Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran dengan daftarpustaka dan
17
tergantung pada sudut pandang dan bagaimana memaknai CSR itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat beberapa rumusan tentang CSR sebagai berikut:
16
a. World Business Council for Sustainable Development: Komitmen
berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berprilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi,seraya meningkatkan kualitas
kehidupan karyawan dan keluarganya,serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umunya
b. Internasional Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal
dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.
c. Institute of Charteted Accountants, England dan Wales: jaminan bahwa
organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberikaan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi
para pemegang saham. d.
Europe Union: Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan
dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan.
e. CSR Forum menegaskan bahwa CSR merupakan keterbukaan dan
transparan dalam dunia bisnis yang didasarkan atas nilai etika dan respek terhadap karyawan,komunitas dan lingkungan
16
Busyra Azheri, “Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory”, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, h. 20.
Reinhard 2008 and Bénabou Tirole 2009 adopted a simple standard definition of CSR originally offered by Elhauge 2005
that is: sacrificing profits in the social interest. For there, to be a sacrifice, the firm must go beyond its legal and contractual
obligations, on a voluntary basis. CSR thereby embraces a wide range of behaviors, such as being employee friendly, environment
friendly, mindful of ethics, respectful of communities where the
firm’s plants are located and even investor friendly,obligations of businessmen to pursue those policies, to make those decisions, or
to follow those lines ofaction which are desirable in terms of the objectives and values of our society ..Mengadopsi definisi standar
sederhana CSR awalnya ditawarkan oleh Elhauge 2005 yaitu: mengorbankan keuntungan untuk kepentingan sosial. Karena di
sana, menjadi korban, perusahaan harus melampaui kewajiban hukum dan kontraknya, atas dasar sukarela. CSR sehingga
mencakup berbagai perilaku, seperti menjadi karyawan yang ramah, ramah lingkungan, sadar etika, menghormati masyarakat di
mana tanaman perusahaan berada dan bahkan investor ramah.Kewajiban pengusaha untuk mengejar kebijakan tersebut,
untuk membuat keputusan, atau mengikuti garis dari tindakan yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai masyarakat kita
17
Jadi perusahaan harus mau mengorbakan keuntungan perusahaan bukan hanya semata untuk melangsungkan keberlangsungan perusahaan
itu saja, melainkan perusahaan harus memiliki rasa peduli terhadap masyarakat dimana masyarakat merupakan tanaman perusahaan untuk
mendapatkan keutungan, kegiatan CSR harus didasari sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nilai-nilai yang ada di masyarakat agar kegiatan
CSR mampu langsung dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan CSR yang sudah dijalankan oleh sebuah perusahaan.
17
Muhammad Tariq Khan, “Corporate Social Responsibility CSR - Definition, Concepts and
Scope A Review”, Department of Management Sciences University of Haripur, 2012, h.43.