101
Pada tahun 1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
Pada tahun 2000
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
Pada tahun 2002
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading
Pada tahun 2007
Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI
Pada tanggal 2 Maret 2009
Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling
adalah untuk menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-informasi tersebut. Artinya pemilihan sampel berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu, yaitu antara lain:
102 e
Perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan sektor industri barang dan konsumsi sesuai dengan kategori yang dikembangkan
BEI yang tercantum dalam IDX Fact Book. f
Perusahaan menyajikan laporan keuangan lengkap dan catatan atas laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan oleh peneliti
untuk menghitung variabel-variabel dalam penelitian selama periode penelitian yaitu tahun 2010-2014.
g Perusahaan yang membayarkan dividen secara berturut-turut
selama periode penelitian yaitu tahun 2010-2014. h
Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian yaitu tahun 2010-2014.
Didapatlah 13 sampel perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2010-
2014. Berikut ini adalah penjelasan dari 13 perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian:
1 PT Delta DJakarta Tbk
PT Delta DJakarta Tbk DLTA didirikan pada tanggal 15 Juni 1970 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun
1933. Kantor pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Pabrik “Anker
Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah
mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta
103 DJakarta pada tahun 1970. PT Delta DJakarta Tbk didirikan
dalam rangka Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di
Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5?759
tanggal 26 April 1971. Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan
menjual bir pilsener dan bir hitam merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Might Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga
memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merk “Sodaku” dan “Soda Ice”.
2 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA didirikan pada tanggal 30 April 1976 dan memulai kegiatan usaha komersialnya
pada tahun 1976. Kantor pusat DVLA beralamat di Talavera Office Park, Lantai 8-10, Jalan Letjend. T.B. Simatupang No. 22-
26, Jakarta 12430 dan lokasi pabrik berada di Bogor. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DVLA
adalah bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa dan distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia yang
berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan.
104 3
PT Gudang Garam Tbk PT Gudang Garam Tbk GGRM dahulunya bernama PT
Perusahaan Rokok Tjap didirikan pada tanggal 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing HwieSurya Wonowidjojo dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1958. Kantor pusat GGRM beralamat di Jalan Semampir II1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik
yang berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-Kartasura, Karanganyar dan Sumenep. GGRM juga memiliki kantor-kantor Perwakilan
yaitu kantor perwakilan Jakarta di Jalan Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Kantor Perwakilan Surabaya di Jalan Pengenal 7-15,
Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok
dan yang terkait dengan industri rokok. 4
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP didirikan
pada tanggal 27 Maret 1905 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri
rumah tangga. Kantor pusat HMSP berlokasi di Jalan Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki pabrik yang
berlokasi di Surabaya, Pasuruan, Malang, Karawang, Probolinggo dan Lumajang. HMSP juga memiliki kantor perwakilan korporasi
di One Pacific Place, lantai 18, Sudirman Central Business District SCBD, Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta
105 12190. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan HMSP meliputi manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.
5 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP dulunya adalah PT Indofood Sukses Makmur Tnk PT Gizindo
Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur dan PT Ciptakemas Abadi yang didirikan pada tahun
1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma. Kantor pusat ICBP berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower,
Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia. Sedangkan pabrik ICBP berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Malaysia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi
mie dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan,
perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan.ICBP mengekspor
bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa dan bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions.
Sebagai perusahaan perintis makanan, ICBP membawa misi untuk terus berinovasi, fokus pada kebutuhan konsumen,
memberikan produk berkualitas yang dicintai oleh konsumen,
106 terus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,
memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan, serta terus meningkatkan
pendapatan para pemegang saham. 6
PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF didirikan di
Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma, berdasarkan Akta Notaris Benny
Kristianto, S.H., No. 22. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan No.
