak yang digunakan untuk merumuskan dan menganalisis model yang dibangun dalam penelitian ini yakni Stella versi 9.0.2. Langkah awal pengembangan model keberlanjutan pengelolaan wisata bahari di kawasan Gili Indah adalah merumuskan model secara matematis, lalu memasukkan nilai-nilai parameter yang diperoleh pada analisis sebelumnya ke dalam model yang dibangun dan terakhir dilakukan analisis model. Penyusunan dan analisis skenario model pengelolaan wisata bahari untuk melakukan optimasi, didasarkan model dasar yang telah dibangun dan dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan hasil kajian sebelumnya, dan atribut yang sensitif dari keempat dimensi pembangunan serta memilih skenario yang terbaik untuk diaplikasikan. Secara konseptual kerangka model dinamik yang dibangun beserta atribut dan dimensi penyusunnya dapat dilihat pada gambar 17. Nilai-nilai atribut yang digunakan dalam menganalisis keberlanjutan pengelolaan wisata bahari Gili Indah yang optimal berasal dari penelusuran literatur, hasil output analisis karakterisitik sumberdaya, analisis kesesuaian dan daya dukung wisata bahari. Nilai-nilai atribut ini diperoleh dari metode pendugaan yang sifatnya ilmiah. Disadari bahwa keakuratan pendugaan parameter tergantung dari ketersediaan data dari sumbernya, cara dan peralatan pengambilan data di lapangan, serta metode analisis yang digunakan. Nilai-nilai atribut untuk aspek ekologi, ekonomi dan sosial yang digunakan untuk membangun dan menganalisis model optimasi pengelolaan wisata bahari di kawasan Gili Indah dapat dilihat pada tabel 19. 120 Gambar 17. Struktur basis model dinamik pengelolaan wisata bahari Gili Indah Nilai level stock, variabel driving, auxiliary dan konstanta yang tercantum pada tabel 19 dapat dijelaskan sebagai berikut: 5.3.1.1.Atribut pada dimensi ekologi Atribut yang berfungsi sebagai stok dalam dimensi ekologi ini yakni sumberdaya wisata. Nilai awal initial level diperoleh dari hasil analisis kesesuaian kawasan wisata untuk kawasan terumbu karang seluas 216.79 hektar. Daya dukung kawasan terumbu karang yang berpotensi untuk wisata bahari yakni luas tr karang pertambahan tr karang pengurangan tr karang laju pertumbuhan laju degradasi upy konserv asi jumlah peny elam retribusi konserv asi jumlah retribusi konserv asi unit biorock f r konserv asi jum wisatawan Jumlah Penduduk penambahan wisatawan f r pertambahan Pertambahan penduduk Fr PertPenddk Ekonomi Masy Lokal Pengurangan Penduduk Fr pengurangan Penerimaan Upah TK Tetap f r pertumbuhan tk Pendptan tetap pendapatan Transport penerimaan Jasa Wisata biay a transport harga jasa wisata f r pencemaran total tenaga kerja wisata pertumbuhan tk wisata Tot Smbr Pencemar Fr kesadaran Sector 1 121 286 orang yang diperoleh dari hasil analisis kesesuaian. Laju pertumbuhan 0.03 dan degradasi terumbu karang 0.02 diperoleh dari hasil penelitian Hilyana 2011. Retribusi konservasi diperoleh dari informasi Gili Ecotrust yang mengkoordinasi pemungutan, dimana setiap penyelam dipungut sebesar Rp. 50.000orang. Retribusi konservasi ini dikelola dengan baik yang dipergunakan untuk kegiatan konservasi sumberdaya di kawasan wisata Gili Indah yang salah satunya adalah pembuatan terumbu karang dalam bentuk biorock. Upaya konservasi untuk terumbu karang sebesar 0,04 hatahun diperoleh dari luasan tiap unit biorock seluas 40 mĀ²unit dimana dalam setahun dibangun 5 unit. Tabel 19. Nilai atribut basis model pengelolaan wisata bahari di kawasan Gili Indah No. Dimensi dan Atribut Nilai I. EKOLOGI

1. Initial sumberdaya terumbu karang untuk

wisata bahariha 216.79 2. Daya dukung terumbu karang orang 286 3. Laju pertumbuhan terumbu karang 0,03 4. Laju degradasi terumbu karang 0,02 5. Upaya konservasi untuk terumbu karang hathn 0,04 6. Initial sumberdaya pantai yang sesuai untuk wisata bahari ha 7. Fraksi Pencemaran 19,83 0,0000816 II. EKONOMI 1. Initial Ekonomi Masyarakat Lokal Rp.jutatahun 8.803.08 2. Harga produk wisata per wisatawan Rp.000 750 3. Fee untuk konservasi Rp.000orang 50 4. Initial tenaga kerja wisata orang 907 5.Tenaga kerja luar usaha wisata orang 791 III. SOSIAL 1. Initial wisatawan orangtahun 88.200 2 Laju pertumbuhan wisatawantahun 7,4 3. Initial jumlah penduduk orang 3.575 4. Laju pertumbuhan penduduk 5. Fraksi kesadaran masyarakat 2,89 0,7 122 Hasil penelitian Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam 1997 menemukan bahwa kondisi tutupan karang di Kawasan Gili Indah berkisar antara 50-100, namun BKSDA NTB 2000 menjelaskan bahwa tutupan karang mengalami penurunan menjadi antara 10,2-55,39 kemudian Hilman 2008 menemukan bahwa tutupan karang semakin berkurang antara 12,74-36,10. Hal ini mengindikasikan bahwa pada kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi penurunan penutupan karang yang berkisar antara 3,78-6,40 pertahun atau rata-rata terjadi penurunan sebesar 5,565 pertahun. Jika dibandingkan dengan luas keseluruhan tutupan karang sebanyak 448,76 ha, maka terjadi pengurangan tutupan karang rata-rata 24,98 hatahun. Dari kondisi tersebut diatas, jika dibandingkan jumlah penduduk dan kunjungan wisatawan yang sebanyak 91.775 orang dan tingkat pencemaran penduduk sekitar 30 maka diperoleh fraksi pencemaran sebesar 0,00000816. 5.3.1.2.Atribut pada Dimensi Ekonomi Nilai awal initial ekonomi masyarakat lokal merupakan dampak langsung dan tidak langsung dari sektor pariwisata bahari diperkirakan mencapai Rp. 8.803.080.000. Nilai ini diperoleh dari upah tenaga kerja wisata setahun dengan upah Rp. 1.440.000 per tahun dan pendapatan dari usaha lain yang berinteraksi dengan usaha wisata bahari. Harga produk yang diterima dari wisatawan adalah besarnya penerimaan usaha akomodasi, konsumsi, atraksi wisata, dan transportasi yang diperoleh dari seorang wisatawan yakni rata-rata Rp. 750.000 per orang. Total tenaga kerja yang bekerja di sektor pariwisata sebanyak 907 orang, baik yang berasal dari tenaga kerja lokal dan tenaga dari luar kawasan. Laju tenaga kerja diperoleh jumlah tenaga kerja karena adanya investasi dalam usaha wisata dan tumbuhnya usaha-usaha baru. 5.3.1.3.Atribut pada Dimensi Sosial Dimensi sosial pada model pengelolaan wisata bahari ini menfokuskan pada keberadaan wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata di kawasan Gili Indah. Berdasarkan data statistik tahun 2009 diperoleh kunjungan wisatawan baik wisatawan asing maupun nusantara ke kawasan Gili Indah sebanyak 88.200 orang dengan rata-rata laju tumbuh wisatawan setiap tahun sebesar 7,4. Initial