46 Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat mengidentifikasikan
bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi. Hal ini menyebabkan munculnya kebutuhan pendanaan yang besar. Untuk itu, perusahaan
menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut. Pertumbuhan perusahaan yang besar mempunyai pengaruh positif terhadap
hutang perusahaan, karena suatu perusahaan yang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan
ekspansi. Hal ini akan mendorong manajer untuk menggunakan hutang dalam membiayai kebutuhan dana tersebut Yeniatie dan Nicken, 2010.
4. Pertumbuhan Penjualan dengan Kebijakan Hutang
Menurut Kaaro 2001 dalam Zulfia Andina, pertumbuhan penjualan mencerminkan tingkat produktivitas terpasang yang siap
beroperasi serta kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan daya saing perusahaan dalam pasar. Jadi, semakin tinggi
pertumbuhan perusahaan, maka semakin tinggi pula penerimaan perusahaan. Karena perusahaan yang memiliki penerimaan tinggi, maka
memiliki kemampuan pendanaan internal yang tinggi pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penjualan memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory, dimana perusahaan akan lebih
cenderung untuk menggunakan dana internal terlebih dahulu sebelum menggunakan hutang dan saham sebagai pilihan terakhir.
47
5. Likuiditas dengan Kebijakan Hutang
Likuiditas adalah
kemampuan perusahaan
untuk dapat
mengembalikan kewajibannya. Likuiditas diproksikan ke dalam rasio lancar current ratioyang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Menurut Ozkan 2001 perusahaan yang memiliki
current ratio tinggi berarti memiliki aktiva lancar yang cukup untuk mengembalikan hutang lancarnya. Hal ini sesuai dengan pecking order
theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan,
hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Menurut penelitian Mersi Narita 2012, likuiditas merupakan
aspek yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi. Dengan demikian, suatu
perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, berarti bahwa perusahaan tersebut mampu segera mengembalikan hutang-hutangnya. Hal
ini, memberikan kepercayaan terhadap kreditur untuk mengembalikan pinjaman sehingga semakin tinggi likuiditas maka akan semakin tinggi
kebijakan hutang yang digunakan oleh perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa likuiditas memiliki
pengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Karena dengan semakin likuid suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mempunyai
kemampuan dalam membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutangnya.
48
6. Profitabilitas dengan Kebijakan Hutang