144 Menurut Widarjono 2009:240 dasar penolakan terhadap
hipotesis diatas adalah dengan membandingkan antara nilai statistik Hausman dan nilai kritisnya.
Jika nilai statistik Hausman nilai kritisnya = H ditolak
Jika nilai statistik Hausman niali kritisnya = H diterima
Tabel 4.16 Uji
Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: REM2
Test cross-section random effects Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 12.638559
8 0.1249
Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0
Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.16. nilai prob menunjukkan sebesar 0,1249 untuk Cross-section Random,
yang berarti lebih besar dari 0,05. Selain itu untuk nilai statistik Hausman didapat sebesar 12,638559. sementara nilai kritis Chi-
square dengan df sebesar 8 pada α = 5 adalah sebesar 15,50731
yang berarti nilai kritis Chi-square lebih besar dari nilai statistik Hausman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H
diterima dan H
1
ditolak dengan tingkat keyakinan 95 persen yang berarti model model yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini
adalah model Random Effect.
6. Uji Dasar Asumsi Klasik
Hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang paling sesuai adalah model Random Effect dengan data perusahaan
145 2010-2014. Syarat agar dapat menggunakan persamaan regresi tersbut
adalah dengan terpenuhinya asumsi klasik untuk mendapatkan estimator yang linear, tidak bias dan mempunyai varian yang minimum atau BLUE
Best Linear Unbiased Estimator dari suatu persamaan regresi dengan metode kuadrat kecil Least Square. Persyaratan asumsi klasik yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan utnuk menguji apakah nilai residual yang telah terstandarisasi dalam model regresi panel variabel-
variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisistidak normal, karena terdapat
nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ektrem ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena
kesalahan dalam melakukan input data atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata Suliyanto,
2011:69. Dalam penelitian ini, normalitas data diketahui dengan
membandingkan statistik Jarque-Bera JB dengan x
2
tabel. Jika nilai Jarque-Bera JB
≤ x
2
tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal Suliyanto, 2011:75.
146 Menurut Winarno 2011, untuk mengetahui sebuah data
berdisitribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya, apabila lebih besar dari 5 bila menggunakan
tingkat signifikansi tersebut, maka data berdistribusi normal. Berikut adalah hipotesis, hasil dari uji normalitas dan
keputusan yang diambil berdasarkan uji normalitas dengan pengolahan menggunakan software Eviews 8.0.
Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut :
H : residual dari model berdistribusi normal
H
1
: residual dari model tidak berdistribusi normal
Gambar 4.10 Uji Normalitas
2 4
6 8
10 12
-0.10 -0.05
0.00 0.05
0.10 0.15
Series: Standardized Residuals Sample 2010 2014
Observations 65 Mean
5.29e-17 Median
-0.004490 Maximum
0.170008 Minimum
-0.124874 Std. Dev.
0.065207 Skewness
0.322342 Kurtosis
2.954564 Jarque-Bera
1.131219 Probability
0.568014
Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0 Pada hasil grafik histogram Kebijakan Hutang DAR diatas
menunjukkan nilai Jarque-Bera JB sebesar 1,131219 yang jika dibandingkan dengan niai x
2
tabel dengan df sebesar 8 pada α = 5 adalah sebesar 15,50731. Karena nilai statistik Jarque-Bera JB
1,131219 ≤ nilai x
2
tabel 15,50731 dan nilai probabilitas yang
147 lebih besar dari 5 yaitu 0,568014. Maka dapat disimpulkan bahwa
data yang dipakai dalam penelitian ini terstandarisasi berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi panel ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen atau
tidak. Adanya
multikolinearitas masih
menghasilkan estimatir BLUE, tetapi menyebabkan suatu model mempunyai varian yang besar Widarjono, 2009:104.
Menurut Widarjono
2009:106 ada
aturan dalam
menentukan ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model, yaitu:
Jika koefisien korelasi 0,8 maka diduga adanya multikolinearitas dalam model
Jika koefisien korelasi 0,8 maka diduga tidak adanya multikolinearitas dalam model.
Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas
Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0
DPR FCF
GROWTH _ASSET
GROWTH _SALES
LIKUIDIT AS
ROA SIZE
STRUKTUR _AKTIVA
DPR 1
-0.11825 -0.31004
-0.27232 0.161531
0.259642 -0.3263
-0.01379 FCF
-0.11825 1
-0.64573 0.008595
0.089716 0.856981
-0.27888 0.81015
GROWTH_ASSET -0.31004
-0.64573 1
0.331225 -0.2633
-0.69509 0.406042
-0.60723 GROWTH_SALES
-0.27232 0.008595
0.331225 1
-0.12712 -0.09766
0.169978 -0.01214
LIKUIDITAS 0.161531
0.089716 -0.2633
-0.12712 1
0.094564 -0.54985
-0.07465 ROA
0.259642 0.856981
-0.69509 -0.09766
0.094564 1
-0.43388 0.794239
SIZE -0.3263
-0.27888 0.406042
0.169978 -0.54985
-0.43388 1
-0.16525 STRUKTUR_AKTIVA
-0.01379 0.81015
-0.60723 -0.01214
-0.07465 0.794239
-0.16525 1
148 Dari matriks korelasi diatas terlihat bahwa hubungan antara variabel
independennya semuanya berada dibawah 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
terbebas dari masalah multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Park deteksi masalah heteroskedastisitas
varian yang tidak konstan atau masalah heteroskedastisitas muncul karena residual ini tergantung dari variabel independennya yang ada
didalam model. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Park dengan hipotesis sebagai berikut : H
: Probability 0,05 : tidak ada heteroskedastisitas H
1
: Probability 0,05 : ada heteroskedastisitas
149
Tabel 4.18 Uji Park
Dependent Variable: LOGRES2 Method: Panel EGLS Cross-section random effects
Date: 032616 Time: 23:44 Sample: 2010 2014
Periods included: 5 Cross-sections included: 13
Total panel balanced observations: 65 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
-9.980811 8.037879
-1.241722 0.2195
DPR -0.366394
0.739302 -0.495595
0.6221 FCF
-2.621598 2.549089
-1.028445 0.3082
GROWTH_ASSET -1.759522
2.046957 -0.859580
0.3937 GROWTH_SALES
-0.173299 0.457556
-0.378748 0.7063
LIKUIDITAS -0.220679
0.139804 -1.578484
0.1201 ROA
2.683498 2.198638
1.220527 0.2274
SIZE 0.161633
0.269716 0.599271
0.5514 STRUKTUR_AKTIVA
-1.507445 1.949873
-0.773099 0.4427
Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0
Dari hasil uji park diatas dapat dilihat bahwa semua variabel independen nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar
0,6221, 0,3082, 0,3937, 0,7063, 0,1201, 0,2274, 0,5514 dan 0,4427 maka dapat disimpulkan H
diterima yang berarti data dalam penelitian ini tidak mengandung gejala heteroskedastisitas
atau dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi korelasi antara variabel pengganggu error
pada periode t dan periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya Imam Ghozali, 2005.
150 Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi model
regresi data panel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin Watson DW. Uji DW merupakan salah satu uji yang banyak
dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi Winarno, 2011:5.28.
Tabel 4.19 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan uji
Durbin Watson DW
Tolak H berarti ada
autokorelasi positif
Tidak dapat diputuskan
Tidak menolak H berarti tidak ada
autokorelasi Tidak dapat
diputuskan Tolak H
berarti ada autokorelasi
negatif
d
L
d
U
2 4-d
U
4-d
L
4 1,10
1,54 2,46
2,90
Tabel 4.20 Uji Autokorelasi
Weighted Statistics R-squared
0.949864 Mean dependent var 0.101524
Adjusted R-squared 0.942702 S.D. dependent var
0.170376 S.E. of regression
0.040783 Sum squared resid 0.093141
F-statistic 132.6212 Durbin-Watson stat
1.738838 ProbF-statistic
0.000000
Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0
Dari hasil output tabel uji autokorelasi diatas terlihat bahwa nilai Durbin-Watson statistik sebesar 1,738838 yang berada diantara
1,54 dan 2,46 sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini tidak mengandung masalah autokorelasi.
7. Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi F Simultan