Saran KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

5. Kenyamanan berwisata dan kegiatan lain oleh masyarakat dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas pelayanan oleh usaha wisata dan masyarakat, penegakan hukum bagi pelanggar, menjaga keamanan di sekitar kawasan wisata dan daerah atau negara, dan ketersediaan prasarana transportasi dan akomodasi yang memadai. DAFTAR PUSTAKA Adhikerana, A. S. 2001. Ekowisata di Indonesia: Antara Angan-angan dan Kenyataan. Makalah Seminar Pengembangan Industri Pariwisata di Indonesia. ITB. Bandung. Agenda 21. 1992. The travel tourism industry; towards environmentaly sustainable development. WTTC, WTO, The Earth Council. Alcala, A.C 1988. Effects of Marine Reserves on Coral Fish Abudances and Yields of Philippines Coral Reefs. AMBIO, Vol. 17, 3 : 194-199. Ayob AM. 2004. Mangroves and ecotourism: ecological or economical? Athens, Ohio: Southeast Asian Studies at Ohio University. Balai Konservasi Sumberdaya Alam NTB 2006. Laporan Hasil Inventarisasi Flora Fauna di Kawasan Konservasi Nusa Tenggara Barat. Beller W. 1990. How to sustain a small island, In Beller, et al. Sustainable Development and Environment Management of Small Islands. Man and The Biosphere Series , Vol. 5, UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Beeler BG. 2000. Opportunities and threats to local sustainable development: Introducing ecotourism to Venado Island, Costa Rica. Submitted To The Lund Universitys International Masters Programme In Environmental Sciences. Bengen DG. 2000. Sinopsis Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir . PKSPL FPIK-IPB. Bengen DG 2002. Pengembangan Konsep Daya Dukung Dalam Pengelolaan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil . Kantor Kementrian Lingkungan Hidup RI dan Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bengen, DG 2002. Sinopsis Ekosistem Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya.Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut PKSPL IPB Bogor Bengen, DG 2004. Ragam Pemikiran Menuju Pembangunan Pesisir dan Laut Berkelanjutan Berbasis Ekososiosistem, P4L Bogor. Bengen DG dan Retraubun ASW. 2006. Menguak realitas dan urgensi pengelolaan berbasis eko-sosio sistem pulau-pulau kecil. Bogor: Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut P4L. Bonham GF, Carter. 1994. Geographic information system for geoscientist; modeling with GIS. Pergamon. Ottawa, Ontario, Canada. 9 : 267 – 313 p. Brookfield HC. 1990. An approach to islands, In Beller, et al. Sustainable Development and Environment Management of Small Islands. Man and The Biosphere Series , Vol. 5, UNESCO and The Parthenon Publishing Group. Casagrandi R, Rinaldi S. 2002. A Theoretical approach to tourism sustainability. Conservation. Ecology, 61: 13. Cesar H. 1996. Economic analysis of Indonesian coral reef. Environment Department Work in Progress, Toward Environmentally and socially Sustainable Development. Choy, L and Heilbron. 1997. Eco-tourism Planning: Lessons from South East Queensland Experience . Planning Sustainable Tourism. ITB. Bandung Christensen V, Pauly D. 1998. Changes in models aquatic ecosystems approaching carrying capacity. Ecological Applications, 8 1:104-109. Cooper DR, Emory CW. 1996. Metode Penelitian Bisnis terjemahan. Jakarta: Erlangga. Dahuri R, J Rais, S P Ginting dan M.J. Sitepu 1998. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta. Dahuri R. 2003. Keanekaragaman hayati laut; aset pembangunan berkelanjutan Indonesia. Jakarta: Gramedia. Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan ekowisata: dari teori ke aplikasi. Jogyakarta: Puspar UGM dan Andi. Davis D, Tisdell C. 1995. Recreational scuba-diving and carrying capacity in marine protected areas. Ocean and coastal Management, 26 1: 19-40, in. Tisdell C. Tourism economics, the environment and development: analysis and policy. Brisbane: Department of Economics University of Queensland. Depbudpar Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2004. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. Km.67Um.001Mkp2004 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Depdagri Departemen Dalam Negeri. 2009. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri. DKP Departemen Kelautan dan Perikanan. 2000. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Umum Pengelolaan PPK yang Berkelanjutan dan berbasis Masyarakat. Jakarta: Departemen Perikanan dan Kelautan. DKP Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 34 tahun 2002 tentang Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan PPK. Jakarta: Departemen Perikanan dan Kelautan. DKP Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Palau-Pulau Kecil tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Tata Ruang Pulau-Pulau Kecil. Jakarta: Departemen Perikanan dan Kelautan. Falkland A. 1991. Hydrology and water resources of small islands : a practical guide. Paris: IHP-UNESCO. Fandeli, C, dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Fauzi, A dan Anna S 2002. Penilaian Depresiasi Sumberdaya Perikanan Sebagai Bahan Pertimbangan Penentuan Kebijakan Pembangunan Perikanan . Jurnal Pesisir dan Lautan Vol 42. Hal 36-49. Fauzi A, Anna S. 