611 tanggal 11 Februari 1992. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Saat ini, perusahaan bergerak
dibidang pembuatan mie dan penggilingan gandum menjadi tepung terigu. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Sudirman
Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jalan Jend. Sudirman Kav. 76- 78, Jakarta, Indonesia, sedangkan untuk pabriknya berlokasi di
berbagai tempat di pulai Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali
mengalami perubahan. Perubahan terakhir dalam Akta Notaris No. 47 dari notaris Benny Kristianto, S.H. tanggal 26 Mei 2009
mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar untuk disesuaikan
107 dengan ketentuan dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-179BL2008 tanggal 14 Mei 2008 mengenai pokok-pokok Dasar Perseroan yan
melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, telah diterima dan disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.10-07949 tanggal 15 Juni 2009.
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari produksi mie, penggilingan
gandum, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan pengembangan.
7 PT Kalbe Farma Tbk
PT Kalbe Farma Tbk KLBF adalah perusahaan yang bergerak di industri farmasi yang terbesar di Indonesia. PT Kalbe
Farma Tbk KLBF didirikan pada tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.
Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jalan Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan
untuk pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jalan M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa
Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,
perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF bergerak dalam
108 bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan
farmasi termasuk obat dan produk konsumsi kesehatan. 8
PT Merck Indonesia Tbk PT Merck Indonesia Tbk MERK merupaka perusahaan
multinasional yang bergerak di bidang farmasi dan kimia di Indonesia. PT Merck Indonesia Tbk MERK didirikan pada
tahun 1970 dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1981. Sebagian besar saham dimiliki oleh Grup Merck yang berkantor
pusat di Jerman dan merupakan perusahaan farmasi dan kimia tertua di dunia. PT Merck Tbk berkedudukan di Indonesia dan
berlokasi di Jalan TB. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan MERK bergerak dalam bidang industri farmasidan perdagangan. Dalam bidang farmasi, MERK
memproduksi dan menjual merek-merek farmasi ternama seperti Neurobion, Sangobion, dan Glucophage dengan fasilitas
bersertifikat cGMP. Serta pada bidang kimia, MERK memasarkan berbagai jenis bahan kimia, zat warna, serta berbagai
spesialisasi kimia lainnya. 9
PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI didirikan pada
tanggal 03 Juni 1929 dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara komersial pada
109 tahun 1929. MLBI adalah bagian dari Grup Asia Pacific
Breweries dan Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Fraser Neave Ltd. Asia Pacific Breweries dan Heineken N.V.
Heineken. Kantor pusat MLBI berlokasi di Talavera Office Park Lantai 20, Jalan Let. TB. Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430.
Sedangkan pabrik MLBI berlokasi di Jalan Daan Mogot KM. 19, Tangerang 15122 dan Jalan raya Mojosari – Pacet KM. 50,
Sampang Agung, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI beroperasi dalam
industri bir dan minuman lainnya.Untuk mencapai tujuan usahanya, perseroan dapat melakukan aktivitas-aktivitas seperti,
produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk lain yang relevan, pemasaran produk-produk tersebut pada pasar lokal dan
internasional, dan impor atas bahan-bahan promosi yang relevan dengan produk-produk tersebut.
10 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI awalnya didirikan dengan nama PT Squibb Indonesia pada tahun 1970.
