UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena sudah
merasa sehat.
2.3 Drug Related Problems DRP terkait Interaksi Obat
2.3.1 Definisi Interaksi Obat
Interaksi obat merupakan satu dari tujuh kategori Drug Related Problems DRPs yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi obat yang dapat
mempengaruhi outcome klinis pasien Piscitelli, 2005. Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat
lain, obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya Stockley, 2008.
2.3.2 Mekanisme Interaksi Obat
Pemberian satu obat A dapat mengubah aksi obat lain B dapat terjadi melalui dua mekanisme umum yaitu interaksi farmakokinetik terjadi perubahan
konsentrasi obat B yang mencapai tapak kerja reseptor dan interaksi farmakodinamik terjadi modifikasi efek farmakologis obat B tanpa mengubah
konsentrasinya dalam cairan jaringan. Selain dua mekanisme tersebut masih ada yang disebut interaksi farmaseutik yaitu obat berinteraksi secara in vitro sehingga
satu atau kedua obat tidak aktif. Tidak ada prinsip-prinsip farmakologi yang terlibat dalam interaksi farmaseutik, hanya reaksi secara fisika atau kimia.
Hashem, 2005.
2.3.2.1 Interaksi Farmakokinetika
Interaksi farmakokinetik yaitu interaksi yang dapat mempengaruhi proses absorpsi, distribusi, metabolism, dan ekskresi Baxter, 2008. Perubahan ini pada
dasarnya adalah terjadi modifikasi konsentrasi obat. Dalam hal ini dua obat bersifat homergic jika memiliki efek yang sama dalam organisme dan heterergic
jika efeknya berbeda Anonim, 2012.
1. Interaksi pada Level Absorpsi Obat
Absorpsi gastrointestinal
diperlambat oleh
obat yang
menghambat pengosongan lambung, seperti atropin atau opiat, atau dipercepat oleh obat misalnya metoklopramid yang mempercepat
pengosongan lambung. Atau, obat A dapat berinteraksi dengan obat B
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam usus sedemikian rupa untuk menghambat penyerapan obat B Hashem, 2005. Selain itu dapat juga terjadi karena dampak
perubahan pH pencernaan, adsorpsi, khelasi dan mekanisme kompleks lainnya, perubahan motilitas gastrointestinal, induksi atau inhibisi
protein transporter obat, dan malabsorpsi disebabkan oleh obat Baxter, 2008.
Beberapa contoh interaksi absorpsi obat: a. Kalsium dan juga besi membentuk kompleks tak larut dengan
tetrasiklin dan menghambat penyerapan obat, b. Penambahan
epinefrin pada
suntikan bius
lokal yang
menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperlambat penyerapan obat bius, akibatnya memperpanjang efek lokal obat bius tersebut
Hashem, 2005.
2. Interaksi pada Level Distribusi Obat
Mekanisme interaksi utama pada level distribusi adalah terjadinya kompetisi untuk berikatan dengan protein plasma. Dalam
kasus ini, obat yang tiba pertama berikatan dengan protein plasma akan meninggalkan obat lain yang larut dalam plasma, sehingga
memodifikasi konsentrasi yang obat bebas Anonim, 2012. Distribusi obat ke dalam otak dan beberapa organ lainnya seperti
testis, dibatasi oleh aksi protein transporter obat seperti P-glikoprotein. Protein aktif ini mengangkut obat keluar dari sel ketika obat telah
secara pasif menyebar masuk ke dalam sel. Ada beberapa obat dapat menghambat transporter ini sehingga meningkatkan penyerapan obat
Baxter, 2008. Beberapa contoh interaksi disitribusi obat:
a. Salisilat menggantikan metotreksat pada tapak ikat albumin dan mengurangi sekresinya ke dalam nefron.
b. Quinidine dan beberapa obat lainnya termasuk antidisritmia verapamil dan amiodaron menggantikan digoksin pada tapak ikat-
jaringan sekaligus mengurangi ekskresi ginjal, dan akibatnya
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menyebabkan disritmia parah akibat toksisitas digoxin Hashem, 2005.
3. Interaksi pada Level Metabolisme Obat
Interaksi pada Level Metabolisme terjadi karena metabolisme obat objek dirangsang atau dihambat oleh obat presipitasi. Terikat
dengan metabolisme ini ada dua hal penting. Pertama, diantara obat yang berinteraksi ada yang menginduksi enzim dan yang kedua ada
yang menghambat aktivitas enzim Hashem, 2005.
a. Induksi Enzim
Induksi enzim adalah perangsangan atau induksi enzim yang terjadi dalam retikulum endoplasik sel hati dan sitokrom P
450 CYP oleh obat tertentu, sehingga aktivitas metabolik bertambah. Akibatnya metabolisme obat menjadi lebih aktif dan
konsentrasi obat objek dalam plasma berkurang, sehingga efektivitasnya pun menurun Hashem, 2005.
b. Inhibisi Enzim
Inhibisi enzim adalah apabila suatu obat menghambat metabolisme
obat lain,
sehingga memperpanjang
atau meningkatkan aksi obat. Sebagai contoh, allopurinol mengurangi
produksi asam urat akibat hambatannya terhadap enzim santin oksidase, pada waktu yang sama metabolisme beberapa obat yang
berpotensial toksis seperti merkaptopurin dan azatioprin juga dihambat. Penghambatan santin oksidase secara bermakna
meningkatkan efek obat-obat tsb. Sehingga jika diberikan bersama allopurinol, dosis merkaptopurin atau azatioprin harus
diturunkan sampai 13 atau ¼ dosis biasanya Anonim, 2011.
4. Interaksi pada Level Ekskresi Obat
Kecuali obat-obat anestetik inhalasi, sebagian besar obat diekskresi lewat empedu atau urin. Darah yang memasuki ginjal
disepanjang arteri renal, pertama kali akan dikirim ke glomeruli tubulusmo dan molekul-molekul kecil akan melewati membran
glomerulus air, garam dan beberapa obat tertentu disaring ke