108
3 Uji Adjusted R Square
Berikut adalah hasil uji Adjusted R
2
pada model 4:
Tabel 4.29 Output Uji Adjusted R Square Model 4
R-Squared Adjusted R-Squared
0.995807 0.994299
Sumber: Hasil Olah Data Dari tabel 4.29 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari
model 4 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.994299 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen book value
per share, price earning ratio, earning per share, harga saham masa lalu, dummy up dan dummy down dalam menjelaskan variabel
dependen harga saham syariah adalah sebesar 99,4299, sisanya sebesar 0,5701 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam model ini.
5. Pengujian Model 5 Regresi Data Panel
a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel
1 Uji Chow
Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 5: Tabel 4.30
Uji Chow Model 5
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Model
Effects Test Statistic
d.f. Prob.
5 Cross-section F
Cross-section Chi-square 1.516789
90,266 0.0059
150.778330 90
0.0001
Sumber: Hasil Olah Data
109
Berdasarkan Tabel 4.30 di atas, dapat terlihat bahwa pada model 5 nilai probabilitas cross section adalah 0,0059 atau 0,05, maka H
ditolak, dan menerima H
1
, yang berarti model 5 menggunakan pendekatan fixed effect.
2 Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random
effect.
Tabel 4.31 Uji Hausman Model 5
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Model Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob. 5
Cross-section random 43.043789
7 0.0000
Sumber: Hasil Olah Data Pada tabel 4.31 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model 5 nilai
probabilitas cross section adalah 0,0000 atau 0,05, maka H ditolak,
dan menerima H
1
, berarti model penelitian kelima menggunakan pendekatan fixed effect.
b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik
1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah
110
yang memiliki nilai Tolerance 0,1 dan Variance Inflation Factor
VIF 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 5: Tabel 4.32
Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF Model 5
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
BVPS .242
4.131 PER
.992 1.008
EPS .143
6.976 FEPS
.553 1.807
Pt-1 .173
5.792 Dup
.922 1.085
Ddown .958
1.044 a. Dependent Variable: Pt
Sumber: Hasil Olah Data Pada tabel 4.32 terlihat pada model 5 bahwa hasil perhitungan nilai
Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi
antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel independen pada model 5.
2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama konstan. Sebaliknya, jika varian variabel pada
model regresi memiliki nilai yang sama konstan maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah
yang homoskedastisitas.
Berikut adalah
hasil dari
uji heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 5:
111
Tabel 4.33 Heteroskedastisitas dengan Uji Park Model 5
Dependent Variable: LOGRES2 Method: Panel Least Squares
Date: 100815 Time: 14:22 Sample: 2011 2014
Periods included: 4 Cross-sections included: 91
Total panel balanced observations: 364
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob.
5 C
10.13932 0.214462
47.27790 0.0000
BVPS 0.000259
0.000257 1.007985
0.3144 PER
-0.005301 0.003314
-1.599522 0.1109
EPS -0.001147
0.000705 -1.627642
0.1048 FEPS
-0.000107 0.000182
-0.585307 0.5588
Pt-1 5.33E-05
6.55E-05 0.813015
0.4169 Dup
0.463420 0.282850
1.638396 0.1025
Ddown 0.195602
0.532063 0.367629
0.7134
Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan output pada tabel 4.33 dapat diketahui bahwa pada
model 5 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena Prob. dari variabel independen pada model ini tidak
signifikan yaitu berada diatas 0,05.
c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel
1 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Berikut hasil uji hipotesis model 5 secara simultan menggunakan uji F:
Tabel 4.34 Output Uji F Model 5
F-Statistic ProbF-statistic
661.6848 0.000000
Sumber: Hasil Olah Data
112
Berdasarkan tabel 4.34 di atas, nilai F
hitung
pada model 5 sebesar 661.6848 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak atau H
1
diterima. Maka dapat disimpulkan pada model 5 bahwa BVPS, PER, EPS,
FEPS, Pt-1, Dup dan Ddwon secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.
2 Uji t
Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara
individu atau uji t. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada model 5
adalah sebagai berikut: Tabel 4.35
Output Uji t Model 5
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob.
5 C
90.91220 64.54161
1.408583 0.1601
BVPS -0.304988
0.077416 -3.939598
0.0001 PER
0.159528 0.997291
0.159961 0.8730
EPS 1.051754
0.212111 4.958512
0.0000 FEPS
0.112877 0.054841
2.058240 0.0405
Pt-1 1.026981
0.019716 52.08833
0.0000 Dup
-110.8388 85.12256
-1.302108 0.1940
Ddown -51.37710
160.1226 -0.320861
0.7486
Sumber: Hasil Olah Data Dari hasil regresi uji t pada model 5 yaitu integrasi antara analisis
fundamental dan juga teknikal, terlihat bahwa Book Value Per Share menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah. Dengan
melihat nilai t hitung t-statistik BVPS pada model 5 yang sebesar -
3.9395 nilai t tabel sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
113
ditolak dan H
1
diterima yang berarti bahwa variabel BVPS berpengaruh negatif terhadap harga saham syariah.
Variabel Price Earning Ratio PER pada model 5 dengan nilai t
hitung 0.1599 nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih besar
dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti bahwa variabel PER tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.
Variabel Earning Per Share EPS pada model ini terlihat bahwa Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga
saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung t-statistik EPS 4.9585 nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model 0,000
yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa H ditolak dan H
1
diterima yang berarti bahwa variabel EPS berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.
Variabel Forcasted Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung t-
statistik FEPS pada model 5 memiliki nilai t hitung 2.0582 nilai t
tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,0405 yang berati lebih kecil
dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan
H
1
diterima yang berarti bahwa variabel FEPS berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.
Harga saham masa lalu menunjukan hubungan positif terhadap harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung t-statistik harga
saham masa lalu sebesar 52.0883 nilai t tabel yang sebesar 1,6449
114
dengan probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima yang berarti bahwa variabel harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap
harga saham syariah.
Variabel Dummy Up yang merupakan tren harga saham saat bullish menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah.
Dengan melihat nilai t hitung t-statistik D
up
pada model -1.3021 nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih
besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti bahwa variabel D
up
tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.
Variabel Dummy Down menunjukan tidak berpengaruh terhadap
harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung t-statistik D
down
- 0.3208
nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih besar
dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti bahwa variabel D
down
tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.
3 Uji Adjusted R Square
Berikut adalah hasil uji Adjusted R
2
pada model 5:
Tabel 4.36 Output Uji Adjusted R Square Model 5
R-Squared Adjusted R-Squared
0.995873 0.994368
Sumber: Hasil Olah Data
115
Dari tabel 4.36 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari model 5 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.994368
yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen book value per share, price earning ratio, earning per share, forcasted earning
per share, harga saham masa lalu, dummy up dan dummy down dalam menjelaskan variabel dependen harga saham syariah adalah
sebesar 99,4368, sisanya sebesar 0,5632 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
6. Analisis Regresi Data Panel