SQBI memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1972 yang bergerak di bidang farmasi yaitu pabrikan obat-obatan Over-the-
Counter OTC dan Etikal, baik untuk pasar dalam negeri dan luar negeri. Pada tahun 2009 kepemilikan perusahaan diambil oleh
Taisho Pharmaceutical Co., Lts., suatu perusahaan yang berpusat
110 di Jepang. Kantor pusat SQBI berlokasi di Wisma tama Lt. 10,
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 24, Jakarta 12920. Pabrik perusahaan berlokasi di Jalan Raya Bogor Km. 38, Cilangkap
Depok 16958. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup
kegiatan perusahaan
adalah mengembangkan, mendaftarkan, memproses, memproduksi dan
menjual produk kimia, farmasi dan kesehatan. 11
PT Mandom Indonesia Tbk PT Mandom Indonesia Tbk TCID didirikan pada tanggal
5 November 1969 dan mulai berproduksi secara komersial pada bulan April 1971. TCID berdomisili di Jakarta Utara dengan
pabrik yang berlokasi di daerah Sunter, Jakarta dan Kawasan Industri MM2100, Cibitung-Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan
terletak di Jalan Yos Sudarso By Pass, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TCID
meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih dan kemasan plastik termasuk bahan baku,
mesin dan alat produksi untuk produksi dan kegiatan usaha penunjang adalah perdagangan impor produk kosmetika, wangi-
wangian, bahan pembersih. 12
PT Tempo Scan Pasific Tbk PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC didirikan di Indonesia
pada tanggal 20 mei 1970, dengan nama PT Scanchemie dan
111 memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1970. Perusahaan
berkantor pusat di Tempo Scan Tower, lantai 16, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, sedangkan untuk pabriknya
berlokasi di Cikarang – Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam
bidang usaha farmasi. 13
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk PT Ultrajaya merupakan sebuah perusahaan susu yang
didirikan pada tahun 1958 yang telah berkembang pesat hingga mampu meraih posisi sebagai salah satu perusahaan terkemuka di
Indonesia untuk produk-produk susu dan jus buah. Memasuki tahap pertumbuhan pesat sejalan dengan perubahannya menjadi
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ. ULTJ merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia
yang menghasilkan produk-produk susu minuman dan makanan dalam kemasan aseptik yang tahan lama dengan merek-merek
terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk minuman teh segar. Kantor pusat
dan pabrik yang berlokasi sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung yaitu di Jalan Raya Cimamere 131
Padalarang Kabupaten Bandung 40552. Saat ini, 90 persen dari keseluruhan hasil produksi perusahaan dipasarkan di seluruh
112 Indonesia, sementara sisanya diekspor ke negara-negara di Asia
Eropa, Timur Tengah, Australia dan Amerika Serikat.
B. Analisis dan Pembahasan 1. Deskriptif Sampel
Penelitian ini menggunakan 13 perusahaan sebagai sampel penelitian. Ketiga belas perusahaan tersebut adalah perusahaan
manfukatur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang data perusahaannya lengkap dari tahun 2010-2014
dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini adalah daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini :
Tabel 4.1 Nama Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan
Kode
1 Delta Djakarta Tbk
DLTA 2
Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
3 Gudang Garam Tbk
GGRM 4
Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
ICBP 6
Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
7 Kalbe Farma Tbk
KLBF 8
Merck Indonesia Tbk MERK
9 Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI 10
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI
11 PT Mandom Indonesia Tbk
TCID 12
Tempo Scan Pasific Tbk TSPC
13 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
ULTJ
Sumber: Data diolah 2016 2. Deskriptif Variabel
Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen dan variabel
113 dependen. Variabel independen Kebijakan Dividen DPR, Free Cash
Flow, Pertumbuhan Aset Growth Asset, Pertumbuhan Penjualan Growth Sales, Likuiditas,Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur
Aktiva sedangkan variabel dependennya adalah Kebijakan Hutang DAR. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan manufaktur
sektor industri barang dan konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan yang dilakukan selama 5 tahun yaitu tahun 2010-2014.
Pengolahan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan program Software Microsoft Excel 2007 dan Eviews 8.0. adapun
deskripsi dari variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a.
Perkembangan Kebijakan Dividen Dividen adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada
para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen tunai maupun dalam bentuk dividen saham Sjahrial, 2008:309.
Gambar 4.1 Nilai DPR Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 0.1000
0.2000 0.3000
0.4000 0.5000
0.6000 0.7000
0.8000 0.9000
1.0000
Rat a-rat a Dividend Payout Rat io 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
114
Tabel 4.2 Nilai DPR Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.1 Diatas terlihat bahwa rata-rata dividend
payout ratio2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI sebesar 0,9171 atau 91,71 dan dividend payout ratio terendah dimiliki oleh
perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP sebesar 0,0258 atau 2,58.
Besar kecilnya jumlah dividen yang dibagikan sesuai dengan kebijakan dividen yang telah ditetapkan oleh keputusan
manajerial mengenai berapa besar laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham dan berapa besar laba ditahan retained
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-rata
1 DLTA
1.0897 1.1848
0.9025 0.7255
0.5133 0.8832
2 DVLA
0.2273 0.2778
0.2368 0.4196
0.3014 0.2926
3 GGRM
0.3016 0.3529
0.4937 0.3631
0.2949
0.3612
4 HMSP
1.0410 0.0015
0.6831 0.8696
1.0461 0.7282
5 ICBP
0.0720 0.0203
0.0147 0.0143
0.0079
0.0258
6 INDF
0.2768 0.4925
0.6568 0.2469
0.1691 0.3684
7 KLBF
0.1684 1.7153
0.4876 0.4687
0.3925 0.6465
8 MERK
0.9237 0.4318
1.7225 0.4523
0.7701 0.8601
9 MLBI
0.7031 0.0009
1.4367 0.0043
1.5357 0.7362
10 SQBI
1.0315 0.7740
0.9016 0.9337
0.9445
0.9171
11 TCID
0.4890 0.4881
0.4937 0.4645
0.4265 0.4723
12 TSPC
0.5963 0.3796
0.5438 0.5321
0.5817 0.5267
13 ULTJ
0.0345 0.0117
0.0397 0.0030
0.1745
0.0527
115 earning untuk cadangan investasi ditahun yang akan datang
Mardiyanto, 2009:4. b.
Perkembangan Free Cash Flow Menurut Christine dan Lidya Agustin 2012, free cash
flow merupakan kas perusahaan yang dapat distribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan modal kerja
atau investasi pada aset.
Gambar 4.2 Nilai
Free Cash Flow Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 0.0500
0.1000 0.1500
0.2000 0.2500
0.3000 0.3500
0.4000 0.4500
Rat a-r at a Free Cash Flow 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
116
Tabel 4.3 Nilai
Free Cash Flow Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.2 Diatas terlihat bahwa rata-rata free cash
flow 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho
Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI sebesar 0,3876atau 38,76 dan free cash flow terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Gudang
Garam Tbk GGRMsebesar 0,0146 atau 1,46. Perusahaan yang mempunyai free cash flow yang tinggi
biasanya perusahaan tersebut memiliki dana internal berlebih yang belum digunakan untuk investasi dan aktivitasnya, sehingga
perusahaan akan semaksimal mungkin dalam memanfaatkan dana internal tersebut untuk mencukupi kebutuhannya. Jensen 1986
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-
rata
1 DLTA
0.1699 0.0078
0.0813 0.1809
0.0196 0.0239
2 DVLA
0.1234 0.0427
0.0781 0.0456
0.0645 0.0709
3 GGRM
0.0528 0.0465
0.0475 0.0177
0.0013 0.0146
4 HMSP
0.0183 0.5730
0.1031 0.0509 0.0159
0.1110 5
ICBP 0.1574
0.1402 0.1695
0.0922 0.1542
0.1427 6
INDF 0.1289
0.0645 0.0888
0.0825 0.1014
0.0932 7
KLBF 0.1450
0.1107 0.0489
0.0023 0.1213
0.0856 8
MERK 0.1147
0.1708 0.0821 0.0771
0.1299 0.0821
9 MLBI
0.0076 0.1842
0.0969 0.3790 0.1376 0.0673
10 SQBI
1.6852 0.0873
0.0654 0.0604
0.0394 0.3876
11 TCID
0.0887 0.0043
0.1397 0.1225
0.0266 0.0763
12 TSPC
0.0796 0.0877
0.0631 0.0205
0.0313 0.0564
13 ULTJ
0.1297 0.1474
0.1973 0.0694
0.0269 0.1141
117 menyatakan bahwa manajer-manajer dapat mengurangi masalah
keagenan dari arus kas bebas dengan menerbitkan hutang dan membayar bagian untuk shareholders Riki Sanjaya, 2014.
c. Perkembangan Pertumbuhan Aset
Pertumbuhan aset Growth of Asset menunjukkan perubahan peningkatan atau penuruan total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan.
Gambar 4.3 Nilai
Growth Asset Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 0.1000
0.2000 0.3000
0.4000 0.5000
0.6000 0.7000
0.8000 0.9000
1.0000
Rat a-rat a Grow t h Asset 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
118
Tabel 4.4 Nilai
Growth Asset Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.3 Diatas terlihat bahwa rata-rata growth
asset 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP sebesar 0,1963atau 19,63 dan growth asset terendah dimiliki oleh perusahaan PT.
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI sebesar -0,1040 atau -10,40.
Dapat dilihat seberapa besar pertumbuhan aktiva Growth of Asset mempengaruhi struktur modal dimana perusahaan yang
tumbuh pesat dengan tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi cenderung mengandalkan modal dari luar perusahaan.
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-
rata
1 DLTA
0.0682 0.0175 0.0706
0.1633 0.1441
0.0585
2 DVLA
0.0900 0.0806
0.1644 0.1073
0.0388 0.0962
3 GGRM
0.1289 0.2715
0.0619 0.2231
0.1467 0.1664
4 HMSP
0.1585 0.0582
0.3579 0.0441
0.0356 0.1076
5 ICBP
0.3069 0.1393
0.1662 0.1979
0.1713 0.1963
6 INDF
0.1707 0.1335
0.1071 0.3164
0.1073
0.1670
7 KLBF
0.0849 0.1766
0.1382 0.2014
0.0981 0.1398
8 MERK
0.0018 0.3441
0.0256 0.2239 0.0282
0.1145
9 MLBI
0.1446 0.0736
0.0563 0.5469 0.2519
0.1921
10 SQBI
0.8996 0.1304
0.0978 0.0605
0.0906
0.1040
11 TCID
0.0529 0.0799
0.1156 0.1620
0.2642 0.1349
12 TSPC
0.1001 0.1841
0.0900 0.1673
0.0342 0.1151
13 ULTJ
0.1581 0.0867
0.1102 0.1614
0.0375
0.1108
119 d.
Perkembangan Pertumbuhan Penjualan Menurut Kesuma 2009:41 dalam Afi Pradhana, Taufeni
Taufik dan Lila Anggaini 2014,pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke
waktu.
Gambar 4.4 Nilai
Growth Sales Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
0.1000 -
0.1000 0.2000
0.3000 0.4000
0.5000 0.6000
0.7000 0.8000
0.9000
Rat a-rat a Grow t h Sales 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
120
Tabel 4.5 Nilai
Growth Sales Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
Pada gambar 4.4 Diatas terlihat bahwa rata-rata growth sales 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP sebesar 0,8066 atau
80,66 dan growth sales terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Delta Djakarta Tbk DLTA sebesar -0.0277 atau -2,77.
Bagi perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba yang tinggi kecenderungan perusahaan tersebut menggunakan hutang
sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan perusahaan-perusahaan
yang tingkat
penjualannya rendah
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-
rata
1 DLTA
0.0469 0.1565
0.2336 0.4958
0.0141 0.0277
2 DVLA
0.0684 0.0109
0.2087 0.0132
0.0019 0.0563
3 GGRM
0.1431 0.1112
0.1467 0.1542
0.1759 0.1462
4 HMSP
0.1131 0.2184
0.2605 0.1261
0.0755 0.1587
5 ICBP
3.4811 0.0783
0.1140 0.1631
0.1964
0.8066
6 INDF
0.0269 0.1804
0.1043 0.1533
0.1015 0.1133
7 KLBF
0.1254 0.0670
0.2497 0.1735
0.0854 0.1402
8 MERK
0.0589 0.1544
0.0124 0.1335
0.0713 0.0327
9 MLBI
0.1076 0.0383
0.1570 1.2731
0.1610 0.2202
10 SQBI
0.2727 0.1198
0.1338 0.1004
0.1666 0.0496
11 TCID
0.0563 0.1280
0.1187 0.0955
0.1382 0.1073
12 TSPC
0.1415 0.1259
0.1471 0.0338
0.0959 0.1088
13 ULTJ
0.1651 0.1180
0.3365 0.2315
0.1319
0.1966
121 Brigham dan Houston, 2010 dalam Dinar Damayanti dan Titin
Hartini, S.E, M.Si, 2014. e.
Perkembangan Likuiditas Current Ratio CR merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan Kasmir, 2010:111.
Gambar 4.5 Nilai
Current Ratio Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 1.0000
2.0000 3.0000
4.0000 5.0000
6.0000 7.0000
8.0000
Rat a-rat a Current Rat io 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
122
Tabel 4.6 Nilai
Current Ratio Masing-masing Perusahaan dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.5 Diatas terlihat bahwa rata-rata current
ratio 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.
Mandom Indonesia Tbk TCID sebesar 7,1050atau 710,5 dan current ratio terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk MLBI sebesar 0,8022atau 80,22. Dengan semakin meningkatnya current ratio maka dapat
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial
jangka pendek Agus Sartono, 2010:116.Cash menunjukkan besarnya kas yang tercermin dalam neraca current
asset. Sedangkan, current liabilitymenunjukkan jumlah kewajiban
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-
rata
1 DLTA
6.3308 6.0090
5.2646 4.7623
4.4732 5.3680
2 DVLA
3.7167 4.8933
4.3102 4.2418
5.1813
4.4687
3 GGRM
2.7008 2.2448
2.1702 1.7221
1.6202 2.0916
4 HMSP
1.6125 1.7747
1.7758 1.7526
1.5277 1.6887
5 ICBP
2.5980 2.8711
2.7625 2.4106
2.1832
2.5651
6 INDF
2.0365 1.9095
2.1690 1.6673
1.8074 1.9180
7 KLBF
4.3936 3.6759
3.4054 2.8393
3.4036
3.5436
8 MERK
6.2275 7.5152
3.8712 3.9795
4.5859 5.2359
9 MLBI
0.9450 0.9942
0.5805 0.9775
0.5139 0.8022
10 SQBI
5.6886 5.6858
4.8546 4.9679
4.3729
5.1140
11 TCID
10.6845 11.7428 7.7265
3.5732 1.7982
7.1050
12 TSPC
3.3685 2.9835
3.0933 2.9619
3.0022
3.0819
13 ULTJ
2.0007 1.4766
2.0182 2.4701
3.3446 2.2620
123 jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca current
liability Sjahrial, 2008:363. f.
Perkembangan Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan manajemen untuk
memperoleh laba. Return on Asset merupakan salah satu rasio untuk mengukut profitabilitas dengan membagi antara laba bersih
dengan total aset Darsono, 2009:58.
