91 variabel dependen sama tapi berbeda dalam jumlah variabel
independen. Dalam hal ini kehati-hatian diperlukan karena tujuan dari regresi metode OLS adalah untuk mendapatkan nilai koefisien
determinasi yang tinggi, maka sebagai alternatif digunakan R
2
atau Adjusted R
2
Widarjono, 2010.
E. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan pokok permasalahan dari rumusan hipotesis, berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan
dalam penelitian yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen, yaitu :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kebijakan Hutang. Kebijakan hutang merupakan keputusan yang diambil oleh manajemen
untuk menentukan besarnya hutang dalam sumber pendanaannya yang berguna untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan
hutang dapat diproksikan dengan Debt to Assets RatioDAR. Rasio hutang debt ratio merupakan ukuran seberapa besar aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan dibelanjai hutang pinjaman. Semakin besar rasio hutang terhadap total assetsmaka risiko bagi investor akan semakin tinggi. Secara
matematis dapa dirumuskan sebagai berikut Brigham dan Houston, 2012:
DAR = Tot al
Hutang Total
Assets
92
2. Variabel Independen
a. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen dalam perusahaan dapat diukur dengan
membandingkan antara dividen dengan laba bersih setelah pajak Dividend Payout Ratio. Dalam hal tersebut manajemen membuat
keputusan berapa dari EAT Earnings After Tax yang akan dibagikan sebagai dividen. Rumus yang dapat digunakan dalam penelitian ini
untuk menentukan kebijakan dividen yaitu sebagai berikut Brigham dan Houston, 2011:
b. Free Cash Flow Arus kas bebas free cash flow adalah arus kas yang benar-
benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor pemegang saham dan pemilik hutang setelah perusahaan
menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi
yang sedang berjalan Brigham Houston, 2006:65. Sehingga free cash flow dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus:
FCF = Ar us
Kas Operasi
−
Dividen Total
Aset pada
Tahun ke
−
t DPR =
ℎ ℎ
93 c. Pertumbuhan Aset
Penelitian ini mengukur pertumbuhan aset dengan menghitung proporsi peningkatan total aset dari tahun sebelumnya dibandingkan
dengan tahun berjalan. Skala pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
d. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan merupakan tingkat stabilitas jumlah
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan untuk setiap periode tahun buku. Untuk mengetahui rasio dari variabel ini, dapat dirumuskan
sebagai berikut:
e. Likuiditas Likuiditas
merupakan kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada penelitian ini, Likuiditas dihitung dengan current ratio CR. Karena current ratio
CR menunjukkan kemampuan seluruh aktiva lancar dalam menjamin seluruh hutang lancarnya Moeljadi, 2006:68. Current
ratio CR dapat dirumuskan sebagai berikut:
CR = Aktiva
Lancar Hutang
Lancar GS =
Penjualan tahun
t – Penjualan
tahun t
−
1 Penjualan
tahun t
−
1 GA =
Total Aset
tahun t
– Total Aset
tahun t
−
1 Total
Aset tahun
t
−
1
94 f.
Profitabilitas Menurut Rodoni dan Ali 2010:26, profitabilitas merupakan
rasio yang
menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba. Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset ROA. Rasio ini
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya Kasmir, 2009:207. Rumus Return On Asset
ROA, yaitu:
g. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi
rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya.
Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan Mersi Narita,
2012. Ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma total aset karena aset biasanya sangat besar nilainya dan untuk menghindari
bias skala maka aset perlu dikompres Rodoni dan Ali, 2010:180. Secara umum proksi ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan
rumus sebagai berikut Khalid Alkhatib, 2012:
Ukuran Perusahaan
= Ln ROA =
Laba Ber sih
Setelah Pajak
Total Assets
95 h. Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberi
manfaat dimasa yang akan datang Kesuma, 2009 dalam M. Syafiudin Hidayat 2013. Struktur aktiva tangibility of fixed assets
dapat diukur dengan aktiva tetap dengan total aktiva perusahaan. Aktiva tetap sendiri merupakan aktiva yang digunakan untuk
keperluan operasi perusahaan yang bersifat jangka panjang dan memiliki betuk fisik berwujud.
Str uktur Aktiva =
Aset Tetap
Total Aset
96
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal
Sejarah Bursa Efek Jakarta telah dimulai sejak tahun 1912 yang didirikan oleh pemerintah Belanda di Indonesia namun karena terjadi
perang dunia I Bursa Efek Jakarta di tutup. Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak tanggal 3 Juni 1952. Namun
tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta
dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pasar modal
tumbuh pesat pada periode 1992-1997. Masalah pasar modal tidak terlepas dari arus investasi yang akan menentukan pertumbuhan ekonomi
sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia dan negara-negara lainnya. Pada tahun 1977, pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan
kembali Bursa Efek Jakarta dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA. Beberapa tahun kemudian Bursa Efek Jakarta mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Sekitar decade 80-an dan awal 90-an, Bursa
Efek Jakarta benar-benar berkembang menjadi bursa efek seperti yang dikenal sekarang sebagai Bursa Efek Indonesia BEI.
97 Bursa Efek Indonesia yang disingkat BEI atau Indonesian Stock
Exchange ISX adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil penggabungan antara Bursa Efek Jakarta BEJ dengan Bursa Efek
Surabaya BES, dimana Bursa Efek Surabaya melebur kedalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini melalui
operasinya pada tanggal 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama BES dan Derivatif, keanggotaan dan
partisipan. Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bersama Jakarta Automated Trading System JATS sejak 22 mei 1995.,
menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. System JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan
disediakan OMX. Bursa efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia,
dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa bursa efek semakin banyak
peminatnya. Ramainya
tanggapan publik
dan selalu
bertambahnya perusahaan Go Public adalah wujud dari kemajuan bursa efek.
Perkembangan bursa efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan dari BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal, perusahaan
yang bersedia untuk memasyarakatkan sahamnya. Pemerintah, lembaga penunjang dan masyarakat yang turut bertasipasi menginvestasikan
kelebihan dananya. Dibandingkan dengan situasi bursa efek waktu lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi
98 cukup pesat dan diluar dugaan. Tapi bukan berarti bursa efek berjalan
terus mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi, yang mewarnai pasang surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial,
politik, atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu saja kondisi dari bursa efek sangat berpengaruh. Secara singkat,
perkembangan Bursa Efek di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
Pada tanggal 14 Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda
Pada tahun 1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
Pada tahun 1925 – 1942
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Pada awal tahun 1939
Karena isu politik Perang Dunia II Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
Pada tahun 1942 – 1952
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
Pada tahun 1952 Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman Lukman Wiradinata
dan Menteri
keuangan Prof.DR.
Sumitro
99 Djojohadikusumo. Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi
Pemerintah RI 1950
Pada tahun 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif
Pada tahun 1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
Pada tanggal 10 Agustus 1977
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal.
Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama
Pada tahun 1977 – 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987
baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
Pada tahun 1987
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 PAKDES 87 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
Pada tahun 1988 – 1990
100 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.
Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
Pada tanggal 2 Juni 1998 Bursa Paralel Indonesia BPI mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek PPUE, sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
Pada bulan Desember 1988
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 PAKDES 88 yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
Pada tanggal 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
Pada tanggal 22 Mei 1995
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS Jakarta Automatic Trading Systems
Pada tanggal 10 November 1995
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
mulai Januari 1996
101
Pada tahun 1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
Pada tahun 2000
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
Pada tahun 2002
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading
Pada tahun 2007
Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI
Pada tanggal 2 Maret 2009
Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi