44 sehingga kebutuhan pendanaan perusahaan akan meningkat Yeniate dan
Nicken, 2010. Ketika sebagian besar keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, maka laba ditahan suatu
perusahaan yang menjadi salah satu sumber pendanaan akan semakin kecil, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan manajer lebih
cenderung untuk menggunakan hutang yang relatif besar. M. Syafiudin 2013, mengatakan bahwa semakin besar jumlah dividen yang dibagikan,
maka perusahaan juga akan meningkatkan penggunaan jumlah hutang. Ketika dividen tidak dibagikan atau semakin kecil, maka hutang yang akan
digunakan perusahaan juga semakin rendah. Oleh karena itu, manajer akan lebih berhati-hati dan lebih efisien dalam menggunakan hutang.
2. Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang
Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak
diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang
saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasikan lagi pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, karena hal ini dapat
meningkatkan insentif yang diterimanya, sedangkan disisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan dalam bentuk dividen
sehingga akan menambah kesejahteraan mereka Hutomo dan Perdana, 2008 dalam Christineet al 2012.
Free cash flowmerupakan dana lebih yang dimiliki perusahaan setelah perusahaan telah memenuhi semua kebutuhan dana untuk investasi
45 dan kegiatan operasionalnya. Perusahaan mempunyai free cash flow yang
tinggi bisa dikatakan bahwa perusahaan mempunyai dana internal berlebih yang belum digunakan untuk investasi dan aktivitasnya, sehingga
perusahaan akan semaksimal mungkin memanfaatkan dana internal tersebut untuk mencukupi kebutuhannya. Namun dengan adanya dana
yang berlebih, pemegang saham menghendaki untuk membagikannya dalam bentuk dividen. Perusahaan yang menetapkan kebijakan untuk
melakukan pembagian dividen, maka perusahaan akan memerlukan dana pengganti untuk melakukan investasinya, sehingga dimungkinkan
perusahaan akan memutuskan untuk menggunakan hutang Pancawati dan Rachmawati, 2012.
3. Pertumbuhan Aset dengan Kebijakan Hutang
Menurut Benkraiem dan Gurau 2013 dalam Riki Sanjaya 2014, pertumbuhan perusahaan menimbulkan permintaan untuk investasi
pendanaan, pada situasi tersebut pendaaan internal dan equity sering tidak cukup
untuk membuat
pertumbuhan perusahaan,
manajer mempertimbangkan alternatif pendanaan dari hutang.
Pertumbuhan perusahaan menunjukkan besarnya dana yang dialokasikan oleh perusahaan kedalam aktivanya. Oleh karena itu,
pertumbuhan aktiva akan menuntut perusahaan untuk menyediakan dana yang memadai. Dalam pecking order theory, dinyatakan bahwa
perusahaan akan cenderung mengutamakan penggunaan dana internal, tapi jika tidak mencukupi, dana eksternal yang menjadi alternatif pertama
adalah hutang Apit Susanti dan Sekar Mayangsari, 2014.
46 Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat mengidentifikasikan
bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi. Hal ini menyebabkan munculnya kebutuhan pendanaan yang besar. Untuk itu, perusahaan
menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut. Pertumbuhan perusahaan yang besar mempunyai pengaruh positif terhadap
hutang perusahaan, karena suatu perusahaan yang berada pada tahap pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan
ekspansi. Hal ini akan mendorong manajer untuk menggunakan hutang dalam membiayai kebutuhan dana tersebut Yeniatie dan Nicken, 2010.
4. Pertumbuhan Penjualan dengan Kebijakan Hutang