Gambar 4.6 Nilai ROA Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 0.1000
0.2000 0.3000
0.4000 0.5000
0.6000 0.7000
0.8000 0.9000
Rat a-rat a Ret ur n On Asset 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
124
Tabel 4.7 Nilai ROA Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.6 Diatas terlihat bahwa rata-rata return on
asset 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho
Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI sebesar 0,8558 atau 85,58 dan return on asset terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk INDF sebesar 0,0716atau 7,16. Semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan, maka semakin
tinggi kemampuan perusahaan dalam mendanai kegiatan investasi perusahaan jangka panjang Elly Astuti, 2014. Dengan demikian,
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi berarti mampu dalam mengelola aset dengan baik, sehingga akan
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-
rata
1 DLTA
0.1970 0.2179
0.2864 0.3120
0.2904 0.2607
2 DVLA
0.1298 0.1310
0.1386 0.1057
0.0655
0.1141
3 GGRM
0.1349 0.1268
0.0980 0.0863
0.0927 0.1078
4 HMSP
0.3129 0.4165
0.3736 0.3944
0.3529 0.3700
5 ICBP
0.1275 0.1356
0.1288 0.1075
0.1013 0.1201
6 INDF
0.0625 0.0946
0.0821 0.0627
0.0560 0.0716
7 KLBF
0.1829 0.1861
0.1882 0.1771
0.1714
0.1811
8 MERK
0.2732 0.3956
0.1893 0.2517
0.2532 0.2726
9 MLBI
0.3895 0.4156
0.3936 0.6691
0.3532 0.4442
10 SQBI
2.8930 0.3319
0.3406 0.3550
0.3588 0.8558
11 TCID
0.1255 0.1241
0.1195 0.1095
0.0944 0.1146
12 TSPC
0.1362 0.1377
0.1389 0.1247
0.1078
0.1291
13 ULTJ
0.0534 0.0588
0.1460 0.1156
0.0971
0.0942
125 memudahkan perusahaan dalam melakukan pembayaran hutang
apabila perusahaan tersebut melakukan pembayaran pinjaman dalam jumlah yang besar.
g. Perkembangan Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan yang berukuran besar
lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil Moeljadi, 2006:274.
Gambar 4.7 Nilai
Size Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 5.0000
10.0000 15.0000
20.0000 25.0000
30.0000 35.0000
Rat a-r at a Size 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
126
Tabel 4.8 Nilai
Size Masing-masing Perusahaan 2010-2014
dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.7 Diatas terlihat bahwa rata-rata ukuran
perusahaan2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk INDF sebesar 31,7774 dan ukuran perusahaanterendah
dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho
Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI sebesar 26,2262. Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi
rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula
aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-
rata
1 DLTA
27.2865 27.2689 27.3371 27.4884 27.6229 27.4007
2 DVLA 27.4733 27.5508 27.7031 27.8050 27.8431
27.6751
3 GGRM 31.0566 31.2969 31.3569 31.5583 31.6953
31.3928
4 HMSP 30.6527 30.5927 30.8986 30.9417 30.9767
30.8125
5 ICBP
30.2234 30.3538 30.5076 30.6882 30.8463
30.5239
6 INDF
31.4870 31.6123 31.7140 31.9889 32.0847 31.7774
7 KLBF
29.5816 29.7442 29.8736 30.0572 30.1507
29.8815
8 MERK 26.7981 27.0938 27.0679 27.2700 27.2978
27.1055
9 MLBI
27.7595 27.8305 27.7726 28.2088 28.4335 28.0010
10 SQBI
24.1897 26.6142 26.7076 26.7663 26.8531
26.2262
11 TCID
27.6772 27.7540 27.8634 28.0135 28.2480 27.9112
12 TSPC
28.9091 29.0780 29.1642 29.3189 29.3525 29.1645
13 ULTJ
28.3275 28.4106 28.5151 28.6648 28.7016
28.5239
127 dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
Mersi Narita, 2012. h.
Perkembangan Struktur Aktiva Menurut Brigham Houston 2011:188 dalam Ryan dan
Willy 2014, struktur aktiva adalah sebuah jaminan perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan dalam
menggunakan utang.
Gambar 4.8 Nilai Struktur Aktiva Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 0.1000
0.2000 0.3000
0.4000 0.5000
0.6000 0.7000
0.8000
Rat a-rat a St rukt ur Akt iva 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
128
Tabel 4.9 Nilai Struktur Aktiva Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.8 Diatas terlihat bahwa rata-rata struktur
aktiva2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho
Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI sebesar 0,6841 atau 68,41 dan struktur aktiva terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Delta
Djakarta Tbk DLTA sebesar 0,1601 atau 16,01. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva dengan porsi
aktiva tetap yang tinggi cenderung lebih mudah mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal karena dinilai memiliki securable
assets aktiva jaminan yang lebih baik Apit Susanti, 2014. Dengan demikian, tingginya porsi aktiva tetap suatu perusahaan
akan memudahkan perusahaan dalam mendapatkan pinjaman
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-rata
1 DLTA
0.2013 0.1702
0.1529 0.1372
0.1389
0.1601
2 DVLA
0.2388 0.2449
0.2311 0.2320
0.2515 0.2397
3 GGRM
0.2548 0.2227
0.2784 0.3184
0.3382 0.2825
4 HMSP
0.2317 0.2317
0.1950 0.2247
0.2679 0.2302
5 ICBP
0.4748 0.4364
0.4430 0.4677
0.4539
0.4551
6 INDF
0.5753 0.5428
0.5583 0.5843
0.5230 0.5567
7 KLBF
0.2837 0.2756
0.3160 0.3374
0.3464 0.3118
8 MERK
0.2469 0.1586
0.1854 0.1560
0.1692 0.1832
9 MLBI
0.4748 0.4626
0.5986 0.6037
0.6340 0.5547
10 SQBI
2.5406 0.2319
0.2260 0.2188
0.2030 0.6841
11 TCID
0.4168 0.4059
0.3907 0.5044
0.5284 0.4492
12 TSPC
0.2640 0.2655
0.2675 0.2620
0.3358 0.2789
13 ULTJ
0.5238 0.5857
0.5058 0.4432
0.4371 0.4991
129 karena para kreditur akan merasa lebih aman dalam memberikan
pinjaman kepada perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang tinggi.
i. Perkembangan Kebijakan Hutang DAR
Kebijakan hutang merupakan bagian dari keputusan pendanaan yang diambil oleh manajemen perusahaan dalam
menentukan besarnya hutang sebagai sumber pendanaan yang berguna untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Gambar 4.9 Nilai DAR Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016
- 0.1000
0.2000 0.3000
0.4000 0.5000
0.6000 0.7000
Rat a-rat a Kebijakan Hut ang DAR 2010-2014 DLTA
DVLA GGRM
HM SP ICBP
INDF KLBF
M ERK M LBI
SQBI TCID
TSPC ULTJ
130
Tabel 4.10 Nilai DAR Masing-masing Perusahaan
2010-2014 dalam desimal
Sumber: Data diolah 2016 Pada gambar 4.9 Diatas terlihat bahwa rata-rata kebijakan
hutang DAR2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.
Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI sebesar 0,6125 atau 61,25 dan kebijakan hutang DARterendah dimiliki oleh perusahaan PT.
Mandom Indonesia Tbk TCID sebesar 0,1646 atau 16,46. Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi hutang
yang besar dalam struktur modalnya, namun sebaliknya apabila perusahaan menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali
maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan.
Ketika perusahaan menggunakan hutang yang terus meningkat
No Kode
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-rata
1 DLTA
0.1626 0.1770
0.1974 0.2197
0.2291
0.1972
2 DVLA
0.2500 0.2113
0.2169 0.2314
0.2215 0.2262
3 GGRM
0.3065 0.3719
0.3590 0.4206
0.4293 0.3775
4 HMSP
0.5023 0.4670
0.4930 0.4835
0.5244 0.4940
5 ICBP
0.2993 0.2965
0.3248 0.3762
0.3962 0.3386
6 INDF
0.4743 0.4101
0.4245 0.5086
0.5203
0.4676
7 KLBF
0.1792 0.2125
0.2173 0.2488
0.2099 0.2135
8 MERK
0.1650 0.1544
0.2681 0.2651
0.2273 0.2160
9 MLBI
0.5855 0.5656
0.7137 0.4459
0.7518 0.6125
10 SQBI
1.5917 0.1638
0.1808 0.1760
0.1970
0.4618
11 TCID
0.0943 0.0977
0.1306 0.1930
0.3074 0.1646
12 TSPC
0.2632 0.2834
0.2762 0.2857
0.2611 0.2739
13 ULTJ
0.3516 0.3800
0.3075 0.2833
0.2235 0.3092
131 maka akan semakin besar kewajibannya M. Syafiudin Hidayat,
2013.
3. Statistik Deskriptif