Struktur Aktiva Determinan Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang

42 perusahaan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek karena biayanya yang lebih murah dan perusahaan besar lebih berani untuk mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman akan semakin besar pula.

9. Struktur Aktiva

Menurut Brigham Houston 2011:188 dalam Ryan dan Willy 2014, struktur aktiva adalah sebuah jaminan perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan dalam menggunakan utang. Aset umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus. Menurut Kesuma 2009 dalam M. Syafiudin 2013, struktur aktiva adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberi manfaat dimasa yang akan datang. Menurut Brigham Houston 2001:30-41 dalam Pancawati dan Rachmawati 2012, aset yang dimiliki oleh perusahaan akan mempunyai pengaruh perusahaan terhadap hubungannya dengan pihak lain. Aktiva merupakan salah satu jaminan yang bisa meyakinkan pihak lain untuk bisa memberikan pinjaman kepada perusahaan, sehingga perusahaan yang stuktur asetnya lebih fleksibel akan lebih mudah memperoleh pinjaman. Perusahaan yang aktivanya sesuai dengan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang karena kreditor akan selalu memberikan pinjaman apabila mempunyai jaminan. 43 Menurut Bambang Riyanto 2001:298, sebagian besar perusahaan industri modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri. Sedangkan modal asing sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif yang horisontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek. B. Hubungan Antar Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen 1. Kebijakan Dividen dengan Kebijakan Hutang Secara umum dividen dapat diartikan sebagai bagian yang dibagikan oleh emiten kepada masing-masing pemegang saham. Dividen menurut Weston dan Copeland 2005 dalam Rodoni dan Ali 2010:121 adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Pecking order theory menyatakan bahwa dalam mengambil keputusan pendanaan, perusahaan pertama kali akan memanfaatkan laba ditahan, kemudian apabila tidak mencukupi maka barulah akan digunakan pendanaan eksternal seperti hutang. Kebijakan dividen ini memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan hutang suatu perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana untuk membayar sejumah dividen yang tetap tersebut 44 sehingga kebutuhan pendanaan perusahaan akan meningkat Yeniate dan Nicken, 2010. Ketika sebagian besar keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, maka laba ditahan suatu perusahaan yang menjadi salah satu sumber pendanaan akan semakin kecil, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan manajer lebih cenderung untuk menggunakan hutang yang relatif besar. M. Syafiudin 2013, mengatakan bahwa semakin besar jumlah dividen yang dibagikan, maka perusahaan juga akan meningkatkan penggunaan jumlah hutang. Ketika dividen tidak dibagikan atau semakin kecil, maka hutang yang akan digunakan perusahaan juga semakin rendah. Oleh karena itu, manajer akan lebih berhati-hati dan lebih efisien dalam menggunakan hutang.

2. Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang