26
a. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas b. Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik
c. Tidak boleh ada perbedaan jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh semua pihak
d. Prinsip bagi hasil laba rugi e. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi
5. Harga Saham
Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga pasar. Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena harga pasar
merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya
closing price. Sehingga harga pasar inilah yang menyatakan naik turunya suatu saham Ang, 1997.
Dalam konsep Islam, prinsip harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran. Begitu juga pada harga sebuah saham sangat
dipengaruhi hukum permintaan dan penawaran. Harga suatu saham akan cenderung naik apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan
cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran. Dapat dikatakan bahwa semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga saham
akan cenderung bergerak naik, sebaliknya semakin banyak investor yang akan menjual saham tersebut, maka harga saham cenderung akan bergerak
turun Wijayanti, 2010. Harga saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan yang
sangat cepat, hanya dalam hitungan menit, bahkan dalam hitungan detik. Kondisi tersebut karena banyaknya pesanan investor yang diproses oleh
27
floor trader ke dalam Jakarta Automated trading System JATS. Dilantai gedung Bursa Efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal komputer,
yang dapat digunakan floor trader dalam memproses pesanan yang diterima dari investor Khaerul Umam, 2013.
6. Analisis Fundamental
Menurut Ang 1997 analisis fundamental pada dasarnya adalah bagaimana investor melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan
dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan company analysis. Menurut Husnan 2003 analisis
fundamental merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham. Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai instrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis
yang bersifat fundamental, analisis perlu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai instrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi
oleh investor, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang current market price sehingga dapat diketahui saham-saham
yang overprice maupun yang underprice. Karena banyak faktor yang mempengaruhi harga saham maka beberapa tahapan analisis untuk
melakukan analisis fundamental yaitu :
28
a Analisis Ekonomi Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan
pengaruh potensialnya terhadap hasil sekuritas. Foster G 1986 dalam bukunya Husnan 2003:320 menunjukkan bahwa faktor
ekonomi mampu menjelaskan sekitar persen perubahan laba perusahaan.
b Analisis Industri Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan
operasi dari suatu industri yang dapat digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan industri perusahaan-
perusahaan di dalamnya serta prestasi saham-sahamnya. c Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan
Analisis ini menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis laporan
keuangan. Dalam penelitian ini, analisi fundamental yang akan digunakan
yaitu analisis spesifik perusahan. Sebelum melakukan investasi pada saham, calon investor perlu melakukan analisis lebih mendalam terhadap
perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Salah satunya melalui analisis fundamental perusahaan, dimana analisis tersebut menyangkut proyeksi
kondisi perusahaan dimasa depan, dengan memperhatikan kondisi sekarang dan masa lalu. Analisis fundamental perusahaan merupakan ilmu
yang menjadi perhatian utama investor saham karena membeli saham sebuah perusahaan pada hakikatnya adalah ikut memiliki perusahaan
29
meski dalam batas proporsional jumlah saham yang dibeli. Faktor Fundamental perusahaan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
a. Book Value Per Share BVPS
Book Value Per Share BVPS merupakan salah satu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap
nilai bukunya Ang, 1997. Menurut Jugiyanto 2000 nilai buku per lembar saham, menunjukkan aktiva bersih net assets yang dimiliki
oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Para pemegang saham perusahaan terbuka pada umumnya ingin
mengetahui berapa nilai buku per saham pada sebuah perusahaan. Book Value Per Share BVPS ditunjukkan dengan perbandingan
antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Angka
ini banyak digunakan oleh pemodal untuk menilai apakah harga saham tersebut di pasar berbeda jauh dengan nilai buku per saham atau tidak
Abi Hurairah dan Haryajid, 2012:285. Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
bursa. Semakin kecil nilai Book Value Per Share BVPS maka harga dari suatu saham dianggap semakin murah Budileksmana dan
Gunawan, 2003. Rumus untuk mencari BVPS menurut Ang 1997 adalah:
BVPS =
30
b. Price Earning Ratio PER
PER merupakan satu ukuran untuk membandingkan nilai laba satu perusahaan dengan perusahaan lain Abi Hurairah dan Haryajid,
2012:286. Menurut Jogiyanto 2000:105, PER merupakan ukuran
untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham
melalui rasio-rasio keuangan seperti PER, dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil return yang
layak dari suatu investasi saham. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap
pendapatan bersih persaham. Jika dikatakan suatu saham mempunyai PER 5 kali, berarti harga saham tersebut merupakan
kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan. Saham yang memiliki PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena
saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya PER menurut
Husnan 2003 adala :
PER =
c. Earning Per Share EPS
Earning per share adalah termasuk salah satu rasio pasar, menurut Ang 1997, rasio pasar pada dasarnya mengukur kemampuan
manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui
31
pengeluaran investasi. Rasio ini merupakan pengukuran yang paling lengkap mengenai prestasi perusahaan dan berkaitan langsung dengan
tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham Ang, 1997. Kemudian Darmadji dan Fakhruddin 2008
berpendapat bahwa EPS menggambarkan laba perusahaan yang tergambar dalam setiap lembar saham.
Laba per saham EPS adalah alat yang baik untuk mengukur kemampuan laba perusahaan daripada laba Absolute. Laba persaham
diperoleh dengan membagi laba berih dengan jumlah saham yang beredar Abi Hurairah dan Haryajid, 2012:281.
Formula untuk menghitung EPS menurut Husnan, 2003 adalah : EPS =
d. Forecast Earning Per Share FEPS
Menurut Bettman dkk. 2009, FEPS adalah perkiraan pendapatan atau laba per saham untuk perusahaan. FEPS yang digunakan adalah
berdasarkan konsensus prediksi laba per saham untuk perusahaan. FEPS diperkirakan di bulan setelah rilis laba per saham untuk tahun
berikutnya. Perkiraan laba disesuaikan pada saat perubahan kapitalisasi dan diumumkan di tengah bulan, meskipun tanggal yang
tepat selalu berubah. Dechow dkk. 1999 berpendapat laba yang diperkirakan menawarkan informasi tambahan tentang prospek masa
depan perusahaan. Pengujian serupa di penelitian yang dilakukan oleh Bettman dkk. 2009 menghasilkan bahwa Forecasting Earning Per
32
Share menunjukkan lebih signifikan daripada Earning Per Share itu sendiri. Tersedianya data konsensus FEPS di Indonesia disediakan
oleh penyedia database seperti Bloomberg. Di Amerika Serikat FEPS telah tersedia dan diringkas dalam beberapa portal broker saham.
7. Analisis Teknikal