UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
riwayat  diabetes  melitus  dalam  keluarga,  umur,  obesitas,  tekanan  darah  tinggi, dyslipidemia,  toleransi  glukosa  terganggu,  kurang  aktivitas,  riwayat  DM  pada
kehamilan. Untuk menegakkan diagnosis DM Tipe 2 yaitu ditemukan keluhan dan gejala  yang  khas  dengan  hasil  pemeriksaan  glukosa  darah  sewaktu  200  mgdl,
glukosa  darah  puasa  126  mgdl.  Penatalaksanaan  DM  dapat  dilakukan  dengan pemilihan obat oral hiperglikemik dan insulin serta  modifikasi gaya hidup seperti
diet,  dan  olahraga  teratur  untuk  menghindari  komplikasi  seperti  ketoasidosis diabetik,  koma  hiperosmoler  non  ketotik  KHNK  dan  kemolakto  asidosis,
penyakit  jantung  koroner,  gagal  jantung  kongetif,  stroke,  nefropati,  diabetik retinopati kebutaan, neuropati, dan ulkus diabetikum  Fatimah, Restyana Noor.,
2015.
2.7.4  Interaksi Obat DM tipe 2
Interaksi  Obat merupakan  satu  dari  delapan  kategori  masalah terkait  obat drug  related  problems  yang  diidentifikasi  sebagai  kejadian  atau  keadaan  terapi
obat  yang  dapat  mempengaruhi  outcome  klinis  pasien.  Sebuah  interaksi  obat terjadi ketika farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuuuh diubah
oleh  kehadiran  suatu  enzim  yang  berinteraksi  Piscitelli,  2005.  Interaksi  obat adalah  suatu  intekasi  yang  terjadi  ketika  efek  suatu  obat  diubah  oleh  kehadiran
obat  lain,  obat  herbal,  makanan  atau  agen  kimia  lainnya  dalam  lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan
yang  lainnya,  atau  apa  yang  terjadi  ketika  obat  hadir  bersama  satu  dengan  yang laiinya Baxter, 2008.
Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Nazria  Sabella  2015  yang berjudul  Studi  Potensi  Interaksi  Obat  pada  Pasien  DM  Tipe  2  di  RSUD  dr.
Zainoel  Abidin,  Banda  Aceh,  ditemukan  sebanyak  62,3  resep  yang  memiliki potensi  interaksi  obat,  dimana  potensi  interaksi  obat  paling  tinggi  terjadi  pada
pasien dengan usia 45 tahun 62,9. Interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah  antara  insulin  dengan  metformin  sebanyak  46  kasus  22,28,  diikuti
dengan  glimepirid  dan  simvastatin  sebanyak  21  kasus  10,45.  Mekanisme interaksi  obat  metformin  dan  insulin  diduga  melibatkan  peningkatan  mekanisme
seluler  yang  dikendalikan  oleh  insulin  seperti  uptake  glukosa,  sintesis  glikogen
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
protein  dan  lipid.  Kejadian  potensi  interaksi  antara  glimepirid  dan  simvastatin diketahui  simvastatin  meningkatkan  efek  hipoglikemia  dengan  mekanisme  yang
tidak  diketahui.  Namun  apabila  terjadi  interaksi  solusinya  adalah  dengan menurunkan dosis sulfonilurea.
Selain  itu,  berdasarkan  penelitian  oleh  Ovilia  Della  2015  yang  berjudul Potensi Interaksi Obat Antidiabetes pada Pasien Rawat Inap DM Tipe 2 di RSUD
dr.  Pirngadi,  Medan  Juli-Desember  2014,  diketahui  profil  penggunaan  obat antidiabetes  pada  pasien  rawat  inap  DM  tipe  2  Juli-  Desember  2014  tertinggi
adalah  insulin  aspart  41,30,  insulin  detemir  24,78,  dan  metformin  18,70. Persentase  frekuensi  potensi  interaksi  obat  antidiabetes  menunjukkan  hasil  yang
cukup  tinggi,  yaitu  sebesar  68,90.  Obat  antidiabetes  yang  sering  berpotensi interaksi  adalah  insulin  aspart  38,40,  metformin  30,  dan  insulin  detemir
20,80,  dengan  mekanisme  potensi  interaksi  obat  antidiabetes  tertinggi  adalah farmakodinamik  72,  serta  tingkat  keparahan  potensi  interaksi  obat  antidiabetes
yang  teringgi  adalah  moderate  82,40.  Dari  hasil  penelitian  di  RSUD  dr. Pirngadi, Medan terdapat hubungan bermakna antara usia dengan potensi interaksi
obat  dan  ada  hubungan  bermakna  antara  jumlah  obat  dengan  potensi  interaksi obat.