2005. Pemodelan sumberdaya perikanan dan kelautan untuk analisis kebijakan. Jakarta: Gramedia. Gunn, C.A, 1994. Tourism Planning. Basics, Concepts, Cases. Third Edition. Taylor Francis Publisher. Goodwin, H. 1997. Terestrial Ecotorism. Planning Sustainable Tourism. ITB. Bandung. Haaf W.H., Bikker H, Andriaanse D.J. 2002. Introduction to System Approach. pp 49-81. http:www.vssd.nlhlfb001.htm 20 Nopember 2007. Hall CM. 2001. Trends in ocean and coastal tourism: the end of the last frontier? Ocean Coastal Management , 44 : 601–618. Hartrisari 2007. Sistem Dinamik Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri dan Lingkungan . SEAMEO BIOTROP Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology. Hein PL. 1990. Economic problems and prospect of small islands, In Beller, et al. Sustainable Development and Environment Management of Small Islands. Man and The Biosphere Series , Vol. 5, UNESCO and The Parthenon Publishing Group.. Hilman, 2009. Evaluasi Sumberdaya Terumbu Karang Untuk Wisata Selam di gili Trawangan Propinsi Nusa Tenggara Barat, IPB Bogor. Holling, C.S., D.W. Schindler, B.W. Walker, dan J. Roughgarden. 2002. Biodiversity in the Functioning of Ecosystem: an Ecological Synthesis. Dalam Perrings, C., K.G. Maller, C. Folke, C.S. Holling, dan B.O. Jasson editor: Biodiversity Loss, Economic and Ecological Issues. Cambridge University Press, Cambridge. Pp.: 44-83. Hutabarat CMTU. 2001. Teknik tangkap tradisional masyarakat bajau kabalutan di Perairan Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah dan Dampaknya terhadap terumbu karang. Jakarta: Tesis Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Hutabarat A, Yulianda F, Fahrudin A, Harteti S, Kusharjani. 2009. Pengelolaan pesisir dan laut secara terpadu. Bogor: Edisi I Pusdiklat Kehutanan, Deptan, SECEN-KOREA International Cooperation Agency. Hutomo, M 1986, Coral reef fish community. Training course in coral reef research methods and management vol. II, SEAMEO-BIOTROP, Bogor : 54-72. IUCN UNEP and WWF Internacional Union fo The Conservation`of Nature, United Nation Environment Programme and World Wide Fund for Nature 1980.Caring for the earth :a strategy for sustainable living. Gland and Cambridge IUCN Internacional Union fo The Conservation`of Nature 1994. United Nation list of national park and protected area . Switzerland : IUCN Gland Jovicic D, Dragin A. 2008. The assessment of carrying capacity – a crucial tool for managing tourism effects in tourist destinations. Karr, J.R 2002. Assessment of Biotic Integrity Using Fish Communities. Fisheries. Vol.66: 21-27. Turizam Journal , 12 2008: 4-11. Katon BM, Pomeroy RS, Garces, LR, Ring MW. 2000. Rehabilitating the mangrove resources of Cogtong Bay, Philippines: a comanagement perspective. Coastal Management, 28:29–37. Laapo A, Masyahoro A, Nilawati J. 2007. Estimasi potensi ekonomi sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Tojo Una-Una. Jurnal Agroland, 14 2:140-144. Li, Eric, A. 2000. Optimum Harvesting with Marine Reserves. North American Journal of Fisheries Management 20: 882-896. Maanema, M 2003. Model Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Studi Kasus di Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu . Disertasi Doktor Sekolah Pascasarjan Institut Pertanian Bogor, Bogor. McLeod M, Cooper JAG. 2005. Carrying capacity in coastal area. Encyclopedia of Coastal Sciense , Springer, XXXI, 1211p. 796 illus. Meta. 2002. Planning for marine ecotourism in the EU Atlantic area good practice guidance. Bristol: University of the West of England. Nurisyah S, Pramukanto Q, Wibowo, S. 2003. Daya Dukung Dalam Perencanaan Tapak. Bahan kuliah Analisis dan Perencanaan Tapak. PS Arsitektur Lanskap. Fakultar Pertanian. IPB-Bogor. Orams M. 1999. Marine tourism, development, impacts and management. London: Routledge. Peraturan Menteri No 17 tahun 2008. Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Pérez OM, Telfer TC, Ross LG. 2003. Use of GIS-Based models for integrating and developing marine fish cages within the tourism industry in Tenerife Canary Islands. Coastal Management, 31:355–366. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta: RI. Roberts C.M. dan J.P. Hawkins. 2000. Fullyprotected Marine Reserves: A guide. WWF in Washington D.C. USA, University of York, York, UK. 131 p. Romimohtarto K, Juwana S. 2009. Biologi laut: Ilmu pengetahuan tentang biota laut. Jakarta: Djambatan. Salm, R.V., J.R. Clark and E. Siirila, 1982. Marine and Coastal protected Areas. A Guide for Planner and Managers. Third Edition, IUCN, Gland Switzerland. 370 pp. Sanchirico JM, Cohran KA, Emerson PM. 2002. Marine protected area: economi and social implication. Washington DC: Resource for the Future. Saveriades A. 2000. Establishing the social tourism carrying capacity for the tourist resorts of the east coast of the Republic of Cyprus. Journal Tourism Management , 21 : 147-156. Scheaffer RL, Mendenhall W, Ott L. 1986. Elementary survey sampling. Boston: Duxbury Perss. Sorensen SB, Baraza AI, Mirovsky O, Van CN. 2002. Ecotourism as a sustainable way to protect nature. Aarhus: Center For Environmental Studies University of Aarhus. Sumadhiharga K. 1995. Zat-zat yang menyebabkan pencemaran di Laut. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan , 15 4: 376-387. Supriharyono. 2007. Pengelolaan ekosistem terumbu karang. Jakarta: Djambatan. Tantrigama G. 1998. Carrying capacity of coastal tourism sites: A methodological approach. Paper presented at the First Annual Sessions of the Faculty of Graduate Studies, University of Sri Jayewardenepura, 27th March, 1998. Tisdell C. 1996. Ecotourism, economic, and the environment: Observation from China . Journal of Travel Research, 34 4:11-19. in. Tisdell C. Tourism economics, the environment and development: analysis and policy. Brisbane: Department of Economics University of Queensland. __________ 1998. Measuring the costs to tourism of pollution, especially marine pollution: analysis and concept , in. Tisdell C. Tourism economics, the environment and development: analysis and policy. Brisbane: Department of Economics University of Queensland. Lampiran 1 : Hasil Pengukuran dan Pengamatan Lapang di Kawasan Gili Indah No Stasiun Lokasi Tutupan karang Jenis life Form Suhu ºC Kecerahan Kedalaman m Kecepatan arus cms Lebar pantai m Tipe Pantai 1 ST 1 S. 08º 22.130’ E. 116º 04.947’ 33 14 28,9 87 2 10 12 Pasir Putih 2 ST 2 S. 08º 21.680’ E. 116 º 05.26’ 53 11 29,3 89 3 8 17 Pasir Putih 3 ST 3 S. 08º 20.933’ E. 116º 05.196’ 34 7 29,4 73 4 9 15 Pasir Putih 4 ST 4 S. 08º 21.352’ E. 116º 04.287’ 43 7 28,9 74 4 5 19 Pasir Putih 5 ST 5 S. 08º 20.756’ E. 116º 03.745’ 33 7 30,4 73 4 7 16 Pasir Putih 6 ST 6 S. 08º 20.417’ E. 116º 03.330’ 33 8 29,5 87 5 8 16 Pasir Putih 7 ST 7 S. 08º 20.914’ E. 116º 03.013’ 35 7 29,2 86 1,5 9 20 Pasir Putih 8 ST 8 S. 08º 20.341’ E. 116º 02.556’ 43 7 29.7 83 4 6 17 Pasir Putih 9 ST 9 S. 08º 20.500’ E. 116º 01.686’ 33 17 30,1 87 4 5 11 Pasir Putih 10 ST 10 S. 08º 21.657’ E. 116º 02.500’ 53 17 29,5 84 5 5 16 Pasir Putih 11 ST 11 S. 08º 21.692’ E. 116º 03.425’ 55 15 29 0,16 3 5 19 Pasir Putih Lampiran 2 : Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Gili Indah a. Luas kesesuain untuk wisata selam : Sangat Sesuai 2.167.938,24 m2 Sesuai 2.995.739,38 m2 Sesuai Bersyarat 699.132,26 m2 Total 5.862.809,87 m2 b. Luas kesesuain untuk wisata snorkeling : Sangat Sesuai 1.908.436,94 m2 Sesuai 3.335.347,86 m2 Sesuai Bersyarat 426.667,60 m2 Total 5.670.452,40 m2 c. Luas kesesuain untuk rekreasi pantai : Sangat Sesuai 198.392,68 m2 Sesuai 180.616,46 m2 Sesuai Bersyarat 120.307,07 m2 Total 499.316,21 m2 Kapasitas Lahan 30 d. Analisis Daya Dukung Wisata Bahari Gili Indah 1. Perhitungan DDK untuk Wisata Rekreasi pantai sangat sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 198.392,98 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas penyelaman Lp = LLS x KL 59.517,8036 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 238 Orang Keterangan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Lampiran 2 lanjutan 2. Perhitungan DDK untuk Wisata Rekreasi pantai sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 180.616,46 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas penyelaman Lp = LLS x KL 54.184,9384 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 217 Orang Keterangan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m 3. Perhitungan DDK untuk Wisata Rekreasi pantai sesuai bersyarat Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 120.307,98 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas penyelaman Lp = LLS x KL 36.092,1217 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 144 Orang Keterangan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m 4. Perhitungan DDK untuk Wisata Snorkling pantai sangat sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 1.908.436.94 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas snorkling Lp = LLS x KL 572.531.08 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas snorkling Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas snorkling Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas snorkling Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 2.290 Orang Keterangan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Lampiran 2 lanjutan 5. Perhitungan DDK untuk Wisata Snorkling pantai sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 3.335.347,86 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas snorkling Lp = LLS x KL 1000604.36 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas snorkling Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas snorkling Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas snorkling Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 4.002 orang Keterangan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m 6. Perhitungan DDK untuk Wisata Snorkling pantai sesuai bersyarat Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 426.667,60 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas snorkling Lp = LLS x KL 128.000,28 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas snorkling Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas snorkling Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas snorkling Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 512 orang Keterangan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m 