UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
morbiditas secara keseluruhan, antara lain adalah tekanan darah target 13080 mm Hg; LDL kolesterol target 100 mgdl; penggunaan aspirin untuk pasien
DM dengan hipertensi dan resiko jantung, pemeriksaan mata, kaki, gigi 1xtahun; vaksinasi influenza dan pneumokokal
d. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap jadwal terapi
Salah satu faktor utama kegagalan sebuah terapi adalah ketidakpatuhan terhadap terapi. Apoteker dapat memegang peran penting dalam membantu pasien
mengikuti terapi. Untuk melakukan hal ini secara efektif, apoteker harus mengerti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan menyebabkan ketidakpatuhan pasien
terhadap terapi, antara lain regimen yang kompleks; kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya; kurang keyakinan pasien terhadap terapi; kebingungan
tentang petunjuk cara minum obat; biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien; ada gangguan psikologi terutama depresi; ada gangguan kognitif; serta
kurangnya dukungan sosial dari keluarga atau kerabat. Mencermati hal-hal tersebut, maka salah satu upaya penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi adalah konseling dan pemberian informasi yang lengkap dan akurat tentang terapi tersebut. Di dalam hal ini,
farmasisapoteker sangat penting untuk memberikan penjelasan umum maupun khusus tentang terapi yang dijalani pasien, baik farmakoterapi maupun
nonfarmakoterapi. e.
Membantu penderita mencegah dan mengatasi komplikasi ringan
Mencegah dan mengatasi komplikasi diabetik adalah salah satu hal penting dalam pengelolaan diabetes. Informasi mengenai komplikasi yang mungkin muncul
menyertai diabetes sangat penting disampaikan kepada penderita dan keluarganya agar dapat melakukan antisipasi seperlunya. Disamping itu, apoteker juga dapat
terlibat langsung dalam tindakan-tindakan pencegahan dan pengendalian komplikasi yang muncul.
f. Menjawab pertanyaan penderita dan keluarga mengenai DM
Seorang apoteker dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penderita dan keluarganya tentang segala hal menyangkut diabetes dan pengelolaannya, sesuai
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan kompetensinya, misalnya tentang penyebab penyakit dan bagaimana gejala- gejala yang harus diwaspadai, tentang berbagai pemeriksaan diagnostik yang harus
dilakukan, hal-hal apa yang harus dihindari untuk mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit, tentang terapi obat dan efek samping obat, tentang
komplikasi dan pencegahannya, sampai pada perawatan kaki, kulit, mulut dan gigi dan lain sebagainya.
g. Memberikan pendidikan dan konseling
Tujuan pendidikan kepada pasien adalah untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam pengobatannya.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang tidak pernah mendapat pendidikan mengenai diabetes, resiko untuk komplikasi major meningkat 4 kali lipat.
Konseling dalam penatalaksanaan diabetes sangat penting sebab diabetes merupakan penyakit yang sangat erat hubungannya dengan gaya hidup. Konseling
diberikan kepada penderita untuk mendapatkan hasil penatalaksanaan diabetes yang maksimal. Keberhasilan penatalaksanaan diabetes sangat bergantung pada kerja
sama penderita dan keluarganya dengan petugas kesehatan. Kepatuhan penderita terhadap program penatalaksanaan sangat bergantung pada tingkat pemahamannya
tentang penyakit tersebut. Penderita DM yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang DM umumnya dapat mengendalikan perilakunya sehingga dapat mencapai
kualitas hidup yang lebih baik
5.4 Keterbatasan Penelitian
5.4.1 Kendala
1. Pengambilan data dan jumlah sampel
Pada proses pengambilan data ada beberapa data pasien yang kurang lengkap dan tulisan yang kurang jelas, serta adanya pasien yang sedang
dirawat kembali sehingga tidak dapat diambil data pasien dan menyebabkan sampel menjadi semakin sedikit.