Model Corporate Social ResponsibilityCSR
karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai syarat lainnya.
19
Definisi Perseroan Terbatas dapat terdiri dari unsur-unsur:
20
a. Persekutuan
b. Dengan modal perseroan yang tertentu yang dibagi atas saham-saham
c. Para persero ikut serta dalam modal itu dengan mengambil atau saham
atau lebih. d.
Melakukan perbutan hukum di bawah mana yang sama dengan tanggung jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka setorkan.
Hal yang harus diperhatikan bagi para shareholders pemegang saham yang hanya memahami bahwa perusahaan adalah badan hukum yang diciptakan demi
mewujudkan cita-cita mereka untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar- besarnya. Pada konsep klasik, perusahaan dipandang sebagai organisasi yang
diadakan dengan tujuan khusus untuk melayani pemegang saham. Perusahaan memberikan kerja dan menghasilkan barang atau jasa. Akan tetapi semua itu
hanya cara untuk meningkatkan kekayaan pemagang saham. Banyak yang berpendapat bahwa kewajiban manajer perusahaan adalah untuk berusaha
mencapai keuntungan sebesar-besarnya bagi pemegang saham perusahaan dalam batasan hukum.
Although the concept of corporate social responsibility CSR has been advocated for decades and is commonly employed by corporations
globally, agreement on how CSR should be defined and implemented remains a contentious debate amongst academia, businesses and society.
This gap is problematic for corporations because they are increasingly
19
Penjelasan Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
20
Noviani Muslikhah, “Implementasi Corporatee Social Responsibility CSR Melalui Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat PT Indocement Tuggal Prakarsa TBK
Di Kabupaten Bogor,”Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2014,23.
being required to align with societal norms while generating financial returns. In order to remedy this problem, the following definition is
presented: corporate social responsibility is a business system that enables the production and distribution of wealth for the betterment of its
stakeholders through the implementation and integration of ethical systems and sustainable management practices.......Meskipun konsep
tanggung jawab sosial perusahaan CSR telah menganjurkan selama puluhan tahun dan umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan
global, kesepakatan tentang bagaimana CSR harus didefinisikan dan diimplementasikan tetapi Perdebatan kontroversial antara akademisi,
bisnis dan masyarakat. kesenjangan ini adala bermasalah bagi perusahaan karena mereka semakin sering diperlukan untuk menyelaraskandengan
norma-norma sosial sementara menghasilkan keuntungan finansial. Dalam rangka untuk memperbaiki inimasalah, definisi berikut disajikan: tanggung
jawab sosial perusahaan adalahsistem bisnis yang memungkinkan produksi dan distribusi kekayaan untuk perbaikan pemangku kepentingan
melalui implementasi dan integrasi sistem etika dan praktek pengelolaan yang berkelanjutan....
21
Tetapi dalam kenyataannya perusahaan masih menunjukan sikap yang “meremehkan” peranan masyarakat dalam perusahaan dengan dalih bahwa
perusahaan hanya mencari keuntungan atau laba saja. Meyikapi kondisi tersebut, dalam dunia usaha muncul berbgai wacana yang berkaitan dengan tanggung
jawab usaha yang harus diemban oleh suatu perusahaan. Salah satu wacana yang mucul adalah lahirnya terminologi tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.
22
Pada awalnya CSR hanya bersifat sukarela. Hal ini sejalan dengan pendapat Isa Wahyudi, bahwa meskipun belum ada kesatuan bahasa dalam
memaknai CSR, tetapi CSR ini telah diimplementasikan oleh perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atau kesukarelaan. Hal inilah yang
menjadi masalah karena sifat kesukarelaan ini menjadi peluang perusahaan untuk tidak melaksanakan CSR.
21
Richard E. Smith,” Corporate Social Responsibility: A Systems Approach For Socially Responsible Capitalism” University of Pennsylvania,2011,h.1.
22
Heru Satyanugraha,”Etika Bisnis Prinsip dan Aplikasi”,Jakarta:LPFE Universitas Trisakti 2003,h.124.
4.Implementasi Corporate Social Responsibility CSR
Pelaksanaan program
CSR adalah
pelibatan perusahaan,
pemerintah,lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, tokoh-tokoh masyarakatserta calon penerima program CSR. Oleh sebab itu, dalam
implementasiprogram CSR
diperlukan beberapa
kondisi yang
akan menjaminterlaksananya implementasi program CSR dengan baik. Berikut ini
adalahkondisi implementasi CSR:
23
Kondisi pertama,
implementasi CSR
memperoleh persetujuan
dandukungan dari para pihak yang terlibat. Sebagai contoh implementasi CSRharus
memperoleh persetujuan
dan dukungan
dari manajemen
puncakperusahaan sehingga pelaksanaan CSR didukung sepenuhnya oleh sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi sumber
dayafinansial dalam bentuk penyediaan anggaran untuk pelaksanaan CSR,maupun sumber daya manusia yakni para karyawan perusahaan yangditerjunkan
perusahaan untuk melaksanakan program CSR. Kondisi
kedua, yang
harus diciptakan
untuk menunjang
keberhasilanimplementasi program CSR adalah diterapkannya pola hubungan relationship diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini
akanmeningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR. Kondisi ketiga, adalah adanya pengelolaan program yang baik.Pengelolaan
program yang baik hanya dapat terwujud bila terdapatkejelasan tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akandigunakan untuk mencapai
tujuan program dari para pihak yang terlibatdalam pelaksanaan CSR.
23
Ismail Solihin ,” Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability”
Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 145-146.
The success of CSR is determined by both internal and external factors. Internal factors are economic considerations, culture of the firm including
the CEO and employees, and ethical influences; while external factors are compliance with legal requirements and technological influences as well
as national culture Bichta, 2003. Skills possessed by CSR managers are among the internal factors determining the success of CSR practices
especially in helping community. Because CSR profession is so new, transferable skills and knowledge from other related specialization such
as environmental management, business ethics, community development, and human resource development are valuable ....Keberhasilan CSR
ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah pertimbangan ekonomi, budaya perusahaan termasuk CEO dan karyawan,
dan pengaruh etika; sedangkan faktor eksternal yang memenuhi persyaratan hukum dan pengaruh teknologi serta budaya nasional Bichta,
2003. Keterampilan yang dimiliki oleh manajer CSR merupakan salah satu faktor internal yang menentukan keberhasilan dari praktik CSR
terutama dalam membantu masyarakat. Karena profesi CSR sangat baru, keterampilan dipindahtangankan dan pengetahuan dari spesialisasi terkait
lainnya seperti manajemen lingkungan, etika bisnis, pengembangan masyar
akat, dan pengembangan sumber daya manusia yang berharga.”
24
Kegiatan CSR bisa dinilai baik dan berhasil apabila terjadinya perpaduan antara stakeholder dan shareholders untuk bisa merumuskan seseuatu kegiatan
yang dimana bisa menjadikan ikatan yang baik antara stakeholder dan shareholders yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya
B. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL 1. Definisi Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan
PKBL
25
a. Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PKBL adalah unit atau organ
khusus yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina yang berada dibawah pengawasan seorang Direksi.
24
Maimunah Ismail,Corporate Social Responsibility and its role in community development an Internasional Perspective.”, Uluslararası Sosyal Aratırmalar Dergisi The Journal
of International Social Research,2009,h.207.
25
Siti Nurbaya Bakar, Integrasi Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM Dalam strategi Perencanaan Ekonomi Nasional Jakarta:Pusat kajian kebijakan dan hukum
Sekertariat Jendral Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,2009,h.19.
b. Program kemitraan adalah program guna meningkatkan kemampuan
kegiatan usaha kecil untuk menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba.
2.Ruang Lingkup PKBL
a. Bencana Alam
b. Pendidikan pelatihan
c. Kesehatan
d. Sarana Prasarana umum
e. Sarana ibadah
f. Pelestarian Alam
g. Kegiatan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan
kemiskinan h.
Peningkatan kapasitas mitra binaan.
3.Tujuan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
a. Meningkatkan peranan usaha kecil dalam pembentukan produk nasional,
perluasan kesempatan kerja dan berusaha. b.
Memajukan usaha kecil agar dapat tumbuh dan berkembang mandiri. c.
Membantu permodalan untuk kegiatan operasional atau pembelian barang- barang modal usaha kecil.
d. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan dan profesionalisme.
e. Mendorong agar menjadi kuat dan kokoh dalam menghadapi persaingan
dan tantangan. f.
Menciptakan keseimbangan ekonomi nasional melalui pemberian usaha kecil.
g. Meningkatkan keterampilan manajemen usaha kecil.
h. Membantu pemasaran dan penjualan produk mitra binaan