Statistik Deskriptif Determinan Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang

131 maka akan semakin besar kewajibannya M. Syafiudin Hidayat, 2013.

3. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan mengenai hasil dari analisa data berdasarkan pengamatan sejumlah variabel yang dipakai dalam model regresi, terlebih dahulu akan ditinjaumengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini melibatkan satu variabel dependen yaitu Kebijakan Hutang DAR dan 8 delapan variabel independen yaitu Kebijakan Dividen DPR, Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset Growth Asset, Pertumbuhan Penjualan Growth Sales, Likuiditas CR, Profitabilitas ROA, Ukuran Perusahaan Size, Struktur Aktiva. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode tahun 2010-2014. Pada awal penelitian perusahaan yang diperoleh adalah 38 perusahaan. Karena penentuan sampel berdasarkan metode purposive sampling. Maka atas dasar kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, diperoleh jumlah sampel dari penelitian selama periode 2010 sampai 2014 adalah sebanyak 13 perusahaan. Dengan menggunakan metode penggabungan data pooling maka diperoleh data penelitian sebanyak 13 x 5 = 65 data observasi. 132 Dengan menggunakan program Eviews versi 8.0 berikut hasil statistik deskriptif dari data yang telah diolah sesuai kriteria yang telah dipaparkan sebelumnya maka didapatkan keluaran untuk mendiskripsikan data baik untuk rata-rata, median, tingkat maksimum, minimum dan lainnya yang kemudian dijabarkan secara deskripsi satu persatu dari variabel-variabel yang ada pada penelitian ini, baik variabel dependen maupun variabel independen, sehingga dapat dilihat bagaimana deskripsi variabel tersebut secara statistik. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Kebijakan Hutang dan Variabel Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0 Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa rata-rata dari masing-masing variabel berada pada angka positif. Dalam melakukan pengambilan keputusan pendanaan guna melakukan kegiatan operasional perusahaan DAR DPR FCF GROWTH_ ASSET GROWTH _SALES LIKUIDITAS ROA SIZE STRUKTUR_ AKTIVA Mean 0.334814 0.528542 0.101983 0.115020 0.162217 3.480351 0.241231 28.95355 0.375804 Median 0.283280 0.468652 0.077110 0.115580 0.118744 2.983525 0.138560 28.51512 0.283715 Maximum 1.591714 1.722453 1.685210 0.546940 3.481070 11.74282 2.892966 32.08466 2.540598 Minimum 0.094303 0.000881 -0.169850 -0.899590 -0.495837 0.513906 0.053386 24.18974 0.137167 Std. Dev. 0.213100 0.424383 0.225473 0.165194 0.460281 2.160335 0.356812 1.752710 0.307659 Skewness 3.384764 0.926815 5.532589 -3.261491 6.044586 1.560980 6.469585 0.060243 5.456897 Kurtosis 19.83319 3.554895 39.00855 23.64784 43.52607 6.274868 48.46006 2.269683 38.98319 Jarque-Bera 891.5371 10.13960 3843.272 1269.890 4843.884 55.44335 6050.522 1.483839 3829.315 Probability 0.000000 0.006284 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.476199 0.000000 Sum 21.76290 34.35523 6.628870 7.476270 10.54411 226.2228 15.68000 1881.981 24.42727 Sum Sq. Dev. 2.906346 11.52644 3.253623 1.746502 13.55895 298.6911 8.148132 196.6075 6.057856 Observations 65 65 65 65 65 65 65 65 65 133 menggunakan aktivanya, perusahaan terlebih dahulu harus mempertimbangkan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Untuk mengamati perilaku tersebut penelitian ini mengambil laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode 2010 sampai 2014, sebagai cermin pembanding kinerja secara menyeluruh perusahaan dalam pendanaan opersionalnya. Dari tabel 4.11 ditunjukkan deskriptif data awal yang mencakup satu variabel dependen yaitu Kebijakan Hutang DAR dan 8 delapan variabel independen yaitu Kebijakan Dividen DPR, Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset Growth Asset, Pertumbuhan Penjualan Growth Sales, Likuiditas CR, Profitabilitas ROA, Ukuran Perusahaan Size, Struktur Aktiva. Kebijakan hutang dapat diketahui dengan membandingkan antara total hutang dan total aset. Ini berarti bahwa semakin besar struktur modal suatu perusahaan menunjukkan bahwa semakin besar total hutang yang dimiliki perusahaan. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata kebijakan hutang perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 0,334814 dengan kisaran antara 0,094303 dan 1,591714. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata kebijakan hutang yang paling rendah adalah PT Mandom Indonesia TbkTCID pada tahun 2010 sebesar 0,094303 dan perusahaan yang memiliki rata-rata kebijakan hutang tertinggi dimiliki 134 oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia TbkSQBI pada tahun 2010 sebesar 1,591714. Kebijakan dividen dapat diketahui dengan membandingkan antara dividend per share dan earning per share. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata kebijakan dividen perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 0,528542 dengan kisaran antara 0,000881 dan 1,722453. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata kebijakan hutang yang paling rendah adalah PT Multi Bintang Indonesia TbkMLBI pada tahun 2011 sebesar 0,000881 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata kebijakan hutang tertinggi dimiliki oleh PT Merck Indonesia MERKpada tahun 2012 sebesar 1,722453. Free Cash Flow dapat diketahui dengan mengurangi arus kas operasi dengan dividen yang kemudian dibagi dengan total aset pada tahun t. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata free cash flow perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 0,101983dengan kisaran antara -0,169850 dan 0,546940. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata free cash flow yang paling rendah adalah PT. Delta Djakarta Tbk DLTA pada tahun 2010 sebesar -0,169850 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata free cash flow tertinggi dimiliki oleh PT. Taisho 135 Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI pada tahun 2010 sebesar 1,685210. Pertumbuhan aset dapat diketahui dengan membandingkan antara total aset tahun bersangkutan setelah dikurangi total aset tahun sebelumnya terhadap total aset tahun sebelumnya. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata pertumbuhan aset manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 0,115020 dengan kisaran antara -0,899590 dan 0,546940. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata pertumbuhan aset yang paling rendah adalah PT Taisho Pharmaceutical Indonesia TbkSQBI pada tahun 2010 sebesar -0,899590 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata likuiditas tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia TbkMLBI pada tahun 2013 sebesar 0,546940. Pertumbuhan penjualan dapat diketahui dengan membandingkan antara penjualan tahun bersangkutan setelah dikurangi penjualan tahun sebelumnyaterhadap penjualan tahun sebelumnya. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 0,162217 dengan kisaran antara -0,495837 dan 3,48107. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata pertumbuhan penjualan yang paling rendah adalah PT Delta Djakarta TbkDLTA pada 136 tahun 2013 sebesar -0,495837 dan untuk perusahaan yang memiliki rata- rata pertumbuhan penjualan tertinggi dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur TbkICBP pada tahun 2010 sebesar 3,48107.Untuk hasil yang positif menunjukan bahwa terjadi kenaikan penjualan dari tahun sebelumnya, begitu pula sebaliknya hasil negatif menunjukan bahwa penjualan tahun bersangkutan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Likuiditas dapat diketahui dengan membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata likuiditas perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 3,480351 dengan kisaran antara 0,513906 dan 11,74282. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata likuiditas yang paling rendah adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI pada tahun 2014 sebesar 0,513906 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata likuiditas tertinggi dimiliki oleh PT Mandom Indonesia TbkTCID pada tahun 2011 sebesar 11,74282. Profitabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara laba setelah pajak dengan total aktiva. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata profitabilitas perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 0,241231 dengan kisaran 137 antara 0,053386 dan 2,892966. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata profitabiltas perusahaan yang paling rendah adalah PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ pada tahun 2010 sebesar 0,053386 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata likuiditas tertinggi dimiliki oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia TbkSQBI pada tahun 2010 sebesar 2,892966. Ukuran perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara LogNatural dari total aset. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata ukuran perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 28,95355 dengan kisaran antara 24,18974 dan 32,08466. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata ukuran perusahaan yang paling rendah adalah PT Taisho Pharmaceutical Indonesia TbkSQBI pada tahun 2010 sebesar 24,18974 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata ukuran perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF pada tahun 2014 sebesar 32,08466. Struktur aktiva dapat diketahui dengan membandingkan antara total aktiva tetap dengan total aktiva. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata struktur aktiva perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 terlampir adalah sebesar 0,375804 dengan kisaran antara 0,137167 dan 2,540594. Sedangkan untuk rata-rata 138 tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata struktur aktiva perusahaan yang paling rendah adalah PT Delta Djakarta Tbk DLTA pada tahun 2013 sebesar 0,137167 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata struktur aktiva perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI pada tahun 2010 sebesar 2,540594.

4. Uji Analisis Model Regresi Data Panel