7. Perhitungan DDK untuk Wisata Selam sangat sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 2.167.938,24 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas selam Lp = LLS x KL 650.381,47 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas selam Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas selam Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas selam Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 2.602 orang Keterangan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Lampiran 2 lanjutan 8. Perhitungan DDK untuk Wisata Selam sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 2.995.739,38 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas selam Lp = LLS x KL 898.721,81 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas selam Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas selam Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas selam Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 3.595 orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m 9. Perhitungan DDK untuk Wisata Selam sesuai bersyarat Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 699.132,26 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas selam Lp = LLS x KL 209.739,678 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas selam Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas selam Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas selam Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 839 orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Lampiran 2 : Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Gili Indah A. Luas kesesuain untuk wisata selam : Sangat Sesuai 2.167.938,24 m2 Sesuai 2.995.739,38 m2 Sesuai Bersyarat 699.132,26 m2 Total 5.862.809,87 m2 B. Luas kesesuain untuk wisata snorkeling : Sangat Sesuai 1.908.436,94 m2 Sesuai 3.335.347,86 m2 Sesuai Bersyarat 426.667,60 m2 Total 5.670.452,40 m2 C. Luas kesesuain untuk rekreasi pantai : Sangat Sesuai 198.392,68 m2 Sesuai 180.616,46 m2 Sesuai Bersyarat 120.307,07 m2 Total 499.316,21 m2 Kapasitas Lahan 30 ANALISIS DAYA DUKUNG WISATA BAHARI GILI MATRA A. Perhitungan DDK untuk Wisata Rekreasi pantai sangat sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 198.392,98 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas penyelaman Lp = LLS x KL 59.517,8036 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 238 Orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Perhitungan DDK untuk Wisata Rekreasi pantai sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 180.616,46 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas penyelaman Lp = LLS x KL 54.184,9384 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 217 Orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Perhitungan DDK untuk Wisata Rekreasi pantai sesuai bersyarat Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 120.307,98 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas penyelaman Lp = LLS x KL 36.092,1217 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas rekreasi pantai Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 144 Orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m B. Perhitungan DDK untuk Wisata Snorkling pantai sangat sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 1.908.436.94 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas snorkling Lp = LLS x KL 572.531.08 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas snorkling Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas snorkling Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas snorkling Wp 2 Jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 2.290 Orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Perhitungan DDK untuk Wisata Snorkling pantai sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 3.335.347,86 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas snorkling Lp = LLS x KL 1000604.36 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas snorkling Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas snorkling Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas snorkling Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 4.002 orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Perhitungan DDK untuk Wisata Snorkling pantai sesuai bersyarat Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 426.667,60 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas snorkling Lp = LLS x KL 128.000,28 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas snorkling Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas snorkling Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas snorkling Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 512 orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m C. Perhitungan DDK untuk Wisata Selam sangat sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 2.167.938,24 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas selam Lp = LLS x KL 650.381,47 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas selam Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas selam Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas selam Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 2.602 orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Perhitungan DDK untuk Wisata Selam sesuai Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 2.995.739,38 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas selam Lp = LLS x KL 898.721,81 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas selam Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas selam Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas selam Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 3.595 orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Perhitungan DDK untuk Wisata Selam sesuai bersyarat Uraian Nilai Satuan Luas Lahan yang sesuai LLS 699.132,26 m2 Kapasitas Lahan KL 30 Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area K 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitas selam Lp = LLS x KL 209.739,678 m2 Unit area untuk melakukan aktifitas selam Lt 2.000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktifitas selam Wt 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktifitas selam Wp 2 jam Daya Dukung Kawasan DDK = K x LpLt x WtWp 839 orang Keterengan : Lt = 2.000 m2 2 orang setiap luasan 200 m x 10 m Tahun Ekonomi Masy. Lokal Rp Jumlah Penduduk orang Jumlah Wisatawan orang Luas Karang ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Final 8,803,080,000.00 17,606,160,000.00 27,060,667,920.00 37,214,809,426.08 48,120,357,403.61 59,832,915,931.48 72,412,203,790.41 85,922,358,950.90 100,432,265,593.26 116,015,905,327.16 132,752,734,401.37 150,728,088,827.08 170,033,619,480.28 190,767,759,401.82 213,036,225,677.56 236,952,558,457.69 262,638,699,863.56 290,225,615,733.47 319,853,963,377.74 351,674,808,747.70 385,850,396,675.03 422,554,978,108.98 461,975,698,569.04 504,313,552,343.15 549,784,407,296.55 598,620,105,516.49 3,575.00 3,660.44 3,747.93 3,837.50 3,929.22 4,023.13 4,119.28 4,217.73 4,318.53 4,421.75 4,527.43 4,635.63 4,746.42 4,859.86 4,976.01 5,094.94 5,216.71 5,341.39 5,469.05 5,599.76 5,733.59 5,870.63 6,010.93 6,154.60 6,301.69 6,452.30 88,200.00 94,726.80 101,736.58 109,265.09 117,350.71 126,034.66 135,361.22 145,377.95 156,135.92 167,689.98 180,099.04 193,426.37 207,739.92 223,112.67 239,623.01 257,355.12 276,399.39 296,852.95 318,820.07 342,412.75 367,751.30 394,964.89 424,192.29 455,582.52 489,295.63 525,503.51 216.79 213.86 211.01 208.26 205.58 202.98 200.45 197.99 195.58 193.23 190.94 188.69 186.48 184.32 182.19 180.09 178.02 175.97 173.94 171.93 169.93 167.94 165.95 163.96 161.97 159.96 Lampiran 3 : Basis Model Pengelolaan Wisata Bahari di Kawasan Gili Indah Tahun Ekonomi Masy. Lokal Rp Jumlah Wisatawan orang Luas Karang ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Final 8,803,080,000.00 17,207,080,000.00 25,715,683,000.00 34,334,043,157.00 43,067,683,103.29 51,922,521,148.98 60,904,900,497.12 70,021,620,620.54 79,279,970,960.13 88,687,767,116.51 98,253,389,719.59 107,985,826,174.09 117,894,715,493.89 127,990,396,453.88 138,283,959,304.57 148,787,301,313.37 159,513,186,415.53 170,475,309,278.88 181,688,364,109.05 193,168,118,545.97 204,931,493,028.30 216,996,646,030.46 229,383,065,606.97 242,111,667,710.60 255,204,901,785.74 268,686,864,175.36 88,200.00 88,641.00 89,084.21 89,529.63 89,977.27 90,427.16 90,879.30 91,333.69 91,790.36 92,249.31 92,710.56 93,174.11 93,639.98 94,108.18 94,578.72 95,051.62 95,526.88 96,004.51 96,484.53 96,966.96 97,451.79 97,939.05 98,428.74 98,920.89 99,415.49 99,912.57 216.79 216.26 215.73 215.22 214.72 214.23 213.74 213.27 212.81 212.35 211.91 211.47 211.04 210.63 210.21 209.81 209.42 209.03 208.65 208.28 207.92 207.56 207.21 206.87 206.54 206.21 Lampiran 4 : Optimis Model Pengelolaan Wisata Bahari di Kawasan Gili Indah Tahun Ekonomi Masy. Lokal Rp Jumlah Wisatawan orang Luas Karang ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Final 8,803,080,000.00 17,207,080,000.00 25,685,296,684.90 34,242,703,508.24 42,884,641,468.08 51,616,846,304.84 60,445,477,711.79 69,377,150,707.07 78,418,969,327.25 87,578,562,814.28 96,864,124,480.17 106,284,453,447.73 115,848,999,480.10 125,567,911,127.66 135,452,087,437.81 145,513,233,491.32 155,763,920,048.26 166,217,647,607.87 176,888,915,208.73 187,793,294,320.26 198,947,508,202.05 210,369,517,135.95 222,078,609,965.18 234,095,502,407.40 246,442,442,643.02 259,143,324,716.86 88,200.00 88,283.51 88,367.11 88,450.78 88,534.53 88,618.36 88,702.27 88,786.26 88,870.33 88,954.48 89,038.71 89,123.01 89,207.40 89,291.87 89,376.42 89,461.05 89,545.75 89,630.54 89,715.41 89,800.36 89,885.39 89,970.50 90,055.69 90,140.96 90,226.31 90,311.74 216.79 218.79 220.75 222.67 224.56 226.40 228.21 229.98 231.72 233.42 235.09 236.73 238.33 239.90 241.44 242.94 244.42 245.87 247.29 248.68 250.04 251.38 252.69 253.97 255.23 256.46 Lampiran 5 : Pesimis Model Pengelolaan Wisata Bahari di Kawasan Gili Indah Tahun Ekonomi Masy. Lokal Rp Jumlah Wisatawan orang Luas Karang ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Final 8,803,080,000.00 17,097,660,000.00 25,503,960,420.00 34,027,738,178.58 42,675,163,654.33 51,452,851,219.14 60,367,892,030.62 69,427,889,250.86 78,640,995,871.04 88,015,955,334.79 97,562,145,167.31 107,289,623,832.72 117,209,181,058.59 127,332,391,884.08 137,671,674,707.40 148,240,353,628.36 159,052,725,404.03 170,124,131,358.75 181,471,034,615.08 193,111,103,039.66 205,063,298,326.57 217,347,971,672.63 229,986,966,532.25 243,003,728,975.85 256,423,426,214.48 270,273,073,894.85 88,200.00 88,641.00 89,084.21 89,529.63 89,977.27 90,427.16 90,879.30 91,333.69 91,790.36 92,249.31 92,710.56 93,174.11 93,639.98 94,108.18 94,578.72 95,051.62 95,526.88 96,004.51 96,484.53 96,966.96 97,451.79 97,939.05 98,428.74 98,920.89 99,415.49 99,912.57 216.79 217.37 217.94 218.50 219.04 219.56 220.08 220.58 221.07 221.54 222.01 222.46 222.90 223.33 223.75 224.16 224.56 224.95 225.33 225.70 226.06 226.41 226.75 227.09 227.41 227.73 Lampiran 4 : Basis Model Pengelolaan Wisata Bahari di Gili Indah Ekonomi_Masy__Lokalt = Ekonomi_Masy__Lokalt - dt + Penerimaan dtINIT Ekonomi_Masy__Lokal = 8803080000 INFLOWS: Penerimaan = pendapatan_Transport+Pendptan_tetap+penerimaan_Jasa_Wisata Jumlah_Pendudukt = Jumlah_Pendudukt - dt + Pertambahan__penduduk - Pengurangan_Penduduk dtINIT Jumlah_Penduduk = 3575 INFLOWS: Pertambahan__penduduk = Jumlah_PendudukFr_PertPenddk OUTFLOWS: Pengurangan_Penduduk = Fr_penguranganJumlah_Penduduk jum_wisatawant = jum_wisatawant - dt + penambahan_wisatawan dtINIT jum_wisatawan = 88200 INFLOWS: penambahan_wisatawan = jum_wisatawanfr_pertambahan luas_tr_karangt = luas_tr_karangt - dt + pertambahan_tr_karang + upy_konservasi - pengurangan_tr_karang dtINIT luas_tr_karang = 216.79 INFLOWS: pertambahan_tr_karang = luas_tr_karanglaju_pertumbuhan upy_konservasi = fr_konservasiunit_biorock OUTFLOWS: pengurangan_tr_karang = fr_pencemaranTot_Smbr_PencemarFr_kesadaran+laju_degradasiluas_tr_ka rang total_tenaga__kerja_wisatat = total_tenaga__kerja_wisatat - dt + pertumbuhan_tk_wisata dtINIT total_tenaga__kerja_wisata = 907 INFLOWS: pertumbuhan_tk_wisata = total_tenaga__kerja_wisatafr_pertumbuhan_tk biaya_transport = 10000 Fr_kesadaran = 0.7 fr_konservasi = jumlah_retribusi_konservasi25000000 fr_pencemaran = 0.00000816 Fr_pengurangan = 0.005 fr_pertambahan = 0.074 Fr_PertPenddk = 0.0289 fr_pertumbuhan_tk = 0.074 harga_jasa__wisata = 750000 jumlah_penyelam = jum_wisatawan0.05 jumlah_retribusi_konservasi = jumlah_penyelamretribusi_konservasi laju_degradasi = 0.02 laju_pertumbuhan = 0.03 pendapatan_Transport = jum_wisatawanbiaya_transport Pendptan_tetap = total_tenaga__kerja_wisataUpah_TK_Tetap penerimaan_Jasa_Wisata = jum_wisatawanharga_jasa__wisata10 retribusi_konservasi = 50000 Tot_Smbr_Pencemar = Jumlah_Penduduk+jum_wisatawan unit_biorock = 0.04 Upah_TK_Tetap = 1440000 Lampiran 5 : Skenario Pesimis Pengelolaan Wisata Bahari di Gili Indah Tahun Ekonomi Masy. Lokal Rp Jumlah Penduduk orang Jumlah Wisatawan orang Luas Karang ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Final 8,803,080,000.00 17,606,160,000.00 26,880,739,920.00 36,652,714,354.08 46,949,444,276.28 57,799,843,061.73 69,234,467,748.74 81,285,615,873.62 93,987,428,231.32 107,375,997,938.63 121,489,486,201.20 136,368,245,211.95 152,054,948,637.10 168,594,730,175.67 186,035,330,711.07 204,427,254,607.21 223,823,935,738.84 244,281,913,884.75 265,861,022,154.52 288,624,586,164.36 312,639,635,725.45 337,977,129,859.31 364,712,196,009.58 392,924,384,378.01 422,697,938,374.89 454,122,082,241.18 3,575.00 3,660.44 3,747.93 3,837.50 3,929.22 4,023.13 4,119.28 4,217.73 4,318.53 4,421.75 4,527.43 4,635.63 4,746.42 4,859.86 4,976.01 5,094.94 5,216.71 5,341.39 5,469.05 5,599.76 5,733.59 5,870.63 6,010.93 6,154.60 6,301.69 6,452.30 88,200.00 92,610.00 97,240.50 102,102.52 107,207.65 112,568.03 118,196.44 124,106.26 130,311.57 136,827.15 143,668.51 150,851.93 158,394.53 166,314.25 174,629.97 183,361.47 192,529.54 202,156.02 212,263.82 222,877.01 234,020.86 245,721.90 258,008.00 270,908.40 284,453.82 298,676.51 216.79 212.09 207.54 203.13 198.85 194.69 190.65 186.72 182.89 179.15 175.51 171.95 168.47 165.06 161.72 158.44 155.22 152.05 148.94 145.87 142.84 139.84 136.88 133.95 131.04 128.15 Lampiran 6 : Skenario Pesimis Pengelolaan Wisata Bahari di Gili Indah Ekonomi_Masy__Lokalt = Ekonomi_Masy__Lokalt - dt + Penerimaan dtINIT Ekonomi_Masy__Lokal = 8803080000 INFLOWS: Penerimaan = pendapatan_Transport+Pendptan_tetap+penerimaan_Jasa_Wisata Jumlah_Pendudukt = Jumlah_Pendudukt - dt + Pertambahan__penduduk - Pengurangan_Penduduk dtINIT Jumlah_Penduduk = 3575 INFLOWS: Pertambahan__penduduk = Jumlah_PendudukFr_PertPenddk OUTFLOWS: Pengurangan_Penduduk = Fr_penguranganJumlah_Penduduk jum_wisatawant = jum_wisatawant - dt + penambahan_wisatawan dtINIT jum_wisatawan = 88200 INFLOWS: penambahan_wisatawan = jum_wisatawanfr_pertambahan luas_tr_karangt = luas_tr_karangt - dt + pertambahan_tr_karang + upy_konservasi - pengurangan_tr_karang dtINIT luas_tr_karang = 216.79 INFLOWS: pertambahan_tr_karang = luas_tr_karanglaju_pertumbuhan upy_konservasi = fr_konservasiunit_biorock OUTFLOWS: pengurangan_tr_karang = fr_pencemaranTot_Smbr_PencemarFr_kesadaran+laju_degradasiluas_tr_ka rang total_tenaga__kerja_wisatat = total_tenaga__kerja_wisatat - dt + pertumbuhan_tk_wisata dtINIT total_tenaga__kerja_wisata = 907 INFLOWS: pertumbuhan_tk_wisata = total_tenaga__kerja_wisatafr_pertumbuhan_tk biaya_transport = 10000 Fr_kesadaran = 0.9 fr_konservasi = jumlah_retribusi_konservasi25000000 fr_pencemaran = 0.00000612 Fr_pengurangan = 0.005 fr_pertambahan = 0.065 Fr_PertPenddk = 0.03 fr_pertumbuhan_tk = 0.074 harga_jasa__wisata = 625000 jumlah_penyelam = jum_wisatawan0.05 jumlah_retribusi_konservasi = jumlah_penyelamretribusi_konservasi laju_degradasi = 0.025 laju_pertumbuhan = 0.03 pendapatan_Transport = jum_wisatawanbiaya_transport Pendptan_tetap = total_tenaga__kerja_wisataUpah_TK_Tetap penerimaan_Jasa_Wisata = jum_wisatawanharga_jasa__wisata10 retribusi_konservasi = 50000 Tot_Smbr_Pencemar = Jumlah_Penduduk+jum_wisatawan unit_biorock = 0.035 Upah_TK_Tetap = 1440000 Lampiran 7 : Skenario Optimis Pengelolaan Wisata Bahari di Kawasan Gili Indah Tahun Ekonomi Masy. Lokal Rp Jumlah Penduduk orang Jumlah Wisatawan orang Luas Karang ha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Final 8,803,080,000.00 17,606,160,000.00 27,060,667,920.00 37,214,809,426.08 48,120,357,403.61 59,832,915,931.48 72,412,203,790.41 85,922,358,950.90 100,432,265,593.26 116,015,905,327.16 132,752,734,401.37 150,728,088,827.08 170,033,619,480.28 190,767,759,401.82 213,036,225,677.56 236,952,558,457.69 262,638,699,863.56 290,225,615,733.47 319,853,963,377.74 351,674,808,747.70 385,850,396,675.03 422,554,978,108.98 461,975,698,569.04 504,313,552,343.15 549,784,407,296.55 598,620,105,516.49 3,575.00 3,660.44 3,747.93 3,837.50 3,929.22 4,023.13 4,119.28 4,217.73 4,318.53 4,421.75 4,527.43 4,635.63 4,746.42 4,859.86 4,976.01 5,094.94 5,216.71 5,341.39 5,469.05 5,599.76 5,733.59 5,870.63 6,010.93 6,154.60 6,301.69 6,452.30 88,200.00 94,726.80 101,736.58 109,265.09 117,350.71 126,034.66 135,361.22 145,377.95 156,135.92 167,689.98 180,099.04 193,426.37 207,739.92 223,112.67 239,623.01 257,355.12 276,399.39 296,852.95 318,820.07 342,412.75 367,751.30 394,964.89 424,192.29 455,582.52 489,295.63 525,503.51 216.79 216.41 216.09 215.85 215.69 215.60 215.59 215.66 215.82 216.06 216.40 216.84 217.37 218.02 218.77 219.64 220.64 221.77 223.03 224.44 226.01 227.73 229.63 231.71 233.99 236.47 Lampiran 8 : Skenario Optimis Pengelolaan Wisata Bahari di Gili Indah Ekonomi_Masy__Lokalt = Ekonomi_Masy__Lokalt - dt + Penerimaan dtINIT Ekonomi_Masy__Lokal = 8803080000 INFLOWS: Penerimaan = pendapatan_Transport+Pendptan_tetap+penerimaan_Jasa_Wisata Jumlah_Pendudukt = Jumlah_Pendudukt - dt + Pertambahan__penduduk - Pengurangan_Penduduk dtINIT Jumlah_Penduduk = 3575 INFLOWS: Pertambahan__penduduk = Jumlah_PendudukFr_PertPenddk OUTFLOWS: Pengurangan_Penduduk = Fr_penguranganJumlah_Penduduk jum_wisatawant = jum_wisatawant - dt + penambahan_wisatawan dtINIT jum_wisatawan = 88200 INFLOWS: penambahan_wisatawan = jum_wisatawanfr_pertambahan luas_tr_karangt = luas_tr_karangt - dt + pertambahan_tr_karang + upy_konservasi - pengurangan_tr_karang dtINIT luas_tr_karang = 216.79 INFLOWS: pertambahan_tr_karang = luas_tr_karanglaju_pertumbuhan upy_konservasi = fr_konservasiunit_biorock OUTFLOWS: pengurangan_tr_karang = fr_pencemaranTot_Smbr_PencemarFr_kesadaran+laju_degradasiluas_tr_ka rang total_tenaga__kerja_wisatat = total_tenaga__kerja_wisatat - dt + pertumbuhan_tk_wisata dtINIT total_tenaga__kerja_wisata = 907 INFLOWS: pertumbuhan_tk_wisata = total_tenaga__kerja_wisatafr_pertumbuhan_tk biaya_transport = 10000 Fr_kesadaran = 0.3 fr_konservasi = jumlah_retribusi_konservasi25000000 fr_pencemaran = 0.00000408 Fr_pengurangan = 0.005 fr_pertambahan = 0.085 Fr_PertPenddk = 0.02 fr_pertumbuhan_tk = 0.074 harga_jasa__wisata = 1000000 jumlah_penyelam = jum_wisatawan0.05 jumlah_retribusi_konservasi = jumlah_penyelamretribusi_konservasi laju_degradasi = 0.015 laju_pertumbuhan = 0.04 pendapatan_Transport = jum_wisatawanbiaya_transport Pendptan_tetap = total_tenaga__kerja_wisataUpah_TK_Tetap penerimaan_Jasa_Wisata = jum_wisatawanharga_jasa__wisata10 retribusi_konservasi = 100000 Tot_Smbr_Pencemar = Jumlah_Penduduk+jum_wisatawan unit_biorock = 0.05 Upah_TK_Tetap = 1440000 ABSTRACT SADIKIN AMIR. Mitigation-Based Optimization for Coastal Tourism in Small Island Case of Gili Matra Lombok Utara District, West Nusa Tenggara Province. Under supervision of FREDINAN YULIANDA, DIETRIECH G.BENGEN, and MENNOFATRIA BOER. The increasing tourism activities magnified by uncontrolled land use patterns have caused coastal ecosystem degradation in Gili Matra. A research on evaluation of land use patterns and optimization of coastal tourism based on a mitigation approach has been done in the area. Research results showed that size of area including in a very suitable category for diving activity were 216.79 ha; 190.84 ha for snorkeling activity; and 19.83 ha for beach tourism. Based on carrying capacity analysis, the area could support maximum 286 tourists per day or 104.390 tourists annually. Mitigation approach in optimization indicated that the maximum tourist number in the area can only be reached if all aspects of carrying capacity namely ecological, economics, social and institutional aspect are well considered. Optimization of coastal tourism consisted sustainability of coastal ecotourism resources, increasing economic condition of local communities, and increasing of tourist visits in Gili Indah areas. Furthermore, the optimization can be attained by integrating the four aspects of management through applying the following two strategies: a integration of coral reef conservation, betterment in coastal tourism products prices policy, diversification of coastal tourism activities, increasing in local community participation, and adequate supporting infrastructure availability, and b optimization of attractive coastal tourism either for areas which were suitable with Gili Indah potential, and for the areas which had potential to be alternative for coastal tourism in relation to the existence of coral reef ecosystem, optimization of unmanaged cultural tourisms, and maintaining existing coastal tourism in Gili Indah. Key words: coastal tourism, carrying capacity, optimization, mitigation

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Propinsi Nusa Tenggara Barat terdapat suatu kawasan pulau-pulau kecil yaitu kawasan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan atau disebut juga Gili Indah, yang salah satu pemanfaatannya adalah sebagai daerah tujuan wisata. Kawasan Gili Indah ditunjuk sebagai Taman Wisata Alam Laut TWAL berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 85Kpts-II1993 tanggal 16 Februari 1993 selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 99Kpts-II2001 tanggal 15 Maret 2001 ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Laut TWAL dengan luas sekitar 2.954 hektar. Penentuan status TWAL tersebut adalah berdasarkan kriteria penentuan kawasan konservasi laut yang memiliki keanekaragaman biota laut dan lingkungan yang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. Pada tanggal 4 maret 2009 telah dilakukan serah terima pengelolaan Kawasan dari Departemen Kehutanan kepada Departemen Kelautan dan Perikanan berdasarkan Berita acara serah terima No. BA.01Menhut-IV2009 dan No. BA.108MEN.KPIII2009. Selanjutnya berdasarkan Kepmen DKP No. 67MEN2009 tanggal 5 September 2009 kawasan Gili Indah ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan nasional. Sebagai kawasan Taman Wisata Alam Laut Gili Indah, maka berbagai aktifitas wisata berkembang di kawasan ini. Kegiatan wisata tersebut antara lain ; Selam Diving, Renang swimming, Snorkling, Selancar surfing, Berjemur sun Bathing , Memancing fishing, dan Sunset. Seluruh kegiatan wisata tersebut ditunjang oleh berbagai fasilitas yaitu hotel, bungalowcottage, restauran, rumah makan, glass bottom boat, pasar seni, perahu penumpang, dan tempat hiburan. Berbagai aktivitas yang terkait dengan pariwisata bahari tersebut telah menimbulkan dampak yang berimplikasi pada terjadinya perubahan dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan, baik yang bersifat positif konstruktif maupun yang negatif destruktif. Kunjungan wisatawan, baik wisatawan asing maupun nusantara, ke kawasan Gili Indah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang cukup berarti, pada tahun 2004 sebanyak 32.373 wisatawan kemudian meningkat dengan sangat drastis pada tahun 2009 menjadi 88.200 wisatawan. Artinya dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan kunjungan wisatawan sebanyak 172,44 atau sekitar 34,48 pertahun. Kondisi ini tentu sangat berpotensi mempengaruhi ekosistem pesisir dan laut yang berada di kawasan Gili Indah. Dampak lain dari semakin bertambahnya tingkat kunjungan wisatawan adalah membuat kawasan ini mengalami pencemaran lingkungan, terutama masalah sampah. Kurangnya kesadaran masyarakat dan pengunjungwisatawan serta kurangnya dana dalam penanganan masalah sampah ini membuat penanganannya belum bisa diatasi sampai dengan sekarang ini. Pada umumnya sampah yang ada disekitar TWAL Gili Indah merupakan sampah plastik dan bekas minuman kaleng dan sejenisnya, jika sampah ini tidak dikelola dengan baik, maka akan berakibat pencemaran disekitar perairan yang pada gilirannya akan mengganggu ekosistem di Gili Indah. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ekosistem di kawasan Gili Indah cenderung mengalami degradasi akibat meningkatnya jumlah wisatawan dari waktu ke waktu dan meningkatnya pembangunan sarana pariwisata. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat daya dukung kawasan tersebut sangat terbatas, sehingga diperlukan upaya untuk mengoptimalkan penggunaan kawasan agar tercipta pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah dengan mengembangkan konsep mitigasi dalam pemanfaaan dan pengembangan kawasan wisata tersebut.

1.2. Perumusan Masalah dan Kerangka Pikir Penelitian

Sejak tahun tahun seribu sembilan ratus delapan puluhan investor mulai masuk dan membangun fasilitas wisata yang lebih bagus dan modern seperti hotel, bungalow, café, restaurant dan fasilitas wisata lainnya. Hal ini tentu saja berdampak terhadap lingkungan disekitarnya dan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Perkembangan aktifitas wisata bahari di kawasan TWAL Gili Indah telah menimbulkan berbagai dampak antara lain adanya kecenderungan sumberdaya laut dan pesisir semakin terdegradasi. Dahulu masyarakat melakukan penangkapan ikan dengan cara destruktif yaitu menggunakan bom, potassium dan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan jaring muroami. Tentu saja hal ini berdampak terhadap kondisi