CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5152 54. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT lanjutan
Kegiatan Wali Amanat lanjutan Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank Mandiri selaku Wali Amanat telah mengelola 21 emisi
dengan nilai emisi Obligasi dan MTN sebesar Rp24.375.000, pada tanggal 31 Desember 2009 telah mengelola 23 emisi dengan nilai emisi Obligasi dan MTN sebesar Rp16.184.400 dan pada tanggal
31 Desember 2008 telah mengelola 25 emisi dengan nilai emisi Obligasi dan MTN sebesar Rp14.124.400. Dana yang dikelola dana pihak ketiga dan bank pada tanggal 31 Desember 2010
adalah sebesar Rp237.643 untuk 12 nasabah, pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp463.128 untuk 14 nasabah dan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp378.176 untuk
26 nasabah.
Baik Wali Amanat maupun Kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu pelayanan ISO 9001:2000.
55. KREDIT PENERUSAN CHANNELING LOANS
Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
2010 2009
2008
Pemerintah: Listrik, gas dan air
9.180.795 8.979.953
9.130.302 Transportasi dan komunikasi
2.696.112 3.029.800
4.107.413 Pertanian
1.060.603 244.417
1.173.697 Industri
413.462 436.542
461.571 Konstruksi
11.273 11.273
11.273 Lain -lain
76.644 82.812
86.988
13.438.889 12.784.797
14.971.244
Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah Indonesia dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga keuangan bilateral dan multilateral
untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN, BUMD dan Pemda, antara lain: Overseas Economic Cooperation Fund, France Protocol, International Bank for Reconst ruction and
Development, Asian Development Bank, Swiss Confederation 30.09.1985, Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, BNP Paribas, Nederland Urban Sector Loan De Nederlanse Inveseringsbank voor
Ontwikkelingslanden NV, Pemerintah Swiss, Banque Français Credit National, US Export Import Bank, Ryosin Int’l Ltd. Austria, Swiss Banks Consortium 16.12.1994, European Investment Bank,
West Merchant Bank Ltd. Sumisho, Fuyo, LTCB, Orix Sinco, Export Finance and Insurance Corporation EFIC, Australia, Japan Bank for International Cooperation, Calyon BNP Paribas, BNP
Paribas CAI, Belgia, Pemerintah Perancis, US AID, Barclays, IDA, RDI – KI. Lyonnais, U.B Denmark, Bank of China, Spanyol, CDC NES, NORDISKA dan Sumitomo Corporation.
Kredit penerusan tidak disajikan dalam neraca konsolidasian karena Bank Mandiri dan Anak Perusahaan tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di atas,
Bank Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada Pemerintah pem bayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan
dokumentasi kredit. Sebagai gantinya, Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan banking fee yang berkisar antara 0,05 - 0,50 dari rata-rata saldo baki debet kredit selama satu tahun.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5153 56. MANAJEMEN RISIKO
Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan
internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management ERM sebagai salah satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan
kebutuhan bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah value added bagi Bank dan stakeholders terutama dikaitkan dengan pelaksanaan organisasi berbasis Strategic
Business Units SBU dan penilaian kinerja berbasis risiko Risk Based Performance.
ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis dan operasi Bank, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank
sehari-hari. Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh risiko kredit, risiko pasar risiko operasional dengan menghubungkan pengelolaan modal
dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan pengelolaan risiko secara konsolidasi dengan perusahaan anak secara bertahap untuk memaksimalkan
efektivitas pengawasan dan nilai perusahaan berdasarkan PBI No. 86PBI2006 tanggal 30 Januari 2006.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia PBI No. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah
diubah dengan PBI No. 1125PBI2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini
tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri KMRBM agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut
diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko
yang ideal identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko pada semua level organisasi.
Pengawasan aktif dari Direksi dan Dewan Komisaris dan terhadap aktivitas manajemen risiko Bank diimplementasikan melalui pembentukan Risk and Capital Committee RCC, Komite Pemantau Risiko
dan Good Corporate Governance KPRGCG dan Komite Audit. RCC terdiri dari empat sub komite, yaitu Asset Liability Committee, Risk Management Committee, Capital Investment Committee dan
Operational Risk Committee. Komite-komite di bawah RCC bertanggung jawab membahas dan merekomendasikan kebijakan dan strategi risiko yang dihadapi Bank yaitu risiko pasar, risiko kredit,
risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan. Selain itu, RCC juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan assets liabilities, evaluasi rencana
penyertaan modal dan divestasi untuk Perusahaan Anak dan Strategic Business Unit SBU serta pengelolaan kebijakan dan prosedur risiko operasional yang bersifat strategis di Bank Mandiri.
KPRGCG dan Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
Direktorat Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi dan sekaligus menjadi anggota dengan hak suara voting member pada Risk and Capital Committee.
Selain itu Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berada di bawah Direktorat Manajemen Risiko Risk Management Directorate.
Dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat Manajemen Risiko ini dibagi menjadi 2 dua bagian besar, yaitu 1 Credit Approval sebagai bagian dari four - eye principle, 2 Independent Risk Management yang
dibagi menjadi dua grup, yaitu Credit Risk Portfolio Management Group yang berkaitan dengan risiko kredit dan portofolio serta integrasi manajemen risiko melalui ERM, dan Market Operational Risk
Group yang terkait dengan risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional.