UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penyakit hipertensi juga dapat disebabkan karena pasien DM tipe 2 umumnya memiliki usia ≥ 45 tahun, dimana dengan bertambahnya usia maka tekanan darah
juga akan meningkat. Setelah usia 45 tahun dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot sehingga
pembuluh darah berangsur angsur akan mengalami penyempitan dan menjadi kaku Anggraini, dkk., 2009; Manroe, 2007; Yusnidar, 2007.
Penyakit penyerta dispepsia juga termasuk penyakit penyerta terbanyak setelah hipertensi, yang diderita oleh pasien DM tipe 2. Gangguan fungsi saluran
cerna merupakan masalah yang sering ditemui pada penderita DM, dimana hal ini berkaitan dengan terjadinya disfungsi neurogenik dari saluran cerna tersebut atau
kelainan motilitas lambung yang memicu terjadinya dispepsia Sutadi, 2003. DM juga dapat menyebabkan gastroparesis yang hebat sehingga muncul keluhan rasa
penuh setelah makan, cepat kenyang, mual dan muntah Hadi, 2002.
5.2.1.4 Karakteristik Umum Berdasarkan Jumlah Obat
Berdasarkan jumlah obat yang digunakan, diperoleh data yang menunjukkan bahwa peresepan ≥5 obat memiliki persentase yang lebih tinggi
dibandingkan peresepan 5 obat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari 2013, menunjukkan bahwa pada pasien DM lebih dari 50
menerima obat ≥5. Hal ini dapat terjadi karena pada penderita DM tipe 2 terjadi resistensi insulin dan sekresi insulin yang semakin rendah dari waktu ke waktu.
Kebanyakan individu dengan DM tipe 2 menunjukkan sindrom resistensi insulin atau sindrom metabolik. Karena kelainan ini, pasien dengan DM tipe 2 beresiko
mengalami komplikasi Triplitt, et al., 2008. Hal tersebut menyebabkan pasien membutuhkan terapi lebih dari satu obat atau memerlukan terapi kombinasi untuk
mendapatkan kontrol yang baik Shastry, et al., 2015.
5.2.2 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes
Profil penggunaan obat bertujuan untuk mengetahui obat apa saja yang digunakan oleh pasien DM di RS X di Tangerang Selatan. Berdasarkan penelitian
ini, obat antidiabetes yang paling banyak digunakan adalah insulin aspart.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penggunaan insulin ini diberikan pada kondisi pasien DM telah mengalami ketidaksadaran atau memiliki kadar glukosa darah yang sangat tinggi. Pasien
dengan kadar glukosa yang tinggi menunjukkan bahwa pasien telah mengalami komplikasi lainnya. Banyaknya penggunaan insulin aspart disebabkan karena
memiliki kerja yang cepat rapid acting serta memiliki keunggulan dalam hal penyuntikannya. Insulin dapat disuntikkan 15 menit sebelum makan dan insulin
regular dapat disuntikkan 30 menit sebelum makan.
Penelitian yang dilakukan oleh Istiqomatunnisa 2014 juga menunjukkan bahwa insulin merupakan salah satu obat antidiabetes injeksi yang banyak
digunakan pada pasien rawat inap DM. Penggunaan insulin diberikan jika kondisi pasien memiliki kadar glukosa yang sangat tinggi dan mengalami komplikasi. Jika
kadar glukosa darah sudah relatif stabil maka dapat dilakukan evaluasi terhadap penyakit komplikasi yang diderita oleh pasien. Insulin aspart banyak digunakan
karena memiliki kerja onset kerja cepat dan menurunan kadar glukosa postprandial lebih cepat dibandingkan insulin regular. Penderita DM Tipe 2 tertentu
kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, seperti ketika penderita mengalami
stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke, ketoasidosis diabetik. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral
atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk
mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin Depkes RI, 2005.
Penggunaan obat diabetes oral yang paling banyak digunakan adalah metformin, yang termasuk dalam golongan biguanida, sedangkan sisanya berasal
golongan sulfonilurea yaitu glimepirid. Pemilihan obat yang digunakan dalam terapi sudah sesuai dengan tatalaksana pengobatan DM dimana lini pertama terapi
menggunakan obat golongan biguanida, dan lini kedua menggunakan golongan sulfonilurea Mclntosh, et al 2001.